Ngentot Saat Kuliah


Hai para Mupenger... Dibawah ini ada sedikit cerita dari masa kuliahan...
Patut dibaca ya... dan jangan lupa komentar dan inputnya ya...

Cerita ini berawal pada saat aku masih di kuliah di Universitas M, kota X.

Pada saat itu, aku masih jomblo karena memang sejak dari SMP aku ga pernah berani mengungkapkan rasa cinta atau sayang kepada cewek, entah kenapa ya??
Nah, pada saat di bangku kuliah lah kemampuanku untuk melihat cewek dan berani mengungkapkan perasaan kami mulai terasah.

Aku kenal dengan seorang cewek yang kuliah di fakultas Ekonomi Universitas M, sedangkan aku kuliah di fakultas teknik. Kami kenal secara ga sengaja. Perkenalan dimulai waktu Universitas kami mengadakan Kemah bersama. Wuiihhh, rame banget. Kami kenal saat acara bebas.

"Hai..." sapaku ke cewek itu, dan dia balas menjawab "Hai juga."
"Fakultas Ekonomi ya?" "Kenalkan Rendi." Aku mencoba untuk tetap PD walaupun sebenarnya sudah mulai ga kuat nahan badan yang panas dingin .

Tak diduga, dia menjawab "Namaku Sherly, kamu dari Fakultas Teknik kan?". Aku udah sering lihat kamu kok waktu lewat depan gedung Ekonomi."

"Bagus, berarti tahap perkenalan bisa dilanjut nich!!", aku berteriak dalam hati.

Selanjutnya, setelah perkenalan itu, kami semakin akrab. Namun, ada hal yang memang masih menjadi penghalangku untuk lebih dekat dan mencoba intim dengan Sherly. Ternyata dia sudah punya gebetan, kebetulan temen dia waktu SMA dulu yang kuliah di Fakultas yang sama. "Aduuuuhhhh!!!" Aku protes dalam hati, mengapa aku baru menemukan sesosok cewek yang okey pada saat dia sudah dimiliki orang lain. FYI, cewek itu berbadan proporsional, dengan tinggi badan sekitar 168 cm, dengan ukuran dada + 36B. Waaaaw... keren banget deh.

Sehingga kami hanya dapat berteman saja. Walaupun begitu, aku sering mencuri - curi melihat dadanya yang ranum dibalik bajunya saat kami bertemu, tanpa diketahui pacarnya tentunya.

Seringkali pula, aku melihat dia melihat sesuatu di balik celanaku, ga tahu tuh, dia lihat apaan, tapi saat aku tanya, dia selalu menjawab celana panjang lo bagus (hihihihihi, jujur ga sich???).

Hingga suatu ketika, saat kami pergi berdua untuk cari makan malam (maklum, kami berdua kebetulan anak kost, dan rumah kost kami lumayan dekat), dia bercerita tentang permintaan pacarnya untuk segera menikah. DHUEEERRRR!!!! Kepalaku terasa berat dan mataku terasa pedih. Pada saat itu pulalah, aku kemudian memberanikan mengungkapkan perasaanku dan mengatakan menyayanginya. Sebenarnya aku menyangka kalau Sherly akan marah dengan keterusteranganku. Tapi, ternyata... dia malah terharu dan juga berkata, "Gue sebenarnya juga sayang sama elo, tapi pacar gue ga mungkin mutus gue."

Waduh, aku jadi kebingungan, dan sementara terdiam, tapi kemudian Sherly tersenyum dan bilang, "Kita jadi temen mesra aja, dan akses bisa bebas, karena pacar gue juga udah bebas akses badan gue." Nahhh loooo, hati ku berteriak gembira namun juga agak BT juga. Ternyata tubuhnya sudah ada yang nimbrung.

Tapi sudah lah, aku sanggupi saja permintaan dia, dan mulai saat itu, aku pun bebas mengakses tubuhnya. Pada malam itu pula, kami langsung praktek hehehhe...

Setelah makan malam, kami pun langsung pulang dan aku mampir ke kostnya. Karena kost Sherly sangat bebas akses dan waktu berkunjung ga pernah dibatasi. Kami pun memiliki waktu yang sangat luas. Kami pun langsung masuk ke kamar Sherly, cepat - cepat dia membersihkan diri di kamar mandi, ternyata ada kamar mandi dalamnya.

Setelah dia mandi, aku pun bergantian mandi. Aku bertanya dalam hati, kok ga mandi bareng aja ya? Ahh, paling itu kebiasaan dia aja kali ya?

Setelah kami berdua telah bersih, ternyata dia ga memakai kembali pakainnya. Tapi memakai piyama handuk warna kuning cerah, aduh kaya jeruk aja pikirku . Selanjutnya, aku langsung mendekat ke Sherly dan mulai menciumi wajahnya dan berhenti lama untuk menikmati manisnya bibir Sherly. Wooowww... udah lama aku ingin merasakan bibir ini, ternyata aku bisa!!!

Kami semakin panas, dan secara perlahan aku merasakan tekanan di bagian bawahku, ternyata tangan Sherly udah meraba - raba bagian luar selangkangan ku. Oooohhh... ahhhhh... kami semakin terangsang dan saling meraba, aku mulai meraba dada kanannya di depan piyamanya, aku goyangkan sedikit dan usap usap. Uuuuhhhh, enak... Sherly mulai berkicau... ga berhenti. Supaya ga terlalu mencurigakan, Sherly berhenti sebentar dan menyetel musik Pop Barat, sepertinya lagu kompilasi. Ternyata lagu yang distel justru lebih merangsang libido kami. Tanpa banyak bicara, aku mulai melucuti piyama Sherly, tanpa banyak komentar pun, Sherly membuka kaos dan celana panjangku lalu menyerbu dadaku dan menghisap putingku.. Ahhhh sensasi yang luar biasa, karena memang aku belum pernah merasakan hal ini. Ternyata Sherly sangat berpengalaman, aku pun berpikir apakah dia sudah sering beginian dengan pacarnya? Pikiran macam ini lah yang kemudian memacuku untuk dapat memuaskan nafsunya.

Segera aku pegang dadanya, dan aku usap usap putingnya yang berwarna merah muda. Terus aku usap dan kemudian aku hisap.. slurp slurp slurp dan aku gigit sedikit untuk memberi sensasi kepada Sherly. Uaaaahhhh, dia mengerang, "Terus sayang.. isep terus... enak.. ahhhh." Saat itu juga aku mulai meraba pangkal pahanya, Sherly masih memakai celana dalam warna merah muda. Dengan penuh keyakinan aku mulai mengelus gundukan yang muncul dibagian bawah celana dalamnya. Dia semakin mengerang... dan aku terus meraba, hingga aku rasakan gundukan itu terasa sedikit basah.. Aku bingung juga sich... (maklum... ).

Sherly pun, tak mau kalah dengan aksi ku, dia mulai menyelipkan tangannya ke balik celana dalamku, dan langsung memegang Mr. P ku dan mulai meremas dan menarik maju mundur. Aku sangat terangsang.. terasa sesuatu yang bergetar di tubuhku, dan aku semakin berani membuka celana dalam Sherly dan mengusap Mrs. V nya, lama - lama, kami semakin asyik, tanpa sadar aku mulai memasukkan tanganku ke Mrs. V Sherly, penuh dengan kenikmatan yang aku ga tahu seperti apa, Sherly berkata, "Kamu tiduran Ren, aku mau servis kamu..."

Aku pun langsung tiduran, dan terasa Mr. P ku menjadi hangat dan basah... saat aku lihat.. Wooooowwww... Sherly menjilat dan mengulum P ku dengan penuh semangat.. Ohhhh ahhhh uhhh.. aku mulai meracau ga menentu.. lagu yang diputar sejak tadi semakin menambah romantisme suasana. Setelah Sherly puas menjilat dan mengkulum P ku, aku pun mencium bibirnya lagi, dan menjilat puting susunya.. terus aku lanjutin menjilat seluruh tubuhnya sama seperti yang Sherly instruksikan.

Saat mendekati Mrs. V nya, aku berhenti sebentar, karena ragu, namun Sherly berkata, "Lanjutin aja Ren, lo bakal keenakan ntar". Aku pun menjilat Mrs. V nya dan sedikit maju mundur, karena secara naluri seperti itu. Sherly meracau ahhhhh.....oooojjjjjhhhhh... terus Ren.... jangan berhenti.... enyakkkk....

Aku pun terus menjilati V nya, dan tiba tiba aku berpikir, gimana kalo P ku bertemu langsung dengan V nya. Aku pun segera meminta hal ini ke Sherly, dia sedikit melihatku lalu, tersenyum dan mengangguk. Wahhhh.. terasa sesuatu yang luar biasa terjadi, aku semakin terangsang. Sherly membantu memegang P ku dan mengarahkan menuju V nya. Posisi yang kami pakai adalah Sherly di bawah dan aku di atas. Saat P ku mulai masuk lubang V nya, aku merasakan sedikit linu dan geli. Tapi semakin kedalam, semakin hangat dan enak.. Ahhh ohhh... uhhh... terus sayang.. terus... jangan berhenti.... ahhhh... Aku pun semakin tergoda untuk terus menyodok. Bunyi srox.. sroxxx...sroxx... mulai terdengar dan kami berciuman dan saling meraba, aku semakin terangsang dan memegang kedua susu Sherly yang besar itu, dan mengusap pentilnya. Sherly pun mencengkeram punggungku dan menarik pinggulku untuk semakin masuk ke tubuhnya.

Setelah beberapa saat, kami berganti posisi, Sherly berada diatasku dan aku memangku dia diatas ranjangnya. Sherly semakin mudah mengatur posisinya. Srok..srok..srokk..srokk... Sherly meracau... ouch..ah...uh...ach.... Enak... Ren...
Aku menjilat susunya dan mengulum pentilnya... dan terkadang mencium bibirnya.

Setelah sekitar 20 menit, aku mulai merasakan sesuatu yang bergetar di dalam tubuhku, dan siap untuk meledak... aku pun merasakan Sherly beberapa kali merinding.... Hingga akhirnya Sherly berteriak kecil dan tubuhnya menjadi tegang dan saat itu pulalah aku juga menegang dan sesuatu muncrat dari P ku di dalam V nya... Beberapa detik kemudian kami berciuman dan aku mencium pentilnya.

Setelah itu, aku berkata kalau ada sesuatu yang muncrat tadi, dan Sherly tertawa lepas.. "Hahahahahha... itu nama sperma Ren", kamu ga pernah ML ya?"

"Ya ngga lah.." Aku membalasnya sambil kembali berpakaian, setelah membersihkan diri kami. "Kalau itu sperma, berarti kamu bisa hamil dong Sher? Terus gimana dong?" Aku menjadi takut. Sherly dengan gampang menjawab... "Tenang aja Ren, aku sering kok ML ama pacarku dan sering keluar di dalam. Tapi aku cegah dengan pil KB biar ga hamil, dan sampai sekarang masih efektif kok hehehehe." Dia terkekeh... aku pun senyum aja, dan mencium bibirnya sebelum pulang.

Sejak saat itu, kami selalu meluangkan waktu untuk ML, bisa di kamar kost-ku atau di kamar kostnya. Pokoknya di tempat yang kami lihat memungkinkan, tentunya tanpa meninggalkan kesan yang mencurigakan dengan pacar Sherly.

Demikian cerita ku... Semoga menjadi cerita yang bikin kita semakin okey...

Ngeseks dengan Teman Pacarku

  •  
     
    "ML Dengan Pacar Temanku"

    Sejak berpacaran dengan Lina, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas terkemuka di Bandung, yang berbeda dua angkatan dengannya, Andi mulai bergaul dengan teman-teman Lina. Aktifitas Lina membawanya sering berkumpul dengan anak-anak Hukum yang seperti teman-teman baru bagi Andi. Kenyataan ia satu-satunya anak Ekonomi saat berkumpul dengan teman-teman Lina membuatnya mudah dikenali. Dari sering berkumpul ini pula ia mulai kenal satu persatu anak Hukum. Sikapnya yang mudah bergaul membuat ia juga diterima dengan tangan terbuka oleh komunitas anak-anak Hukum.

    Sebagai anak Ekonomi dan punya pengalaman organisasi lebih banyak dibanding teman-teman Lina, membuatnya sering memberikan wawasan baru bagi anak-anak Hukum angkatan Lina.

    Di sini juga ia menjadi kenal Lira, yang sama seperti teman Lina yang lain, sekedar kenal dengannya. Lira sering ikut datang karena statusnya sebagai pacar Boy, salah satu pentolan angkatan Lina. Tidak ada perhatian khusus Andi kepada Lira, kecuali tentu saja, sebagai laki-laki normal, dadanya yang super. Meski bersikap biasa kepada Lira dan cenderung bersikap sama terhadap teman Lina yang lain, kelebihan pada tubuh Lira kerap membuatnya tak kuasa melirik lebih dalam, terutama saat Lira memakai baju yang memamerkan lekuk tubuhnya secara sempurna, apalagi kulit Lira putih bersih dan mulus.

    Perkenalan lebih terjadi saat Lina meminta Andi mengantarnya ke kost Lira karena perlu meminjam bahan kuliah. Saat itu pun Andi masih belum sadar Lira itu siapa, dan baru paham setelah disebutkan pacar Boy. Meminjam buku menjadi waktu bertamu yang lebih lama setelah Andi dan Lira ternyata punya selera musik yang sama. Obrolan itu masih dalam batas koridor pertemanan, hanya bedanya setelah itu, Andi jadi lebih ingat siapa Lira, paling tidak namanya. Lira sendiri sebetulnya bukan teman akrab Lina. Bisa dikatakan beda gank, tapi hubungan mereka baik.

    Aktifitas mengantar Lina ke kampus pun kini menjadi lebih menyenangkan bagi Andi karena ia sering bertemu Lira. Namun, sekali lagi ini sebatas karena mereka punya selera musik yang sama. Paling tidak, saat menunggu Lina berurusan dengan orang lain, terutama di lingkungan organisasi mahasiswa kampus, Andi punya teman ngobrol baru yang nyambung diajak ngobrol. Lina pun merasa beruntung Andi mengenal Lira karena ia jadi lebih santai mengerjakan sesuatu di kampus terutama jika ia minta Andi menunggunya.

    Sampai tiba masa-masa sibuk di organisasi mahasiwa Hukum yaitu pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. Rapat-rapat sering digelar untuk merumuskan strategi kampanye. Kasihan kepada Andi, pada suatu hari Lina tidak minta ditunggu lagi oleh pacarnya itu, tapi ia minta dijemput lagi pukul empat sore, dua jam setelah rapat dimulai. Andi pun memutuskan untuk menunggu di kost-an salah satu teman yang kost di dekat kampus. Sayang, saat tiba di kost-kostan tersebut temannya sedang keluar. Tak habis akal ia menuju kost-an temannya yang lain. Namun, jalan ke kost-an temannya itu melewati kost-an Lira. Dari jalan, yang hanya berjarak sekitar 15 meter dari deretan kamar kost tersebut. Ia melihat Lira keluar dari kamarnya hendak menjemur handuk. Andi melambatkan motornya dan berharap Lira melihat. Dan, harapannya terkabul. Ia akhirnya memutuskan main di kost Lira sembari menunggu Lina selesai rapat.

    “Lina lagi rapat ya?”
    Lira membuka pembicaraan sambil sibuk menata rambutnya yang basah. Ia mempersilakan Andi duduk di atas karpet karena di kamarnya memang tidak ada kursi. Semua perabot terletak di bawah termasuk sebidang meja kecil tempat Lira belajar.

    “Iya. Loe kok ngga ikut Lir?”
    “Males. Gue tau pasti lama. Lagian sekarang kan yang rapat pentolan aja.”
    “Boy di sana juga?”
    “Iyalah, dia kan proyeknya. Masa’ dia ngga dateng. Ini juga gue lagi nungguin dia. Janjian ntar gue jemput jam enam, mau nonton.”

    Andi baru sadar kalau ini adalah malam Minggu dan ia belum punya rencana. Dari tadi pandangannya tidak lepas dari rambut ikal sebahu Lira yang basah habis mandi. Ia hanya bisa menelan ludah melihat Lira yang seksi sekali dalam kondisi seperti itu. Aroma yang cukup familiar baginya merebak dari rambut Lira yang masih basah.

    “Shampo loe shampo bayi ya, Deedee kan, rasa strawbery?”
    “Hahaha, kecium ya, kok tau sih?
    “Yah, elo Lir, gue kan juga pake Deedee. Cemen yah?”
    “Buset, orang kayak loe shamponya Deedee? Lina yang mau apa emang elo yang suka?”
    “Gue udah pake shampo itu sejak SMA,”
    “Hihihi…, geli gue, lucu aja, liat loe shamponya Deedee,” ledek Lira sambil tertawa geli.

    Keduanya terdiam sesaat. Sampai tawa Lira berderai lagi.
    “Kok sama lagi sih. Kita emang udah jodoh ketemu kali nih. Jodoh jadi temen gitu maksud gue.”

    Lira berusaha meluruskan kalimatnya karena sadar perkataannya bisa diartikan berbeda. Keduanya memang saling nyambung awalnya karena punya selera musik yang sama.

    “Mungkin kali ya…., loe bocor sih,” sahut Andi terkekeh.
    Obrolan pun terus berlanjut mengalir seperti sungai. Lira yang cerewet selalu punya bahan pembicaraan menarik demikian pula dengan Andi. Uniknya obrolan tersebut selalu nyambung. Di tengah ngobrol Andi sekali-sekali melirik dua tonjolan di dada Lira yang luar biasa ranum. Soal cewe, selera Andi memang yang memiliki dada besar. Ia sudah bersyukur punya Lina yang berdada lumayan berisi, namun melihat Lira, rasanya rugi kalau diabaikan, membuat darahnya berdesir kencang.

    Saat melihat dari jalan tadi, Andi menemukan Lira hanya memakai kimono mandi dan sedang menjemur handuk. Ia sempat diminta menunggu cukup lama oleh Lira karena harus berpakaian dulu. Harapannya, Lira keluar dengan pakaian lebih tertutup, tapi yang didapati adalah Lira hanya memakai tank top putih yang memamerkan ceplakan branya dengan jelas hingga renda-renda di dalamnya berikut celana pendek yang membuat 3/4 pahanya terbuka.

    “Eh, Lir, gue mo nanya nih….”
    “Apaan?”
    “Tapi jawab jujur ya….”
    “Apaan dulu??
    “Ya ini gue mo nanya?.”
    “Oke, jujur….”
    “Anak-anak Hukum sebetulnya risih ngga sih gue sering ngumpul bareng mereka.”
    “Angkatan gue??
    “Iya.”
    “Jujur kan?…Ngga, yakin gue. Eh, tapi maksudnya ngumpul karena loe nemenin Lina kan?”
    “Iya.”
    “Ya ngga sama sekali. Yang suka sama loe banyak kok.”
    “Bener loe? Kalo cowo-cowonya gimana?”
    “Ngga juga. Kenapa sih? Ya kalo ada paling yang dulu naksir Lina tapi keserobot elo?hahahaha….”
    “Sialan loe?, serius nih gue.”
    “Gue juga serius. Bener kok, percaya deh sama gue.”
    “Mereka, terutama yang cewe, malah yang gue tau pada keki sama Lina.”
    “Keki kenapa? emang salah gue apa?”
    “Maksudnya keki soalnya Lina dapet cowo kayak elo.”
    “Emang gue kenapa?”
    “Ya?loe kan sabar banget tuh mau nungguin Lina, terus gabung sama kita-kita, maen bareng?”
    “Gitu ya…?”
    “Iya pak Andi. Nih ya, gue kasih bandingan: cowo gue yang dulu, itu sama sekali ngga mau gabung. Sebates nganterin gue aja. Sombong banget, kayak ngeliat apaan gitu kalo kita ngumpul. Ngga tau, pembawaan anak teknik kali ya, berasa pintar sedunia.”

    Lira nyerocos tapi dari sorot matanya terlihat ia sangat serius.
    “Dulu gue tuh sering nahan hati soalnya cowo gue itu diomongin terus sama temen-temen gue. Sombong lah, belagu lah. Ya mereka sih ngomongnya baik-baik, minta gue ajak dia bergabung. Tapi cowo gue ngga mau gimana. Jadi serba salah kan?”
    “Anak teknik? Dani maksud loe?”
    “Betul pak! Dani. Mungkin juga karena ketuaan kali ya? Tapi ngga tau ah! Nah, ketika loe masuk dan mau mencoba berbaur. Temen-temen gue, ngga cewe ngga cowo, jelas seneng. Apalagi loe bisa nyambung. Yang cowo respek sama loe, yang cewe,….hihihi, demen.”

    Lira sengaja hanya sampai kata itu. Sebetulnya ia ingin bilang ke Andi bahwa anak-anak, cewe-cewe tentunya, banyak yang naksir Andi.
    “Demen apaan?” Andi berusaha memaksa Lira memperjelas omongannya sambil tergelak.
    “Ya demen…ih, loe GR ya?” kata Lira sambil menunjuk Andi.
    “GR apaan? kan gue cuman minta diperjelas,”
    “Nih ya, ada satu temen gue yang bilang berharap banget loe putus sama Lina. Katanya, gue mau deh, biar bekas temen juga…tuh…”
    “Yang bener loe? Siapa?”
    “Ngga usah gue kasih tau. Kalo perasaan loe peka, loe pasti tau deh! Eh, bener tuh, dalem hati loe pasti seneng juga kan disenengin cewe-cewe….hahaha.”
    “Sialan loe!” balas Andi sambil terkekeh.

    Tanpa sadar, Andi mendorong paha kiri Lina. Sejak perkenalan pertama mereka saat ngumpul bersama teman-teman yang lain sepuluhan bulan yang lalu. Baru kali ini mereka benar-benar saling bersentuhan secara fisik. Meski sebuah sentuhan tanpa maksud apa-apa, tak kurang Lira tertegun sejenak. Syaraf sensorik di pahanya seperti mengalirkan sesuatu yang menbuatnya berdesir. Hampir tidak ada yang tahu, bagian yang didorong dan disentuh Andi justru bagian paling sensitif pada Lira, bagian yang mampu mengalirkan perasaan erotik dalam diri cewe berumur 20 tahun itu.

    Lira berusaha tidak memandang mata Andi, tapi ia tak kuasa menahannya. Rangkaian kejadian yang hanya berlangsung sekitar satu detik itu seperti membuat tubuhnya mengalirkan darah demikian cepat.
    “Eh, Lir, sorry ya kalo terlalu keras. Ngga sakit kan?”

    Kali ini Lira malah berharap Andi kembali menyentuhnya. Desiran akibat sentuhan tak sengaja tadi benar-benar membuatnya merasakan sensasi yang selama ini belum pernah ia rasakan. Tapi, ia berusaha mengendalikan diri. Pahanya yang merinding tersentuh tangan Andi berusaha ia tutupi.

    “Ngga kok Ndi, ngga papa, cuma kaget.”
    “Aduh, gue jadi ngga enak. Bukan maksud gue mau lancang ke loe kok, Lir reflek aja.”
    “Iya gue tau,” Lira berusaha menahan agar mulutnya tidak mengatakan bahwa bagian yang Andi sentuh adalah daerah paling sensitif dari tubuhnya.

    Andi benar-benar jadi tidak enak dan salah tingkah. Lira bukan tidak menyadari hal tersebut. Ia kini paham, Andi memang bukan tipe cowo yang suka merayu perempuan, bukan cowo yang suka pegang-pegang perempuan sembarangan. Memang tidak salah teman-teman di kampusnya banyak yang suka pada Andi. Sikapnya gentleman banget, sama sekali tidak terlihat dibuat-buat. Dan, kenyataannya Andi memang benar-benar menyesal telah berlaku kasar, menurut ukurannya, kepada seorang perempuan. Ia adalah laki-laki yang paling tidak bisa berbuat kasar pada perempuan.

    “Gue juga termasuk yang dongkol sama Lina, kenapa gue justru nyambung sama cowo-nya…hahaha,” Lira berusaha mencairkan suasana dengan melontarkan joke yang sejujurnya ngga lucu.

    Andi pun tertawa meski masih agak dipaksa. Ia benar-benar merasa bersalah karena tanpa terkontrol menyentuh paha Lira terlalu dalam. Maksudnya hanya pengakuan ‘kekalahan’ karena didesak soal banyak perempuan yang menyenanginya. Sejujurnya ia juga suka Lira karena ia anggap perempuan yang suka bicara tanpa basa basi, apalagi dengan orang yang ia rasa bisa membuatnya nyaman. Sikapnya itu membuat Andi merasa lebih dekat dengannya, meski dengan dasar suka sebagai teman.

    Dari sisi laki-laki, Andi juga terkesiap dengan sentuhannya itu. Ia jadi menyadari Lira memiliki tubuh yang kencang dengan kulit yang halus. Benar-benar membuat kelaki-lakiannya bangkit. Ingin rasanya berbuat lebih dari itu. Tapi ia tidak tahu harus bagaimana. Ia juga sadar, situasi seperti ini sudah cukup sebagai tanda bahaya bagi dua insan berlainan jenis yang berada dalam satu ruangan. Hanya ia juga tak kuasa dan tak mengerti bagaimana menghentikannya. Langsung pergi, jelas akan membuat Lira marah, ia bisa menangkap bahwa Lira tidak menginginkan itu.

    Masih diliputi perasaan tak menentu dan membuatnya tertegun seperti patung, Andi terkejut ketika Lira sudah menjulurkan tangan dan meraih tangannya. Tapak tangannya digenggam kedua tangan Lira dan diarahkan ke bibirnya. Dalam keadaan terbuka, Lira menciumi perlahan-lahan permukaan telapak tangan kanannya. Andi benar-benar tegang bercampur kaget. Ia tahu itu sudah lebih dari sekedar pertanda Lira menginginkan sesuatu, lebih dari sekedar sentuhan tanpa sengaja. Lira pun bukan tanpa maksud seperti itu. Ia sadar antara dirinya dan Andi baru benar-benar kenal beberapa bulan belakangan. Tapi, akal sehatnya tak kuasa menahan keinginannya untuk disentuh lebih dalam oleh Andi.

    Andi benar-benar bimbang. Ia tahu, Lira sudah membuka gerbang dan kini dialah yang harus memainkan bola. Semua ada di tangannya. Di antara bimbang untuk meneruskan, yang artinya ia dan Lira sudah melanggar komitmen pada pasangan masing-masing, atau menghentikan, yang artinya ia bisa kehilangan kesempatan merasakan sesuatu yang selama ini sering membuat badannya bergetar dan hanya ia lampiaskan pada Lina, tangannya seperti bergerak sendiri membelai pipi kiri Lira. Jantung Andi berdegup kencang, bukan lagi takut Lira akan menolak, tapi sadar ia telah membuat sebuah pilihan penuh resiko tapi pasti sangat menyenangkan.

    Lira tersenyum. Merasakan belaian lembut jemari Andi di pipinya. Andi pun bergerak menyisir leher dan tengkuk Lira. Sampai di punggung, tangan kirinya ikut merangkul Lira dan seketika keduanya sudah berpelukan. Lira membenamkan seluruh tubuhnya ke Andi. Pelukannya bahkan lebih kuat dari Andi dan pantatnya ia geser mendekat. Keduanya masih duduk di lantai beralaskan sebuah karpet tebal berwarna merah. Andi mengangkat wajah Lira perlahan. Ia bisa melihat Lira tersenyum bahagia merasakan kehangatan tersebut. Andi sadar, ia melakukannya bukan untuk mengejar perasaan Lira, tapi lebih pada nafsu. Nalurinya sebagai laki-laki berkata bahwa ini adalah kesempatan merasakan nikmatnya tubuh seksi Lira yang selama ini sudah ia kagumi. Dalam hati ia terus membatin untuk tidak tanggung-tanggung dan ragu. Ia bertekad menunjukkan pada Lira bahwa ia memang laki-laki sejati. Sambil mulai menjilati daun telinga Lira, Andi berusaha membisikkan kata-kata rayuan ke telinga Lira.
    Glek! Mulutnya justru seperti terkunci. Semuanya sangat sulit untuk dikatakan. Balasan Lira hanya sebuah erangan manja berikut usapan halus disekujur punggung Andi. Tanpa ragu ia mendekatkan bibirnya yang merekah menyentuh bibir Andi. Halus, lembut dan perlahan penuh perasaan, keduanya saling mengulum bibir lawannya. Berpagutan dan saling bertukar lidah membuat suasana semakin hangat.

    “Ndi…,” Lira berusaha mengontrol dirinya. Ia ingin terus merasakan belaian laki-laki yang dikaguminya itu.

    Andi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia paham ini adalah titik kebimbangan Lira. Memaksa Lira menyelesaikan apa yang ingin dikatakannya sama saja berpeluang menghentikan semuanya. Ia terus mencium Lira penuh kehangatan. Tangannya mulai menggerayangi sisi kiri tubuh Lira dan berbalik ke atas menuju sebuah bongkah daging keinginan setiap laki-laki. Ia mulai dengan meraba permukaannya halus dan meremasnya pelan. Persis seperti yang ia lakukan pada Wita, sahabatnya, beberapa tahun silam. Perbuatan berdasarkan naluri yang membuat ia dan Wita hampir mengakhiri persahabatan erat yang mereka bangun sejak masuk kuliah, runtuh hanya bersisa nafsu.
    Andi seperti merasakan kembali sensasi itu. Sensasi bercumbu dengan perempuan yang rela menyerahkan tubuhnya secara total pada dirinya. Sesuatu yang justru tidak ia rasakan saat melakukannya pertama kali dengan Lina. Status berpacaran membuat mereka mudah melakukan apapun seperti ciuman, pelukan, bahkan rabaan. Andai dulu ia mengabaikan pertanyaan Wita apakah mereka benar melakukan hal tersebut, ia dan Wita saat ini pasti sudah tak ubahnya dua insan yang saling mengejar nafsu. Tidak ada lagi keindahan persahabatan dan keagungan sebuah kedekatan yang tidak dilandasi nafsu, murni sebuah kasih sayang dua manusia yang saling membutuhkan.

    Tapi dulu tindakannya tepat. Karena, ia dan Wita lebih membutuhkan hubungan tanpa berlandaskan nafsu birahi. Walaupun akhirnya ia dan Wita menghentikan semuanya sebelum keduanya bersatu dalam sebuah persetubuhan, perlu waktu berbulan-bulan untuk membangun kembali landasan yang telah mereka hancurkan sendiri.

    Kini, terhadap Lira, semuanya berbeda. Tidak ada halangan untuk melakukannya saat ini. Benar atau salah, itu soal nanti, karena saat ini nafsulah yang melandasi hubungan dirinya dengan Lira. Lira bukan teman dekatnya. Sejak awal ia tertarik pada Lira karena tubuh Lira yang menggoda iman. Kalau kemudian ia menjadi dekat dengan Lira karena sesuatu hal, itu tak ubahnya alat untuk masuk ke dalam perasaan Lira.

    Remasannya ke dada Lira semakin kuat. Tanpa ragu, ia menyisipkan jarinya dari sisi atas untuk merasakan langsung lembutnya bongkahan indah itu. Lira mengerang dan berusaha mendekap Andi lebih kuat. Tangan Andi meremasnya makin kuat dan semakin ia merasakan betapa kencangnya dada Lira. Kencang, halus dan terawat. Ia pun kagum kepada Lira yang menyadari bahwa bagian tubuhnya yang sedang remas Andi adalah daya tarik utama dirinya, terbukti dari hasil perawatan yang dilakukannya itu. Sembari tangan kanannya meremas dada Lira, dan lidahnya menjilati leher Lira. Tangan kirinya membuka pengait bra di belakang. Sekali terbuka, kedua tangannya menyusup dari bawah dan mengangkat pakaian Lira melewati leher. Dan sekejab ia langsung bisa melihat bukit besar menantang itu langsung di depan matanya. Sejenak ia kembali mengagumi keindahan yang terpampang di depan matanya itu. Dua bongkah daging yang sejak setahun lalu membuat dirinya kerap tak bisa tidur. Tak berlama-lama puting susu Lira sudah menjadi sasaran mulutnya. Kuluman bibir, gigitan kecil plus sapuan lidah membuat Lira terlonjak tak bisa menahan diri. Badannya menegang setiap Andi menghisap putingnya. Ingin rasanya Andi mengecup kuat area di kulit yang menutupi tonjolan dada Lira, tapi ia sadar hal tersebut akan mempersulit posisi Lira. Apalagi Lira memohon dengan suara lirih.
    “Jangan ada…bekasnya…Ndi….”

    Dua bukit besar itu seperti mainan baru bagi Andi. Ia juga sering merasakannya dari Lina, tapi yang disodorkan Lira dua kali lebih nikmat. Lina juga keras dan kencang, tapi tidak sebesar Lira. Besar tapi masih proporsional. Ia bisa merasakan puting Lira menyentuh telinganya saat ia berusaha membenamkan kepalanya ke sela-sela di antara dua bukit tersebut.

    Erangan pelan mulai terdengar keras keluar dari mulut Lira. Nafas Lira mulai memburu dan matanya terpejam. Mulutnya sedikit terbuka dan setiap isapan Andi di putingnya mengeras, kepalanya terlonjak ke belakang. Tangannya hanya bisa menekan kuat punggung Andi. Kendali dirinya benar-benar sudah hilang tertutup kenikmatan isapan dan sapuan lidah Andi di kedua payudaranya. Bahkan angin dingin khas kota Bandung yang kencang dari luar sudah tak terasa lagi di kulitnya. Tak hanya Lira yang terlena, Andi pun semakin bernafsu menggarap buah dada Lira yang menggairahkan itu. Sensasinya seperti mendapatkan sebuah mainan baru. Ia menjelahi setiap titik buah dada Lira tanpa terlewatkan. Ia ingin tahu reaksi apa yang diberikan Lira setiap ia menjelajah setiap permukaan buah dada itu.

    Keduanya sedikit tersentak ketika pintu kamar Lira tertutup sendiri tertiup angin kencang dari luar. Andi terdiam dan memandangi Lira sesaat.
    “Geblek, lupa ditutup….”
    Andi langsung bangkit dan memeriksa keadaan di luar dari jendela, apakah ada mata-mata tersembunyi yang menyaksikan perbuatan mereka.
    “Kunci Ndi…, sekalian korden…”
    Sebut Lira dengan suara parau dan lemah.

    Lira langsung menggamit lengan Andi dan memeluk laki-laki itu dan menempelkan keningnya ke dada bidang penuh bulu itu. Menunduk, ia bisa melihat puting buah dadanya menempel di atas perut Andi.

    “Ndi…, tolong…,”
    Ia melepaskan tangan Andi yang mengusap-usap halus punggungnya. Tangan kanannya membimbing tangan Andi ke arah selangkangannya. Ia merasakan sendiri sedikit demi sedikit kewanitaannya mulai basah mengalirkan cairan hangat. Ia tahu persis telah dihinggapi nafsu.

    Sejenak Lira was-was. Ia takut Andi melakukannya tindakan bodoh seperti laki-laki lain yang tidak peduli fase-fase seksualitas wanita. Ia ingin dilayani juga sebagai makhluk yang juga memiliki nafsu. Selama ini, yang ia alami hanya melayani keinginan laki-laki tanpa ada balasan dari laki-laki itu.

    Tapi kekhawatirannya segera lenyap saat Andi menyambut bimbingan tangannya dan mulai aktif menggerayangi daerah kewanitaannya. Dimulai dengan usapan lembut di atas daerah vaginanya yang masih tertutup dua lapisan, celana dan celana dalam. Dilanjutkan gosokan sedikit keras yang menekan alat genitalnya. Sekali lagi, saat Andi menyentuh paha bagian dalamnya, darahnya berdesir kencang, nafsunya semakin melonjak.

    Aliran darah seketika seperti mengalir deras di tengah-tengah selangkangannya. Andi pun tak mau berlama-lama menunggu. Sekali tarik, ia meloloskan celana pendek dan celana dalam yang membuat Lira makin tak berdaya telanjang bulat. Tangan Andi mulai mengusap-usap klitoris dan bagian luar vaginanya. Rasanya seperti melayang setiap sapuan jemari Andi mengenai alat kelaminnya itu. Dipadu permainan lidah di putingnya, Lira semakin lemah tak berdaya. Lututnya terasa lemas yang membuat Andi semakin mudah menjelajahi daerak kemaluannya karena menjadi terbuka.
    Tak tahan melakukannya sambil berdiri, Lira memundurkan tubuhnya dan menjatuhkan badannya ke ranjang. Lututnya ditekuk dan kedua pahanya ia buka lebar-lebar. Andi melepas sendiri kaus yang dikenakannya dan tak menyia-nyiakan pemandangan indah bibir-bibir vagina berwarna coklat muda yang terpampang di depannya. Bulu-bulu kemaluan Lira sangat terawat karena terlihat dari cukuran yang rapi. Bulu-bulu itu hanya tersisa di atas klitoris dan panjangnya tidak ada yang melebihi satu milimeter.

    Sambil memeluk pinggang Lira dengan tangan kiri, ia mulai memainkan jari kanannya di seluruh permukaan kewanitaan Lira. Pengalaman dengan Lina mengajarkannya untuk tidak langsung memasukkan jari ke dalam vagina. Ia lebih mementingkan usapan di klitoris. Dengan ibu jari dan jari tengah, ia membuka kulit penutup klitoris. Jari telunjuknya mulai meraba-raba permukaan klitoris yang menyembul berwarna merah muda. Lonjakan pantat Lira terasa kuat setiap ia mengusap klitoris itu dibarengi erangan keras dari mulut Lira. Lira meremas-remas sendiri buah dadanya. Ia menahan kenikmatan luar biasa yang dirasakannya.

    Puas jemarinya memainkan klitoris Lira, lidahnya mulai bergabung. Setiap jilatan sanggup membuat Lira menjerit. Kedua pahanya berusaha menjepit kepala Andi yang membuat Andi semakin ganas memainkan lidahnya. Sesekali permainan itu ia gabung dengan isapan keras klitoris Lira. Tak usah ditanya reaksi Lira karena perempuan muda itu semakin berisik mengeluarkan erangan dari mulutnya.
    Rasanya memang gila permainan mereka, karena jika erangan Lira terdengar sampai keluar, entah apa yang akan terjadi.

    Andi sudah mengarahkan lidahnya turun menuju vagina Lira ketika Lira menahan tubuh Andi dan bangkit meraih kancing celana Andi dan melepasnya. Bersama celana dalam, satu sorongan ke bawah langsung menjulurkan batang kemaluan Andi yang sudah mengacung sejak tadi. Lira tahu, apa yang mereka lakukan adalah perbuatan bersama dan kini gilirannya membelai, mencium, menjilat, dan meremas milik Andi. Tak canggung ia menggenggam penis Andi yang mengacung keras. Kedua tangannya mengenggam bersama, terasa besar dan penuh penis itu memenuhinya.

    Satu kocokan, kini giliran Andi yang terpaksa memejamkan mata merasakan nikmatnya genggaman tangan halus nan hangat itu. Dari bawah, Lira melirik ke atas dan tersenyum kepada Andi yang berlutut di kasur. Ia paham arti senyum balasan Andi. Tanpa berlama-lama lagi, ia lumat batang tersebut di dalam mulutnya. Sedikit gigitan, ia jilat seluruh permukaannya yang mengkilat itu. Urat-urat di sekujur penis Andi semakin membuat nafsunya memuncak. Ingin rasanya segera merasakannya merayap di dinding vaginanya. Andi terengah merasakan isapan dan kulumannya. Masih ada sedikit rasa dongkol pada Lina, kenapa temannya itu yang bisa mendapatkan laki-laki yang mampu menggetarkan hati setiap wanita itu. Di tengah usahanya memasukkan seluruh batang kemaluan Andi kemulutnya, Lira hampir tersedak karena ujung kemaluan Andi menyentuh pangkal rongga mulutnya sementara di luar masih tersisa. Ia semakin bernafsu mengulum penis ini. Pelan tapi pasti ia keluar masukkan penis itu di mulutnya. Lidahnya ia sentuhkan ke ujung penis yang kokoh itu. Ia paham laki-laki amat senang diperlakukan seperti itu. Terlihat dari paha Andi yang semakin terbuka membuat penisnya makin mengacung kencang. Seketika ia melihat penis Andi, Lira langsung merasakan rangsangan semakin besar dalam dirinya. Tanpa ragu ia berusaha memberikan pelayanan sempurna pada Andi, laki-laki yang sanggup membuatnya panas dingin meski hanya beradu pandang. Ia ingin Andi merasakan kenikmatan terdalam pelayanan perempuan.
    Lira memang tidak salah karena Andi pun mulai merasakan apa yang diharapkannya. Baru kali ini Andi merasakan perlakuan total perempuan selain Lina terhadap dirinya. Apalagi saat Lira mulai menjilati dan mengulum kantung buah zakarnya. Semuanya terasa berbeda, benar-benar sensasi yang memabukkan. Selain merasakan nikmatnya kuluman dan isapan Lira, pemandangan indah sekaligus ia dapatkan. Posisi Lira yang merangkak setengah menunduk membuat bongkahan pantatnya menjulang ke atas. Pasti nikmat membenamkan penisnya ke kemaluan Lira sekaligus menggenggam dan mengusap pantat yang padat dan berisi itu.

    Lira merasa belum cukup ketika Andi menarik lengannya. Tapi, ia mengikuti saja keinginan pujaan barunya itu dan menyambut kecupan hangat Andi di bibirnya. Ia merebahkan tubuhnya sembari menarik Andi. Lira sudah tahu kelakuan laki-laki. Jika sudah menarik dan merebahkan tubuh perempuan berarti laki-laki itu sudah ingin melakukan penetrasi.

    Namun, dugaannya meleset. Andi justru merebahkan badannya di sisi Lira. Berbaring miring, Andi mengisap lagi buah dadanya. Lira semakin kagum akan laki-laki yang satu ini, benar-benar penuh kendali diri. Ia semakin kaget ketika jemari Andi mulai bermain lagi di sekitar kemaluannya. Kali ini usapannya sedikit keras dan cepat menggosok klitorisnya. Lira menggelinjang menerima perlakuan Andi. Benar-benar laki-laki penuh misteri, pikirnya.

    Laki-laki sempurna, pikir Lira menyadari betapa beruntungnya ia berhasil mendapatkan Andi seperti sekarang. Bisa mendapatkan lagi sesuatu yang dulu hilang direnggut kejamnya Dani terhadap dirinya. Kalau saja ia tahu Dani hanya mempermainkannya saat itu, tidak akan ia mau menyerahkan semua kehormatannya kepada laki-laki brengsek pengecut itu. Rasanya muak hatinya mendengar semua orang membicarakan perkawinan Dani saat ia baru dua bulan memadu kasih dengan laki-laki keparat itu.Untung Boy hadir sebagai penyelamat. Ia sayang pada laki-laki ini, tapi kadang perasaannya tak tega melihat kebaikkan hati Boy.

    Tapi kali ini ia ingin total merasakan kehangatan Andi. Kekagumannya membuat ia semakin senang akan apa yang dilakukan Andi padanya saat ini. Menikmati usapan jemari Andi yang cepat itu membuatnya ia sanggup melupakan semua pikirannya pada dua laki-laki yang telah sempat mengisi relung hatinya.

    Di tengah lonjakan-lonjakan kecil menikmati permainan Andi, tiba-tiba ia merasakan sekujur tubuhnya sebuah rambatan energi tiada tara yang membuat sejenak dirinya seperti melayang. Suara-suara di sekitarnya seketika seperti lenyap, hanya terasa desiran tiada tara yang membuat tubuh sempat terbujur kaku sejenak dan berikutnya terlonjak-lonjak demikian kuat yang semakin lama semakin melemah frekuensi dan intensitasnya. Matanya terpejam, ia baru saja merasakan sensasi terbesar yang belum pernah sekalipun ia rasakan dengan laki-laki lain. Liang vaginanya pun terasa berdenyut lebih kuat dan saat semuanya belum mereda, Andi sudah menindih tubuhnya. Ia bisa merasakan bobot tubuh Andi terutama di bagian bawah pinggangnya. Tangan Andi sudah tegak di sisi buah dada Lira kekar menopang badannya sendiri. Ia bisa merasakan bagian tubuh bawah Andi bergerak-gerak berusaha mengarahkan acungan penisnya. Lira pun langsung meraih penis nan kokoh itu dan membimbingnya ke ujung vaginanya.

    Andi tersenyum dan Lira membalasnya dengan senyuman manis diiringi anggukan penuh kepasrahan tanpa paksaan. Terasa Andi mendorong kuat pantatnya dan Lira juga bisa merasakan rengsekan batang kemaluan Andi di dinding vaginanya. Sungguh halus dan penuh perasaan Andi memasukkan penisnya ke vagina Lira. Perlahan cairan di dalam vagina melumasi permukaan penis Andi. Tak ada rasa sakit sama sekali meski penis tersebut lebih besar ketimbang milik Dani dan Boy. Itu karena Andi melakukannya tanpa terburu-buru dan tanpa memaksa. Mulai terasa perih ia menarik kembali penisnya sedikit dan membenamkannya lagi sampai akhir seluruh penisnya dilumat vagina Lira. Sodokan pertama penis tersebut masuk seluruhnya sanggup menyentuh bagian dalam vagina Lira yang belum pernah tersentuh sebelumnya. Lira pun merasakan sekali lagi kenikmatan luar biasa itu. Apalagi, Andi tidak langsung memompa pantatnya cepat-cepat dan keras. Pertama masuk penuh, ia menahannya dan memandangi wajah Lira dan kali ini ditambah sebuah kecupan mesra. Lira seperti diawang-awang diperlakukan seperti itu. Ia merasa dirinya demikian berharga di hadapan Andi,

    Andi sendiri merasa telah memenangi sebuah peperangan. Penisnya yang sudah bersarang di vagina Lira adalah sebuah tanda babak baru hubungannya dengan Lira yang tidak akan mudah dikembalikan seperti sedia kala. Bersatunya kedua tubuh mereka adalah sebuah ikatan emosi yang hanya bisa dirasakan oleh Andi dan Lira, tak seorangpun bisa merasakan itu.

    Setelah itu, mulailah Andi menggerakkan pantatnya mengangkat dan menekan yang membuat penisnya keluar masuk bergesekan dengan liang vagina Lira. Hangat dan lembut bisa Andi rasakan lewat sekujur penisnya dari dalam vagina Lira.

    Lira menyambut setiap gerakan Andi dengan jepitan dan gerakan kecil pantatnya. Dari mulutnya keluar erangan yang semakin lama semakin keras dan cepat berirama. Melihat Lira terpejam dan mengerang dengan mulut yang sedikit terbuka sambil mendongakkan kepala membuat Andi makin bernafsu. Lira semakin seksi dalam kondisi seperti itu. Lehernya yang putih dan guncangan kuat pada buah dadanya membuat Andi semakin ingin membenamkan penisnya dalam-dalam di vagina Lira. Apalagi setiap ujung penisnya menyentuh pangkal vagina Lira. Rasanya sungguh tiada tara. Derit ranjang mulai terdengar seiring semakin kuatnya sodokan Andi. Tapi mereka sudah tidak peduli. Lira bukan tidak menyadari seseorang pasti ada yang mendengar deritan tersebut di bawah. Apalagi kalau teman kost yang menempati kamar di bawahnya sedang berada di kamar. Tapi ia yakin semua temannya akan maklum.

    Semakin kuat dan cepat sodokan Andi membuat Lira merasakan lagi desakan rasa luar biasa yang akan tiba. Ia hanya bisa mencengkram punggung Andi keras-keras ketika desiran itu semakin kuat dan mencapai puncak. Kepalanya benar-benar mendongak ke atas hingga kedua bola matanya hanya terlihat tinggal putihnya. Setelah sampai, sekali lagi ia merasakan tubuhnya ringan dan aliran darah mengalir deras ke arah vaginanya. Dinding vaginanya berdenyut kuat hingga Andi juga bisa merasakannya. Andi langsung menghentikan gerakannya membiarkan penisnya merasakan cengkraman kuat yang terjadi hanya beberapa detik itu. Tindakan Andi juga membuat Lira merasakan kenikmatan luar biasa. Kali ini terasa lebih nikmat karena denyutan vaginanya tertahan penis Andi yang sedang membenami kemaluannya itu. Semakin banyak saja kekaguman Lira pada Andi. Tahu kapan ia akan merasakan puncak kenikmatan dan menghentikan sodokan membuat Lira bisa merasakan sepenuhnya kenikmatan tersebut. Sebuah teknik bercinta yang baru kali ini Lira rasakan.
    “Andi…,nikmat sekali…,”

    Lira memeluk Andi kuat-kuat dan menciumi pipi dan pundak laki-laki itu. Sekali lagi Andi tersenyum membalas Lira.
    “Enak?”
    “Banget!” Jawab Lira singkat dan tegas.
    “Gaya lain…?”

    Lira langsung mengangguk dan menunggu aba-aba Andi gaya apa yang diinginkan Andi.

    Andi membalik badan Lira dan mengangkat badan bagian bawah Lira dengan memeluk pinggang dari belakang. Lira langsung berdebar-debar begitu tahu Andi ingin melakukan gaya doggy. Missionari saja sudah sanggup mencapai pangkal vaginanya, apalagi doggy.

    Tak menunggu lama Andi langsung memasukkan penisnya. Lira menunduk sambil menggigit bibirnya merasakan seluruh penis Andi terbenam makin dalam di vaginanya. Pantatnya terangkat tinggi yang membuat Andi semakin tak bisa mengendalikan birahinya. Kali ini Andi langsung mendorong dengan cepat dan Lira mengikuti irama dengan mendorong pantatnya ke belakang. Keduanya sama-sama merasakan kenikmatan yang lebih dalam.

    Masuk hitungan belasan menit menyodok vagina Lira, belum ada tanda-tanda dorongan Andi melemah. Sebaliknya justru makin kuat, membuat Lira makin bernafsu. Tetesan peluh mulai membasahi keduanya, namun baik Lira dan Andi justru makin bersemangat. Lira, yang bisa dua kali beruntun merasakan kenikmatan puncak saat disodok Andi dari belakang justru semakin ingin merenguk terus kenikmatan itu. Pantat dan pinggangnya makin bergerak liar membuat Andi tak mampu menahan lenguhannya.

    Tiba-tiba ganti Lira yang berinisiatif. Ia lepaskan penis Andi dari vaginanya dan mendorong Andi sampai terlentang. Ia langsung memanjat tubuh Andi dan duduk di atas acungan penis Andi yang masih kokoh berdiri. Melihat Lira bergerak naik turun, Andi tak kuasa untuk tidak meremas buah dada Lira yang terguncang-guncang. Telapaknya yang besar berusaha meraup seluruh permukaan buah dada itu, tapi tidak pernah berhasil. Remasannya makin kuat membuat Lira makin mempercepat gerakannya.

    Sekali lagi Lira harus mengaku kalah. Karena meski ia telah mencoba berbagai goyangan yang dipadu dengan gerakan naik turunnya, justru ia yang kembali merasakan desakan kenikmatan dari liang vaginanya. Lira langsung ambruk menindih Andi yang sudah siap menerimanya dengan pelukan mesra dan kecupan hangat di ubun-ubunnya.

    “Kamu kuat banget Ndi…”
    “Kamu di bawah lagi ya…?”

    Lira mengangguk lemah dan menggulingkan badannya ke sisi kanan Andi.

    Sebelum Andi memasukkan lagi penisnya ke vagina Lira, Lira memberikan sesuatu yang belum pernah ia lakukan pada laki-laki manapun yaitu memasukkan penis tersebut ke mulutnya. Sebelumnya ia tidak mau mengulum penis yang sudah masuk ke vaginanya. Tapi, untuk Andi, yang telah memberikannya kenikmatan tiada tara, ia lakukan itu.

    Puas mengulum dan menjilati penis yang dipenuhi lendir sisa persetubuhan mereka, Lira kembali merebahkan dirinya dan menyuruh Andi memulai lagi aksinya. Andi langsung bergerak dan dorongan seperti saat pertama mereka memulainya yaitu perlahan dan terus semakin lama semakin kuat dan cepat. Lira sudah pasrah kalau ia harus sekali lagi merasakan orgasme, tapi baru ia berpikirbegitu, tiba-tiba sodokan Andi terasa lebih keras dari sebelumnya. Sesaat kemudian Andi mengerang panjang dan menyodokkan penisnya sangat kuat beberapa kali. Lira pun bisa merasakan hangatnya muncratan sperma Andi di dalam vaginanya. Andi masih terus menyodok terputus-putus dan semakin melemah. Sperma Andi juga Lira rasakan mengalir keluar setiap Andi menyodokkan lagi penisnya. Setelah benar-benar selesai, Andi pun ambruk menindih Lira. Andi terdiam sesaat di atas buah dada idamannya itu merasakan betapa nikmat persetubuhannya dengan Lira.

    Lira mengusap lembut kepala Andi penuh kehangatan.

    “Puas Ndi…?”

    Andi hanya mengangguk. Badannya terasa lemas. Lira tersenyum bahagia mendapatkan jawaban Andi. Paling tidak, tekadnya membuat Andi merasakan kenikmatan tertinggi berhasil ia lakukannya.

    “Lir, nikmatnya benar-benar ngga ada yang nyamain…”
    “Kamu juga hebat Ndi. Baru kali ini aku ngerasain orgasme….”

    Keduanya pun duduk berdampingan di sisi ranjang. Lira merebahkan kepalanya di pundak Andi. Sambil membakar rokok, Andi merangkul Lira. Keduanya hanya bisa terdiam dan sama-sama tidak percaya apa yang baru saja terjadi di antara mereka.

    Lira masih tidak percaya ia telah melakukan hubungan seks dengan Andi, pacar Lina, teman satu angkatannya. Meski ia memang sudah kagum pada Andi sejak pertama berkenalan, tapi akhirnya sampai berhubungan intim dengan Andi, adalah sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya.

    Andi, walaupun ia juga tertarik pada Lira diawali oleh ketertarikan fisik, tetap saja apa yang baru saja ia alami benar-benar di luar dugaannya. Apalagi Lira seperti menyambut keinginan terpendam Andi itu yang sebetulnya ia simpan dalam-dalam. Ia kenal Boy dan tahu bagaimana Boy selalu menerima sarannya dalam hal aktifitas di kampus. Ia juga tahu Boy sangat menghormatinya terutama sebagai senior meski beda fakultas.

    Dalam diamnya, Lira tidak bisa membayangkan bagaimana marahnya Lina yang terkenal emosional di kampus. Serupa dengan Lira, Andi juga sulit membayangkan apa yang akan terjadi pada Boy jika ia tahu apa yang dilakukannya dengan Lira. Boy memang pendiam dan tenang, tapi Andi tahu Boy adalah orang yang keras.

    Andi mengeratkan rangkulannya pada Lira. Lira pun membalasnya diikuti kecupan di bibir. Tapi Andi tak membalasnya yang membuat Lira bingung.

    “Kenapa…?”
    Andi menggeleng sambil tersenyum dan mengecup kening Lira dan mendekap Lira lebih dalam.
    “Yuk ke kampus…,” ajak Andi sambil melepas pelukannya.

    Lira mengangguk sambil tersenyum. Berpakaian, kedua lantas keluar kamar bersikap biasa. Andi lebih dulu menuju motornya di lantai bawah.

    “Bareng aja…,” sahut Andi.
    “Oke!”

    Waktu saat itu menunjukkan pukul 4.15 sore. Keduanya tak sadar telah dua jam bercumbu dan berhubungan intim. Kalau sesuai janji, Andi sebetulnya sudah terlambat. Dan memang benar, saat tiba di kampus FH, anak-anak yang rapat sudah duduk-duduk di koridor kampus.

    “Bareng Lira?” Tanya Lina tanpa curiga.
    “Iya, tadi ketemu di jalan, ya sekalian aja.”
    “Tunggu bentar ya, 10 menit lagi.”
    “Oke, aku tunggu di sini ya.”

Kubuka Jilbab Ibu Kostku Yang Menggoda



Panggil aku Andi (bukan nama sebenarnya), aku kuliah di salah satu perguruan tinggi di Surabaya, fakultas kedokteran. Cerita ini bermula ketika aku secara tidak sengaja menemukan sebuah tempat kos yang ideal di pinggiran kota surabaya, walaupun tempatnya lumayan jauh dari fakultas tapi tempatnya sepi, cocok untuk aku menyelesaikan skripsiku....

Aku memang secara tidak sengaja menemukanya pada saat aku dalam perjalanan pulang dari rumah temanku. Ketika itu aku mampir di sebuah warung untuk makan dan disana aku berkenalan dengan pak Iwan dan iseng aku menanyakan apakah ada tempat kos di daerah sini. Dan ternyata dia menawarkan rumahnya yang tidak jauh dari situ untuk saya tempati dan ketika itu juga aku diajak melihat langsung ke rumahnya. Disana pak Iwan tinggal bertiga dengan Istrinya dan dengan keponakan perempuannya bernama Mila yang juga kuliah di salah satu PTN di Surabaya.
Pak Iwan berumur 38 th sedangkan bu Iwan berumur 33 tahunan, dan mereka sudah menikah tujuh tahun dan belum dikaruniai anak. Menuruntuku Bu Iwan adalah istri idaman para lelaki, dia anggun walaupun selalu mengenakan jilbab panjangnya. Dia juga jarang keluar rumah selain untuk pergi ke pasar dan ke pengajian. Karena jarang keluar rumah wajahnya terlihat halus putih dan terawat. Sedangkan pak Iwan karena pekerjaannya termasuk orang lapang karyawan di salah satu perusahaan telekomunikasi sehingga dia jarang ada di rumah. Dan karena itulah mungkin akhirnya kamar depan diputuskan untuk dikost. Katanya agar ada lelaki yang menjaga istri dan keponakannya saat dia tidak di rumah. Mila keponakannya merupakan aktivis sebuah ormas Islam dengan jilbabnya yang lebar dia juga jarang ada di rumah bahkan untuk menyapaku saja sangat jarang sekali. Paling-paling pulang kuliah langsung masuk kamar dan tidak keluar kecuali untuk makan dan masuk ke kamar mandi.
Sudah dua minggu aku disana dan aku bahkan tidak pernah melihat bu Iwan dan Mila tidak berjilbab saat di rumah. Dan hari itu, hari Sabtu, kebetulan aku tidak ada acara. Aku berniat menyelesaikan revisian skripsiku. Jam dinding sudah menunjukan jam 21.00, akupun dari pagi belum bertemu pak Iwan sama sekali, mungkin dia pergi ke luar kota untuk urusan dinas.
Akupun keluar kamar berniat ke kamar mandi. Dan ketika melintas di ruang tengah terlihat bu Iwan di depan TV dan rupanya dia ketiduran. TV pun masih menyala. Dan betapa kagetnya aku melihat bu Iwan yang gamisnya tersingkap dan terlihat kaki dan pahanya yang begitu indah. Jantungku pun berdetak sangat kencang.
Bu Iwan pun berbalik… kedua kakinya di telentangkan lebar-lebar. Rupanya dia tidak sadar posisi barunya sangat melihatkan bagian dalam dari gamisnya. Paha nya yang muluspun terlihat semakin jelas membuatku semakin terkesima. Dan ketika aku sedang asyik menikmati pemandangan indah itu bu Iwan pun terbangun, tampak dia terkejut dan malu ketika melihatku menikmati tubuhnya yang indah.
Wajahkupun merah padam karena malu.
“Maaf bu… saya mau melihat TV… Karena bosen di kamar terus…”, kataku mengelak. Bu Iwan ternyata tersenyum dan berkata, “tidak pa pa kok dik, nonton aja. Ibu juga lagi sendirian, Bapak sedang keluar kota ada urusan dinas, kalo Mila, tidak tahu tuh sudah tidur di kamarnya dari sore, kecapekaan habis ada acara di kampusnya… Dik.”, sapanya halus
“Ada apa bu?”, tanyaku.
“Ibu agak tidak enak badan nih. Kayaknya masuk angin. Ibu juga agak demam, dik Andi punya obatnya?”
“Aduh tidak ada bu… Atau ibu mau saya kerokin? Biar anginnya keluar. Saya biasa ngerokin ibu saya di rumah kalo ibu sakit.”
“Wah boleh tuh… tidka apa-apa nih ngerepotin dik andi?”, jawabnya.
“Gak pa pa bu… ni juga saya lagi nyante aja.”
Jantungku berdetak sangat keras ketika dia mulai membuka sebagian baju belakangnya.
“Permisi ya bu.”
“Iya dik tidak pa pa.”
Aku semakin membuka baju dan jilbabnya keatas.
Tubuh bu Iwan terlihat sangat putih dan mulus sekali, baru kali ini aku melihat tubuh seindah itu. Aku mulai mengoleskan minyak kayu putih ke punggungnya. Ku oleskan secara pelan-pelan sambil menikmati meraba-raba punggungnya.
“Hmmm…”
Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Kelihatanya bu Iwan juga sangat menikmatinya. Dan tanpa saya sangka-sangka tiba-tiba dia membalikan badannya dan memeluk saya. Dia menangis dan menceritakan bahwa ternyata pak Iwan impotensi dan selama ini dia tidak mendapatkan kepuasan batin dari suaminya.
“Dik Andi, gendong saya ke kamar dik.”, pintanya.
Akhirnya saya pun mengendong dirinya kekamarnya. Setelah itupun saya menciumi bibirnya. Hujan grimis yang sedari sore membuat gairah kami berdua semakin memuncak. Diapun semakin ganas menciumi bibir saya. Tanganku pun mulai melapaskan jilbab dan bajunya, dan dia juga membantu saya melepaskan baju dan celana saya.
Seketika kami sudah telanjang bulat dan berpelukan. Gairah kami sudah tidak tertahankan lagi. Bu Iwan pun akhirnya membuka sendiri rok panjangnya dan langsung memegang senjata saya dan mengarahkannya ke memeknya, “Aghh…”, dia mulai menggerang kenikmatan. Ohhh memeknya begitu sempit seperti perawan tidak sesuai dengan umur bu Iwan yang sudah 33 tahun.
Akupun mulai menggenjot tubuh bu Iwan.
“Aghhhh Andi pelan-pelan sayang..”
Akupun tidak peduli terus kupercepat sodokanku.
“Aaahhhh.. Ahhh…”, nafas bu Iwanpun semakin memburu. Diapun mulai menjambaki rambut saya dan mencengkram bahu saya.
“Ahh.. Ahhh…”, Bu Iwan mulai mendesah panjang, “Andi.. Ibu mau keluar nih..”
Aku semakin mempercepat goyanganku.. Bu Iwan juga terlihat mengimbangi goyanganku.
Dan tak lama terasa banyak cairan hangat di senjataku. Akup merasa mau ada yang keluar dari penisku… sehingga langsung saja kucabut dari memeknya dan langsung mengarahkannya ke mulut Bu Iwan dan akhirnya peniskupun memuntahkan isinya ke mulut Bu Iwan.
“Agghhh…”, akupun mendesah panjang.. Bu Iwan tampak kewalahan menelan pejuku yang memuncrat banyak sekali, setelah itu nafas kamipun berpelukan meskipun nafas kami masih tersengal sengal.
“Kamu hebat Andi…”, kata bu Iwan sambil mencium keningku.
Selanjutnya kamipun sering melakukannya kalo pak Iwan sedang bertugas di luar kota. Walaupun aku harus menggunakan kondom karena khawatir Bu Iwan sampai hamil. Kamipun juga sering mandi bersama bahkan pernah tengah malam bu Iwan datang ke kamarku waktu pak Iwan sedang terlelap tidur di kamarnya dan minta bercinta denganku. Baginya pak Iwan adalah suami pertamanya yang hanya memberinya nafkah lahiriah saja tapi aku adalah suami keduanya yang senantiasa bisa memuaskan akan kebutuhan biologisnya.

Cerita Dewasa Terbaru di Mobil


Sebelumnya saya perkenalkan diri, saya Andri umur 33 th. Bebeapa bulan yang lalu saya pindah rumah, dr jakarta selatan ( Ps. Minggu ) ke Jakarta Timur ( sekitar TMII ) , setiap berangkat kerja saya bawa mobil, biarpun jelek lumayanlah, karena kantor saya jaraknya sekitar 25 KM dari rumah ( Jakut ), biarpun kadang macet tapi ga begitu capek daripada naik motor. Biasa saya naik tol dari TMII , trus masuk tol dalam kota ambil arah priok dan turun di pintu tol cpk mas, begitu setiap hari sekitar jam 7.45 tiap pagi, saya selalu lewat di putaran tol TMII, klo lurus arah kramat jati , klo naik tol muter dulu , dan pas muter itu banyak pohon-pohon atau hutan kota. Tiap pagi saya liat banyak karyawati-karyawati yang naik mobil omprengan, dengan tujuan grogol maupun ke priok. Mereka bergerombol sesuai dengan tujuannya masing. Melihat hal ini otak saya mulai punya pikiran cabul, wah cakep-cakep juga karyawati-karyawati ini, mungkin klo mobil saya dipakai jadi omprengan juga, mungkin ada yang nyantol, akhirnya tiap pagi selama 1 bulan saya melakukan pengamatan. Akhirnya saya coba , ketika saya lewat situ saya coba berhenti didekat karyawati-karyawati yang sedang bergerombol dan langsung ada yang samperin ibu-ibu muda aga gemuk “ Arah mana pak?” tanyanya , “ arah cempaka mas mbak , ada yang mo ikut “ jawabku. Trus ibu-ibu tadi teriak ngasih tahu gerombolan , ada yang mo ikut arah cempaka mas, ternyata ada sekitar 4 orang yang ikut, yang akhirnya saya kenal namanya mbak Yenny , mbak wati, mbak ningsih , dan mbak yulia. 1. Mbak yenny orangnya dah berumur sekitar 35 tahun, karyawati di daerah Pulomas , rambut pendek agak chuby, kulit kuning asal pelabuhan ratu , punya anak 2 . orangnya banyak omong dan agak vulgar ngomongnya. 2. mbak wati umur lebih muda, sekitar 30 an tahun asli semarang, sudah punya anak 1 , rambut panjang , manis , kulit sawo matang, agak pendiam kerja di daerah sunter. 3. mbak ningsih asli monogiri, umur sekitar 28 tahun, manis sekali, dandanan agak gaul dari yang lain , 3 tahun menikah belom punya anak, kerja di deket Psr. Senin, cuman orangnya pendiam sekali, kayak ada yang dipikirin. 4. mbak yulia yang ini masih muda sekitar 23 tahun , lom menikah blasteran betawi jawa tinggal di daerah lubang buaya, modis, kulit kuning langsat wajah paling cantik diantara mereka, kerja di cempaka mas, spg hp katanya. Akhirnya mobil saya jadi langganan tetap mereka, kadang nambah kadang juga kurang, mereka ngomprengnya berangkat aja pulangnya masing , karena saya pulang juga aga malam, hari demi hari kami semakin akrab aja , karena mbak yenny yang menciptakan suasana akrab, dia banyak cerita, dan bercanda , yang lain juga ikut-ikutan rame juga, cuman mbak mbak ningsih aja yang agak pendiam, cuman nimpali-nimpali doank dan saya pikir yang paling cuek sama saya. Pada suatu hari dia nggak nongol ditempat biasa , cuman ada 3 wanita aja, akhirnya saya korek-korek dari 3 wanita ini katanya , mbak ningsih mang ada masalah sama suaminya, ga tau kenapa, mungkin masalah momongan kali. ya begitulah selama beberapa minggu aku jalani sebagai mobil omprengan , kami semakin akrab aja, kadang klo mereka pulang pas bareng aku mereka sms atau telepon mo nebeng pulangnya. Mereka cuman aku minta untuk bayar tol aja , saya ga minta uang lebih. Pada suatu hari, sekitar jam 5 sore saya dapat sms” mz , nti pulng Ningsh bareng ya, ningsih ad ker smpi mlm, nih” bunyi sms nya, “ spi jam brp? “ aku balas smsnya, “ jam 7 an cozz , tp ningsih dah pamit ma suami jam 9 malam, sapa tau lom kelar kerjaan” jawabnya , “ ok deh , ntar tunggu di halte cpk mas ya, yg haltenya panjang , klo dah smpi sms aku “ jawabku. Seperti biasa sambil tunggu sms dr mbak ningsih aku, main internet dulu di kantor biasanya sih sampai malam , tunggu jalanan aga sepi. Sekitar jam 18.30, ada sms lagi dr ningsih “ mz andri , ningsih dah kelar kerjaan sekarang lg mnj ke cpk mas” katanya , “ ok , jawabku aku siap-siap dulu ya” jawabku. Jam 18.45 saya sudah meluncur ke meeting point. “ hai mas, lama ya nunggunya” tanyanya , “ ga kok, aku biasa pulang malam” jawabku, akhirnya mbak ningsih naik, jalanan di depan macet banget seperti biasa jam segini macet banget , apalagi di putaran mau masuk tol pulomas, kami berdua diam aja, akhirnya aku beranikan buka pembicaraan. “ maaf mbak, mang berapa lama tinggal di jakarta?” tanyaku . “ udah 4 tahun mas” jawabnya. “menikah brp lm?”, “ 3 thn mas” jawabnya”aku denger lom punya anak ya, mbak? Ngapain ditahan2 sih mbak?” oceh ku, dia hanya diam “ yaa, bagaimana ya mas, aku sih ga nahan, tp tuhan lom kasih” jawabnya sambil raut mukanya sedih, “ suami aku ada masalah mas, habis nikah suami aku kecelakaan motor, ga tau kenapa tapi , itunya jadi ga normal”katanya dengan suara pelan, wah kesempatan nih, setan di hatiku mulai bersorak, “oo gitu , aku turut sedih mbak” jawabku pura-pura sedih juga, jalanan di depan masih macet. “ maaf mbak ,jadi selama ini hub. Bagaimana?” tanyaku, “ hubungan baik2 aja” jawabnya, “ maaf klo hubungan itu , maksud aku”tanyaku lagi, “ ya, begitulah mas” jawabnya seakan-akan aku dah tau jawabnya. Wah mbak ningsih ini ternyata jablay.wkwkwkw, mudah nih kayaknya, saya lirik ke dia semakin menundukkan wajahnya,” sebenarnya suamiku, nyuruh aku menceraikannya, tapi aku ga mau, mas” lanjutnya lirih. “ wah apa mbak ningsih mo, begini seumur hidup” jawabku. “ mbak terlalu baik” lanjutku,. “ yaa gimana lagi mas” sambil menghela nafas panjang, aku memandangnya lebih teliti, terlihat wajah manisnya bersemburat kesedihan, fly over cempaka mas masih macet, kendaraan berebutan antri dulu, mendahului, sepeda motor saling sodok menyodok, “ mas andri bagaimana? Dr tadi saya yang ditanya” katanya memecah kesunyian diantara kami berdua.sambil menghela nafas panjang , saya pasang muka sedih juga” keluarga saya baik-baik aja, anak saya baru 1 umur 2,5 thn ,cuman……” saya terhenti sampai situ menghela nafas panjang lagi, acting hrs bener-bener top ini,” cuman apa mas andri?” selidiknya ingin tahu. “ istriku bawel banget, sok ngatur, makanya aku kadang males pulang” kataku, “ loh kenapa mas? “ tanyanya lagi , “ ya, bagaimana ga, klo aku lagi capek banget , truss tidur mendekur dikit dah diusir dari kamar, sebel ga kayak gitu” kataku ngarang-ngarang deh, “ masa sih ?” tanyanya semangat, “ iya, klo minta uang dibilangin ga ada , ngerengek trus, trus cari gara-gara, endingnya berantem deh” lanjutku, “ ini dah 3 bln ga dapet jatah” kembali aku melanjutkan, “ baru 3 bln mas, aku 3 thn” timpal ningsih, “ wah cow 3 bln ga hub, kepala mo pecah mbak” aku terdiam aku liat dari kaca depan mbak ningsih sedang memandangku, saya tetap liat depan pura-pura ga tahu, entah apa yang ada di pikirannya. Kami terdiam membisu…mobil mulai naik tol pulo mas menuju jagorawi, kondisi jalan masih macet di atas jl. Pramuka. Padat merayap…saya curi pandang ke mbak ningsih waduh manis banget keliatannya cewek ini klo sedang berdua aja hehehehe, pikiranku udah ga sabar, aku pandang lagi..dia kali ini mbak ningsih menoleh juga kearahku, “ kenapa mas?” tanyanya, “ sayang sekali mbak, orang semanis mbak kok ya nasibnya begini” kataku, “ah mas andri “ umpatnya , sambil memukul pundakku, saya diam sambil tetap konsentrasi ke depan. Sudah mulai nih batinku…hati rasanya udah ga sabar langsung pingin menerkam mbak ningsih, tapi saya coba bertahan, sabar, pelan, harus halus. Aku coba mancing lagi” jujur mbak, sejak pertama saya ketemu mbak, pikiranku sudah berkhayal” kataku lagi, “ berkhayal apaan?” “ berkhayal tentang mbak, sayang mbaknya cueks” “ iya berkhayal apaan?” tanyanya lagi menggebu , sambil pura-pura menghela nafas panjang“ ya berkhayal begituan mah mbak” kataku dengan berat.” Ihhh nakal mas andri!!” lagi-lagi dia memukul pundak saya, “ hahaha alah mbak kita sama-sama dewasa kok, ga ada orang lain kan disini” kataku lagi, kami terdiam lagi , kemudian aku bertekat untuk segera mengakiri basa basi ini , dengan segenap tekat saya ulurkan tangan kiri saya dan saya ambil tangan kanannya , sambil tangan kanan saya masih pegang setir, posisi sedang masuk tol jagorawi udah ga begitu macet , sebentar lagi keluar tol taman mini dia harus turun, makanya aku pegang telapak tangan kanannya tapi tidak aku gemgam keras-keras sengaja untuk memancing reaksinya, antara ditarik or ga, ato nampar aku ga hehehe. Ups ternyata berhasil, mbak ningsih ga menolak tangan saya , dia malah menatap saya dengan pandangan sayu, dan justru tangan dia yang meremas telapak tangan kiriku , sambil memainkannya, hatiku hampir berteriak kegirangan “ umpan udah masuk ke sasaran”, aku juga pandang dia, “ aku butuh mbak” kataku lirih. Dia mengangguk. Pintu tol TMMI dah keliatan, aku segera melepas tanganku tuk bayar tol, dia siap-siap turun di perempatan garuda mbak ningsih turun . Sementara aku terus pulang kerumah. Hanya itu saja yang saya dapat hari itu.tapi lumayan lah perkembangan dah jelas. Besoknya seperti biasa nunuter-nunuter formasi lengkap, seperti biasa mereka bercanda dan bercerita , mbak ningsih aku liat agak lebih pendiam tapi ada yang laen kayaknya dia terlihat lebih cantik hari ini dan bajunya pake rok yg memperlihatkan betisnya yg indah dengan sedikit bulu2 menempel teratur dan pake blouse putih. Mungkin pengaruh pembicaraan semalam. Hari itu aku lalui biasa aja, tiba-tiba jam 12 siang ada sms masuk ternyata dari mbak ningsih, “ hai, mz andri sibuk ya” katanya , “ ga biasa aja, gimana nanti bareng lagi pulangnya” balesku sambil mancing. “boleh mas, tapi aga sorean ya, hari ningsih ga banyak kerja” balesnya lagi. “ jam brp?”tanyaku lagi “jam 5 an ya mz” balasnya lagi, “ wah jam macet tuh, kok sore amat , mank ada apa” tanyaku lagi, “ ada deh , ntar aja yach” balesnya , “ ok “ balesku , jam 5 pas saya sudah di posisi aku liat dari jauh dia sudah standby menungguku, langsung masuk ke mobil disampingku. “ ada apa sich mbak , aku jadi penasaran” kataku memulai pembicaraan. Mbak ningsih tersenyum manis sekali” ga ada apa-apa kok, aku cuman pingin bareng mas andri aja” katanya, aku tersenyum kecut, dihatiku ga mungkin ga ada apa-apa, cewek semanis ini ga bakalan aku sia-siakan. Jalanan benar-benar macet soalnya hari jumat orang pada cepet-cepet pingin pulang. “ mas , semalaman aku ga bisa tidur mikirin kemarin” katanyanya memecah kesunyian antara kami, “ sama mbak “ jawabku sambil menghela nafas panjang kutatap wajahnya dia pun menoleh, “ mas andri benar pernah berkhayal denganku” tanyanya, wajahnya aku liat aga kemerahan mungkin menahan malu, “ iya, mbak “ kataku singkat, tiba-tiba dia mengambil tangan kiriku dan berkata” aku juga sering mas berkhayal sama mas andri” katanya , muke gile , pucuk dicinta ulampun tiba heheheheeh sorak setan dihatiku , yes berhasil!!! Dengan masih tenang aku berkata “ so ? “ sambil tangan kiriku mempermainkan tangannya , trus aku belai rambutnya , dia terbawa suasana ,” terserah mas andri “ katanya. Jalanan masih macet , saya ga langsung naik tol pulomas tapi ngambil sisih kanan, otakku dah bilang aku bawa ke C-one pulomas nih cewek. Hehehe. “ Mank ga dicari sama suamimu” kataku, “ aku bilang masih ada kerjaan nerusin yang kemarin mas” katanya sambil kepalanya disandarkan ke pundakku, good..good kata batinku dah pinter boong nih sipp. Langsung mobil aku belokkan ke c-one , dan nyari kamar sebelum masuk kamar aku tanya lagi di “ serius nih” tanyaku, “emhm “ gitu aja jawabnya sambil menganggukan kepalanya. Lansung saya naik ke kamar atas, dan sampai dikamar aku peluk dia erat-erat sambil saya ciumin rambutnya, pertama mbak ningsih kaget tapi sebentar ikut memelukku erat juga, trus menengadahkan wajahnya, syett manis bener orang ini, langsung bibirnya aku terkam dengan bibirku, nafasnya mulai memburu.. kami bertukar ludah dan salim menghisap hmmhmmm tanganku mulai merabah rabah punggungnya dan membelai rambutnya sementara bibir kami masih menempel, mengais-ngais kenikmatan yang tersedia. Rupanya mbak ningsih yang pendiam kini bagaikan macan kelaparan, terus mengejar dan menggit lembut bibirku, akupun ga kalah. Lama kami berciuman sementara nafas dia semakin ngos..ngosan menahang ejolak birahi ting..tung tiba2 bel kamar berbunyi , room boy sedang mengantar minuman dan tagihan kamar , kami berhenti dan saya turun untuk membayar, setelah itu aku kunci semua pintu, mbak ningsih ternyata ke kamar mandi , keluar kamar mandi masih berpakaian lengkap, kembali aku tarik kepelukanku.. “ mbak..mbak cantik dan mulus” belom sempat menjawab lasung bibirnya aku sosor lagi, tanganku mulai meraba pahanya yang hanya memakai rok mini hitam, aku elus-elus halus sekali ditambah dengan bulu yang tipis , semakin membuat kontolku tegang dia pun semakin mengusap-usap punggung, tangan kiriku berusaha melepas ikat pinggangku dan membuka resleting celanaku, kemudia tangan kananya aku bawa ke kontolku… dia mulai mengusap –usap kontolku yang bersembu nyi dibalik cd, kemudian tangan kananya mulai masuk ke cd ku dan menggegam mr. P ku, diusap-usap pelan dan nikmat sekali rasanya , mulut kami masih bertautan , nafasnya semakin memburu… sssss…sssss mulai mendesis,.. tangaku membuka kancing blousenya satu persatu, tampaklah dua gundukan payudara yang putih dibalut bh merah, tangan kiriku langsung mencari kaitan bh di punggungya da lepaslah bh nya, uuuu indah sekali payudara mbak ningsih sepertinya memank jarang dijamah , niplenya masih pink dan kecil, ukuran bh jg ga besar cuman 34 b , langsung bibirku turun ke dagu, leher… dan bermuara di payu daranya, mbak ningsih semakin mendesis sss….sss… masssss andddd.ri…. sssss s aku terus menjilat, memgulum payudaranya kanan dan kiri sampai rata, mbak ningsih menengadah dan menggelijang gelinjang menahan nikmat… massss …ssss ..sss tanganku mulai melepas celanaku…. Dan kemejaku … masih sambil menjilat.. tubuh bagian atasnya yang sudah telanjang , massss enaaaaak masssss sssshshssh… , setelah aku telanjang bulat , kemudian aku mulai pelorot rok mininya.. trus cd putihnya.. wowww bener –bener badan yang bagus mulussss , mekinya bener-bener seperti kue apem sedikit bulu disana , setelah telanjang aku angkat mbak ningsih ke kasur dan segera aku serbu… tubunya aku jilat, pantatnya diangkat sambil mendesis shshshshs ssss… massssss enaaaaakkk…. Aku semakin horny mendengarnya… lansung jilatanku ke mss V nya , langsung ditutup sama msssssaass maluuu… ga papaa…mbak enak kok… sssshshs pahanya aku buka lagi dan ku jilatin lagi pangkal pahanya…. Sshshshshs shshshs enakkkk msaassss… tangan nya mulai memegang kepalaku, lidahku mulai bergerilya di di dalam memeknya auu…au..auu…. teriak dia keenakan tangannya semakin menekan kepalaku seakan ingin lebih dalam lidahku mengorek memeknya… pantatnya aku angkat juga… masssss aku mo keluar maaa ass eshssshshssesh….esssshssh massssssssss dengan teriakan panjang basah dah mekinya… langsung aku serbu bibirnya lagi…. Aku kulum dan aku hisap bibir dan lidahnya…kontolku sudah sangat keras , mencoba mencari sarangnya dengan sendirinya… ternyata susah sekali .. bener-bener jarang dipakai nek… aku coba meleset terus, akhirnnya tangannya membantu ….ternyata sempit sekali lubangnya…. Massssss perih…. Tahahan mbak… padahal memek ini basah tp masih sakit juga … rudalku tanpa kompromi terus menyodok…. Dan akhirnya blusssss masuk dah semuanya …..aku diamin sebentar…masss eep…ueep masss ssssshshs enak , perlahan aku goyang .. masss sshshhs . s…. shshshs , pelan-pelan terus aku genjot….. benar benar nikmat meki ini … dan jarang dipakai…… bibir aku terus mengulum bibirnya… trus aku lepas … aku angkat kakinya ke pundakku…. Dan percepat rpm dia semakin meracau tak karuan kepalanya menggeleng kekanan dan kekiri , tangannya mencengkram sprei…… ssssshhs,massssm oooohhh msss sssss aku perlambat dan aku angkat badannya dan ku balik…. Aku dibawah sekarang masih lemas dia…. Mulai menggoyang pantat nya pelan-pelan ….shshsh aku bantu menggoyang pantaku juga ….nikmattttt sekali rasanya….. aku puntir –puntir niplenya dan remas payudaranya dia semaki cepat menggenjot…masssss aku……mau………. Tahan mbak…tahan…… shshshshssh keluar bareng aja… semakin menggenjot dia… aku juga dan massssss ga tahaaaaan aku jga mbaaaakkkkkkk sshshshss akhirnya muncrat juga maniku di memeknya bebarengan, dan angsung dia jatuh di pelukanku…. Aku ciumin wajahnya …. Mas..andri enaaaak sekali…. Lom pernah aku merasakan seenak ini massss…. Iya mbak aku juga hehehehe aku lepas pelukannya dan bangun aku cuci kontolku di kamar mandi… dia menyusul….. saya balik ke kasur truss nyalahin tv , jam sudah menunjukkan pukul 7 malam ga terasa dah… kalau nikmat menyerang seakan waktu berhenti hahahha, kemudian mbak ningsih ke kasur juga trus tiduran dan aku peluk masih dalam keadaan bugil “ gimana mbak, enaknya ga maen gituan ma aku” tanyaku, “iya mas andri enak sekali… baru pertama ini aku bisa puas” jawabnya, “ yaaa kemarin2 kemana aja neng? “ tanyaku bercanda. “mas tolong ini dirahasiakan ya, terutama temen2 yang ikut mobil mas andri” katanya , “siiip” kataku terus dia mencium bibirku dan sambil tangannya memegang kontolku” ini nakal ini!” serunya, “yeee, tapi kan enak” jawabku kami tertawa bareng. Malam itu kami sempat maen 2 kali terakhir doggy ternyata dia bener2 ga tahan dengan tusukan dalam, jam 8 kami cek out jalanan dan sepi kurang dari setengah jam dah nyampe TMMI trus kami berpisah. Akhirnya semua berjalan seperti biasa, aktivitas setiap pagi seperti ga ada apa2 , padahal hatiku sudah mulai melirik yulia sebagai next target, dengan mbak ningsih main seminggu 2 kali sampai sekarang, klo dia minta jatah tinggal sms trus pulang bareng… kegiatan ompreng ini masih aku lakukan sampai sekarang

Ngentot Dengan Tante Partner Proyek


Cerita Dewasa pengalaman seks dan juga petualangan sex ku bersama para tante girang. Tidak biasanya jam segini perasaan ku tidak enak, karena sudah beebrapa hari ini magku kambuh. Keseringan pulang malam dan telat makan itulah penyebabnya,Untuk hal ini aku juga sering keluar masuh dokter periksakan kesehatan lambung. Jaga-jaga kalau-kalau ada sesuatu. Dalam bebarapa hari akhirnya aku bisa mnyelesaikan semua aktivitasku seperti biasa.

Cerita panas tante ini dimulai setelah saatnya kembali bekerja dengan semangat dan penuh energik. Setelah bangun dari tidur dan beranjak ke sebuah kantor yang tak jauh dati tempat tingglku.kebetukan,Hari itu aku sedang sibuk menyelesaikan salah satu proyekku untuk sebuah perusahaan tekstil. Iseng-iseng untuk refreshing, aku buka e-mailku, dan membalas e-mail yang masuk. Ada beberapa e-mail ucapan terimakasih dari mereka yang telah sukses mengikuti langkahku menggeluti bisnis wiraswasta ini. Ada juga e-mail dari calon pelanggan meminta proposal. Juga ada beberapa e-mail joke dari teman-temanku.

Sedang asyik-asyiknya membaca dan membalas e-mail, tiba-tiba HPku berbunyi..

“Yang.., sedang apa nih? Aku kangen..” suara Monika pacarku terdengar di ujung sana.
“Hai Mon.., biasa sedang nyelesaiin kerjaan nih. Kamu masih kuliah ya?”
“Iya.. Lagi nunggu kelas berikutnya. Nanti malam jadi khan?”
“Pasti donk.. Aku juga kangen banget sama kamu..” jawabku mesra.
“Iya deh.. Udah dulu ya yang.. Dosennya udah datang.. Bye..”

Aku pun kemudian melanjutkan membalas e-mail. Setelah itu, kututup program e-mailku, dan akupun kembali mengerjakan proyekku. Lagi-lagi HP-ku berbunyi. Kulihat di layar, ternyata tante Sonya menelponku.

“Halo Wan.., apa kabar sayang?”
“Baik tante..”
“Kamu kok udah beberapa hari ini nggak main ke sini? Sedang sibuk ya?”
“Iya tante..”
“Sombong ya.. Mentang-mentang banyak proyek lupa sama tante..”
“Nggak tante.. Kan..”

Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, tante Sonya sudah memotong pembicaraanku..

“Wan.. Tante punya teman.. Dia katanya punya proyek buat kamu. Kamu hubungi dia hari ini ya..”
“Baik tante..”

Tante Sonyapun kemudian memberikan nama dan alamat serta nomor telepon temannya.

“Asal jangan lupa kamu harus ke sini besok. Tante sudah kengen..”
“OK tante.. Terimakasih ya. Besok pasti Wawan ke sana. Kangen juga sama tante yang seksi abis..” jawabku bercanda.
“Ih.. Kamu nakal ya.. Awas ya besok..” jawabnya sambil tertawa kecil.

Memang aku sudah ketagihan berhubungan seks dengan tante Sonya. Semenjak bertemu saat membeli mobilnya dulu, seringkali kami tetap bertemu dan saling memuaskan birahi masing-masing. Sebagai lelaki normal, siapa juga yang akan menolak diajak berselingkuh dengan tante secantik itu.

Sambil memegang secarik kertas berisi nama teman tante Sonya, akupun berpikir apakah aku masih punya waktu untuk menerima proyek baru lagi. Sebab setelah proyek untuk perusahaan tekstil ini masih ada dua proyek lagi yang harus aku selesaikan. Tetapi kupikir aku terima saja, nanti kalau tidak bisa mengerjakannya sendiri, aku bisa minta tolong temanku yang dulu mengenalkanku pada bisnis ini untuk membantu. Alternatif lain, aku bisa minta deadline yang agak panjang dari teman tante Sonya ini.

Singkat cerita, sore itu aku segera bergegas menuju alamat sebuah gallery di kawasan Kemang. Setelah mengutarakan maksud kedatanganku pada satpam yang membuka pintu, akupun memasukkan mobilku ke dalam pekarangan gallery yang luas itu.

“Sore.. Saya ingin bertemu dengan ibu Yulia..”
“Oh.. Ya silakan tunggu dulu ya Mas.. Namanya siapa darimana?” jawab resepsionis di gallery itu.
“Wawan.. Saya sudah punya janji kok”

Resepsionis itupun kemudian menelepon, dan setelah itu berujar..

“Mari Mas, saya antar ke dalam”

Kamipun menuju ruang kantor ibu Yulia sambil melewati ruang gallery. Gallery tersebut indah sekali dengan banyaknya lukisan yang bagus-bagus diterpa lampu sorot sehingga menambah keindahannya.

“Permisi Bu.. Ini Mas Wawan” kata si resepsionis setelah kami memasuki ruangan kantor ibu Yulia.

Kuperhatikan ternyata ibu Yulia ini masih muda, mungkin sekitar 30 tahunan. Wajahnya cantik dan berkulit putih mulus. Saat itu dia memakai gaun dengan tali tipis di pundaknya, serta syal yang melingkar indah di lehernya yang jenjang. Gaun itu tampak tak sanggup menahan payudaranya yang membusung padat. Ditambah dengan gaun mininya yang memperlihatkan kakinya yang mulus, menambah darah mudaku bergejolak melihatnya.

“Hai Wawan.. Saya Yulia”

Kurasakan tangannya yang lentik itu halus menjabat tanganku.

“Ayo silakan duduk..” katanya mempersilakanku duduk di sofa dalam ruangan kantornya.

Ibu Yuliapun kemudian duduk di seberangku. Kamipun berbincang basa-basi sebentar. Ternyata dia adalah teman fitness tante Sonya. Tante Sonya telah bercerita banyak tentangku termasuk bisnisku. Dalam hatipun aku bergumam memang tante-tante di tempat fitness seksi-seksi.

Kamipun kemudian berbincang lebih serius mengenai bisnisku. Untuk melihat penjelasanku yang menggunakan notebook, ibu Yuliapun pindah duduk di sebelahku. Tubuhnya menyebarkan wangi parfum yang lembut, menambah bergejolaknya nafsu kelelakianku. Sambil berbincang, sesekali kulihat belahan payudaranya yang putih mulus tersembul dari gaunnya. Ingin rasanya kuremas payudaranya yang menggemaskan itu, tetapi aku tentu harus bersikap professional.

Singkat kata, ibu Yulia tertarik dan menyetujui harga yang kuminta. Iapun memintaku untuk menyiapkan kontrak kerja untuk disetujui bersama.

“Tapi saya minta sedikit kelonggaran waktu ya Bu.. Soalnya saya masih ada beberapa proyek yang harus diselesaikan” kataku.
“Oh.. Begitu ya.. Berapa lama punya saya selesainya?”
“Kira-kira satu bulan ya Bu..”
“Ok deh.. Nggak apa..” katanya
“Oh ya kamu mau minum apa Wan?”
“Apa aja deh..”

Ibu Yulia pun kemudian menelepon pembantunya dan meminta dua orange juice.

“Kamu masih kuliah ya Wan”
“Masih Bu.. Tahap akhir”
“Oh.. Kamu jangan panggil saya Bu.. Saya masih muda lho.. Panggil saja tante”
“Oh iya tante”

Akupun tersenyum dalam hati. Persis pengalamanku dengan tante Sonya dulu yang tidak mau dipanggil ibu. Pembantu tante Yulia kemudian masuk menyajikan minuman.

“Ayo diminum Wan” kata tante Yulia saat si pembantu beranjak pergi.

Tante Yulia lalu bangkit mengikuti pembantunya kemudian menutup pintu ruang kantor dan menguncinya. Kembali tante Yulia duduk di sebelahku sambil meminum orange juicenya. Pahanya yang putih mulus tampak begitu menggoda saat dia menumpangkan kakinya. Akupun tak tahan untuk tidak melihat pemandangan indah itu.

“Sedang lihat apa Wan?” katanya sambil tersenyum manis.
“Oh nggak kok tante..”
“Ayo kamu sedang mikir yang jorok ya..” katanya lagi menggoda.
“Nggak kok tante.. Cuma kagum aja.. Habis tante cantik banget..”
“Ih.. Kamu genit juga ya.. Pinter merayu” godanya lagi.

Tangannya kemudian meraih tanganku dan diletakkannya di atas pahanya.

“Kamu pengin ini kan?” sambil berkata begitu tante Yulia mendekatkan wajahnya dan mencium bibirku.

Tak kuat menahan nafsu yang sedari tadi telah bergolak, kubalas ciuman tante Yulia dengan penuh gairah. Sambil berciuman, kuremas dan kuusap pahanya yang mulus itu, sementara tanganku yang lain mengusap-usap rambutnya.

“Ehh..” erang tante Yulia ketika tanganku menyentuh celana dalamnya yang telah basah.

Erangannya makin menjadi-jadi ketika tanganku menyibakkan celana dalam itu dan menemukan klitorisnya. Kuusap-usap klitoris tante cantik ini, dan cairan vaginanya semakin mengucur deras.

“Ahh.. Enak Wan.. Memang betul kata Sonya kamu hebat.. Terus Wan” erangnya lebih lanjut.

Sementara tanganku masih mengusap-usap vaginanya, akupun menciumi pundak putih tante Yulia. Kemudian kuturunkan tali gaunnya sehingga payudaranya tampak meskipun masih terbungkus BH. Kuturunkan cup BH-nya dan payudaranya yang padat meloncat keluar seperti menantangku untuk menghisapnya. Langsung kuterkam payudara kenyal itu dan kuisap serta kujilati putingnya yang berwarna merah muda.

“Ahh.. Yess.. I like it.. Oh god..” erangan tante Yulia semakin menjadi memenuhi ruangan kantor itu.

Terus kujilati puting yang semakin mengeras itu, dan tanganku yang satu masih terus memberikan kenikmatan pada klitorisnya.

“Oh Wan.. Yes.. Terus wan.. Oh.. God” racau tante Yulia merasakan nikmat yang kuberikan.

Setelah itu aku menghentikan sejenak aktifitasku. Tampak wajah tante menampakkan kekecewaannya

“Wan.. Don’t stop please.. Ayo terusin wan..” pintanya
“Takut ketahuan tante.. Emang nggak ada siapa-siapa nih?” kataku sambil menciumi wajahnya yang cantik.
“Nggak ada.. Cuma pembantu sama satpam aja.. Mereka juga nggak akan tahu.”
“Suami tante?”
“Nggak ada.. Sedang ke luar negeri.. Ayo Wan.. Puasin tante ya sayang..” katanya sambil mendorong kepalaku ke arah payudaranya yang montok itu.

Kuisap dan kukulum puting payudara tante Yulia. Bergantian kuhisap sepasang payudaranya. Tante Yulia kembali mengerang dan badannyapun menggeliat menahan nikmat.

Setelah puas menikmati payudara montok tante Yulia, akupun mengangkat gaunnya sehingga tampak celana dalam mininya yang seksi berenda. Kulepas celana dalam itu, sehingga tampak vaginanya yang bersih tak berbulu sedikitpun. Langsung kujilati dan kuciumi vagina tante Yulia, sehingga tubuhnya agak melonjak dari sofa.

“Ahh.. Wan.. Yes.. Ohh..” erang tante Yulia. Sambil mengerang, tubuhnya tampak sedikit melengkung ke belakang menahan nikmat. Tangannya tampak meremas-remas payudaranya sendiri.

Kubuka lebih lebar paha tante Yulia, dan kujilati dan kadang kugigit perlahan klitorisnya. Sementara tanganku menggantikan tangannya untuk meremas-remas sepasang payudaranya yang kenyal itu. Ruangan semakin dipenuhi oleh erangan tante Yulia, dan juga bunyi sofa karena gerakan tubuhnya yang mengeliat-geliat nikmat.

Tiba-tiba HP tante Yulia berbunyi. Kamipun tak mempedulikannya dan aku terus memberikan kenikmatan oral pada tante yang cantik ini. Tetapi bunyi HP terus berbunyi..

“Shit.!!” maki tante Yulia.
“Sebentar ya Wan.”

Tante Yulia pun bangkit dari sofa dan berjalan ke meja kerjanya. Diraihnya HP dan dijawabnya dengan nada kesal.

“Ya.. Ada apa?”
“Aku baik-baik aja dear.., sedang sibuk untuk pameran minggu depan” jawabnya sambil kembali duduk di sofa.
“Kamu sendiri gimana di Kuala Lumpur?” sambil berkata begitu tangan tante Yulia meraih kepalaku yang masih berjongkok di depan sofa dan mendorong ke arah tubuhnya.

Akupun mengerti kemauannya. Kembali kusibakkan gaunnya dan mulutku kembali menciumi dan menghisapi bibir vaginanya. Kemudian kutelusuri vaginanya dengan lidahku, untuk kemudian kuhisap-hisap kembali klitorisnya.

“Iya dear.. Hmm.. Udah dulu ya.. Aku banyak kerjaan nih.. I love you..” sambil berbicara tangannya mengusap-usap rambutku.

Kulihat tante Yulia menggigit bibirnya sendiri menahan erangannya, agar suaminya di ujung telepon tidak curiga.

“Iya.. Nggak apa.. Aku bisa jaga diri kok.. Ok.. Bye dear..” setelah menutup HP-nya, erangan tante Yulia yang tadi terpaksa ditahannya langsung meledak.
“Oh.. God.. Terus Wan.. Yes..” Semakin cepat kujilati klitoris tante Yulia.
“Ahh.. Wan.. Kamu hebat.. Aku keluar Wan.. Ohh..my godd..”

Tubuh tante Yulia mengelinjang hebat dan cairan vaginanya semakin mengucur banyak. Terus kuhisap dan kuciumi vagina indah tante Yulia yang cantik ini, sampai tubuhnyapun lemas terhempas di atas sofa. Kuraih tisu di atas meja dan kubersihkan mulutku dari cairan nikmat tante Yulia. Kemudian kuhabiskan sisa orange juiceku, dan kuambil dan kuberikan orange juicenya.

“Minum dulu tante” kataku.
“Thank you Wan.., aduh belum pernah tante orgasme kayak tadi.. Kamu benar-benar laki-laki Wan..” Lalu diteguknya orange juicenya sampai habis.
“Sekarang giliran kamu ya..” katanya

Dimintanya aku berdiri di depannya. Tante Yulia yang masih duduk di sofa lalu membuka celana panjangku. Aku pun membuka kemejaku, dan tak lama akupun tinggal bercelana dalam di depannya.

“Kata Sonya punyamu besar ya Wan” katanya sambil tersenyum menggoda.

Tangannya kemudian menanggalkan celana dalamku, dan penisku yang memang lumayan besar itupun mencuat keluar dengan gagahnya sampai hampir mengenai wajahnya yang cantik.

“Oh.. God.., besar banget Wan.., I like it..” katanya sambil mengelus-elus kemaluanku dengan jemari tangannya yang lentik.

Sambil mengocok perlahan penisku, wajah tante Yulia mendekat dan tak lama lidahnya telah menjilati batang penisku.

“Ah.. Tante..” erangku ketika kepala penisku dijilatinya.

Sambil menjilati kepala penisku, tante Yulia meremas-remas buah zakarku sambil matanya menatapku nakal menggoda. Kemudian dibukanya mulut mungilnya dan dikulumnya penisku. Rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuhku ketika tante Yulia menggerakkan kepalanya maju mundur menghisapi penisku. Kuremas-remas kepalanya sambil merasakan kehangatan mulut tante muda yang cantik ini.

Tampak tante Yulia begitu menikmati penisku. Dihisap, dijilati dan diremasnya penisku dengan penuh gairah. Sesekali gumaman nikmat terdengar dari mulutnya saat dia mengulum penisku. Sedangkan erangankupun semakin keras terdengar memenuhi ruangan kantor gallery itu.

“Now.. Please fuck me Wan.. Aku pengin ngerasain barangmu yang gede itu.” katanya sambil bangkit berdiri.

Dia pun kemudian berbalik membelakangiku. Kuciumi lagi pundaknya dan kuremas payudaranya. Kemudian tante Yulia memposisikan dirinya sehingga dia menungging di atas sofa tamu. Kusibakkan gaunnya dan kuarahkan penisku ke liang vaginanya.

“Oh.. God..” erangnya ketika kepala penisku mulai masuk menyesaki liang vaginanya yang sempit. Kudorong tubuhku sehingga peniskupun masuk lebih dalam, dan mulai kupompa vagina tante muda ini.
“Ahh.. Yes.. Fuck me.. Fuck me.. Yes.. Yes..” erang tante Yulia setengah menjerit. Payudaranya tampak bergoyang-goyang menggemaskan karena gerakan tubuhnya. Jepitan vagina sempit tante Yulia terasa begitu nikmat di sepanjang penisku. Sambil memompa tubuhnya, sesekali kuremas payudaranya yang menggantung menggemaskan.

Setelah beberapa menit kami bersetubuh dengan doggy-style, akupun kemudian duduk di sofa. Tante Yulia segera menaiki tubuhku dan kami kembali bersetubuh dengan duduk saling berhadapan. Dengan posisi ini, aku leluasa untuk kembali menikmati payudaranya yang montok itu. Tante Yulia menaik-turunkan tubuhnya di pangkuanku, dan tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat dan padat.

“Wan.. Wan.. Aku hampir keluar lagi wan.. Oh.. God..” erang tante cantik ini.

Aku lalu kembali menghisapi payudaranya sambil tanganku mendekap erat punggungnya. Sambil tanganku yang lain memegang erat pantatnya, aku lalu menggenjot cepat penisku dalam liang vaginanya.

“Ahh.. Ahh.. God.. God.. Ahh..” jerit tante Yulia mendapatkan orgasmenya yang kedua.

Butir keringat tampak mengalir membasahi wajahnya yang cantik dan sebagian menetes ke payudaranya yang indah. Akupun terus menggenjot tubuhnya dan tak lama akupun merasa akan segera menyemburkan spermaku dalam liang vaginanya.

“Hmmhh..” erangku tertahan saat orgasme, karena mulutku masih menghisapi payudara tante Yulia.

Banyak sekali spermaku yang menyembur ke dalam vagina tante Yulia. Mungkin karena aku begitu terangsang melihat wajahnya yang cantik serta bodynya yang seksi. Setelah itu akupun melepaskan dekapan eratku di tubuh tante cantik pemilik gallery ini. Tubuhnyapun rubuh lemas di samping tubuhku.

“Tante puas banget Wan.. Belum pernah dapat yang seperti tadi dari suami tante”
“Wawan juga puas banget tante. Tante cantik banget sih”
“Ih.. Kamu bisa aja” jawabnya sambil mencubit tanganku.

Kami pun beristirahat beberapa saat, sebelum aku pamit pulang karena ada janji dengan pacarku. Aku pun berjanji akan mengirim draft surat kontraknya lewat e-mail sesegera mungkin. “Jangan lewat e-mail Wan.. Kamu bawa aja sendiri.. Mumpung suamiku belum pulang.. Aku tunggu ya.” katanya sambil tersenyum manis itulah cerita panas dengan tante-tante kali ini, di lain waktu aku akan bercerita lagi dengan para tante-tante kesepian yang berkeliaran di tempat fitnes.

Pesta Seks Suami dan Mantan Pacar




Aku adalah seorang ibu rumah tangga berusia kurang lebih 30 tahun.
Pernikahan kami telah berjalan kurang lebih 7 tahun dan mempunyai
seorang anak yang sudah sekolah di playgroup. Suamiku adalah seorang
pekerja di perusahaan swasta, karena kesibukan pekerjaannya dia biasa
pergi pagi dan pulang malam. Walau begitu hubungan kami berjalan dengan
baik.

Kami biasa terbuka dalam berbagai hal, termasuk masalah sex. Sayangnya
karena pekerjaannya, staminanya di ranjang kurang bisa memuaskan
keinginanku. Aku inginnya berhubungan sex tiap hari, sementara suamiku
paling sanggup tiga hari sekali. Itupun setelah ejakulasi, dia tidak
sanggup untuk menambah ronde. Satu hal yang dia suka bilang adalah
keinginannya untuk melihatku berhubungan sex dengan laki-laki lain. Dan
bahkan dia bilang kalau dia enggak perlu melihat langsung, asal setiap
aku sudah berhubungan sex dengan laki-laki lain aku harus menceritakan
detailnya dan dilakukan dengan sepengetahuan suamiku. Syarat lainnya
adalah, bahwa aku menyukai laki-laki tsb, ganteng dan yang penting aku
bisa menikmati hubungan sex-ku dengan laki-laki tersebut.

Perlu aku ceritakan, bahwa sebelum menikah dengan suamiku sekarang ini,
aku hanya pernah mempunyai pacar sekali. Itupun kami hanya sebatas
berpacaran, jangankan berhubungan sex, bahkan berciuman pun belum
pernah. Meskipun pernah pacarku dulu itu memintaku untuk menciumku namun
dengan halus aku menolaknya. Jadi bagiku suamiku adalah laki-laki
pertama yang berhubungan sex denganku. Awalnya keinginan suamiku ini
cuma sekedar ‘pillow-talk’ atau fantasi ketika kami melakukan pemanasan
sebelum melakukan hubungan sex dengan suamiku. Sampai pada suatu hari.

Awalnya suatu pagi, seperti biasa setelah suamiku pergi ke kantor
sekaligus mengantarku anakku pergi ke playgroup, aku pergi mandi. Karena
biasanya pagi hari sebelum suami dan anakku pergi, aku menyelesaikan
pekerjaan rutin rumah tangga dan menyiapkan sarapan. Ketika baru saja
aku selesai mandi, dan masih mengenakan kimono handuk, tiba-tiba bel
berbunyi. Dalam keadaan tubuh telanjang dan hanya ditutupi kimono, aku
pergi untuk membuka pintu. Betapa kagetnya aku, ketika ternyata yang
datang adalah Pram, mantan pacarku dulu.

Dalam keadaan gugup, bercampur senang aku tidak mampu berkata kecuali
mempersilakan dia masuk dan lalu mengunci pintu. Aku bahkan lupa kalau
aku cuma pake kimono. Tampangnya masih seperti dulu, kecuali bahwa kini
dia tampak sedikit lebih gemuk dan lebih dewasa. Meski aku akui bahwa
aku sangat menyayangi suamiku, kadang-kadang aku masih suka merindukan
mantan pacarku ini. Dalam keadaan masih gugup, tiba-tiba Pram
menggenggam tanganku dan bertanya tentang kabarku, aku hanya bisa
menjawab lirih. Namun aku tidak bisa menyembunyikan binar mataku,
melepas rinduku padanya. Tiba-tiba dia mendaratkan ciumannya ke pipiku
dengan lembut, dia bilang dia sangat merindukanku. Sambil kemudian
tangannya memelukku, dia bilang kalau dia tunggu dari pagi diatas
mobilnya, dan begitu tahu kalau suamiku sudah pergi dia lalu pergi
memencet bel rumahku.

Dalam pelukannya yang makin erat dia bilang, aku ingin menciummu.
Sesuatu yang dari dulu ingin dia lakukan namun belum terlaksana. Dalam
keadaan seperti itu aku hanya bisa memejamkan mataku dan bersiap
menerima ciumannya. Lalu kurasakan bibir Pram dengan kumis tipisnya
mulai menyentuh bibirku, dan aku lalu menyambut ciumannya dengan membuka
mulutku. Masih dalam keadaan mata terpejam lidah Pram mulai menjelajahi
mulutku dan aku membalasnya dengan penuh gairah kerinduan. Lalu perlahan
kurasakan tangannya yang tadi mendekapku mulai mengelus bagian pantatku
dari luar kimono.

Awalnya cuma remasan ringan namun kemudian dia mulai meremas dengan
penuh berahi. Mendapat perlakuan demikian, nafasku makin tersengal dan
ciumanku makin hot. Lalu tangan Pram mulai menelusup ke balik kimonoku
dan meremas pantatku dengan mesranya. Aku makin terhanyut, dan sangat
menikmati permainannya ketika akhirnya bibirnya mulai menjelajahi
leherku lalu kemudian turun ke arah payudaraku. Perlahan tangan Pram
mulai membuka kimonoku sampai akhirnya kimonoku terjatuh di lantai dan
aku kini telanjang bulat. Ya, baru pertama kalinya kini tubuh
telanjangku disaksikan oleh laki-laki lain selain suamiku. Namun
birahiku sudah makin meninggi, sehingga tanganku pun mulai membuka
kemeja Pram dan kuusap dadanya dan kadang kuelus puting Pram. Bibir Pram
kini mulai mengisap payudaraku bergantian dan jari tangannya mulai
memainkan vaginaku.

Aku kini sudah benar-benar enggak tahan dan meminta dia untuk memasukkan
penisnya ke vaginaku yang kini sudah sangat basah. Lalu dia menggendong
tubuh telanjangku ke kamar tidur, dimana aku biasa tidur dengan suamiku.
Setelah meletakanku di ranjang Pram lalu membuka celananya sehingga kini
dia pun telanjang. Aku agak sedikit kaget, ternya ukuran penis Pram
lebih besar dari ukuran suamiku. Meskipun badannya lebih kecil dari
suamiku. Pram lalu menghampiriku mencium bibirku lagi dan perlahan
mencium seluruh badanku sampai akhirnya bibirnya mulai menyentuh vaginaku.

Betapa lembutnya, lidahnya mulai menjilati klitorisku dan terkadang
dimasukannya ke lubang vaginaku. Vaginaku makin basah, tanganku pun
mulai meraih penisnya, yang ternyata benar benar lebih besar dari milik
suamiku. Sampai aku tidak tahan lagi dan memohon Pram untuk segera
memasukkan penisnya ke vaginaku. Setelah membasahi kepala penisnya, Pram
mulai mengarahkan penisnya ke arah vaginaku yang kini benar benar
menginginkan untuk dimasuki penisnya yang besar itu. Agak susah awalnya,
namun secara perlahan dan lembut penisnya kini masuk seluruhnya di
vaginaku. Tak dapat kugambarkan betapa kini aku sangat terhanyut,
vaginaku terasa penuh oleh penisnya dan gairah yang didorong
kerinduanku. Sehingga tak lama aku merasakan orgasmeku makin dekat dan
aku meminta Pram untuk menggerakkan penisnya dengan cepat. Sampai
kemudian aku benar benar mencapai puncak dan memeluknya dengan erat.
Melepaskan segala rindu dan hasrat.

Setelah orgasmeku mulai menurun Pram masih memelukku dengan erat, lalu
mulai menggerakkan penisnya lagi dengan perlahan. Kira-kira lima belas
menit berlalu namun ternyata Pram masih belum ejakulasi. Padahal
biasanya suamiku paling tahan sekitar lima menitan. Lalu kemudian Pram
membalikkan badanku, sehingga kini aku yang di atas dan dia di bawah.
Aku lalu mengambil inisiatif dengan setengah berjongkok dan menggerakkan
pantatku merasakan penisnya keluar masuk di vaginaku. Aku hampir
mencapai orgasmeku yang kedua ketika tiba-tiba Pram bilang kalau dia
hampir ejakulasi, dia lalu tanya apakah dia harus ejakulasi di luar, aku
bilang di dalam saja karena toh aku sudah pasang KB. Lalu kemudian dia
benar benar berejakulasi. Kurasakan spermanya menyemprot dengan keras.
Sampai 5 kali dia menyemprotkan spermanya yang hangat di vaginaku lalu
akhirnya diapun terkulai lemas. Aku hanya bisa memeluknya, merasakan
kehangatan spermanya dan menikmati sisa sisa kekerasan penisnya yang
mulai mengecil di vaginaku.

Tiba tiba aku dengar pintu garasi terbuka. Lalu cepat kusambar kimonoku.
Aku pikir pasti suamiku yang datang, karena biasanya dia masuk melalui
pintu garasi. Ternyata benar, suamiku yang datang. Dalam keadaan rambut
acak-acakan dan sperma Pram yang menetes sampai ke pahaku, aku tanya
kenapa dia pulang. Rupanya dia ketinggalan agenda kerjanya dan bermaksud
mengambil kedalam. Tapi aku larang, dia bilang kenapa, lalu aku
ceritakan singkat kalau di dalam ada Pram. Terus dia tanya kenapa
rambutku acak-acakan, dipikirnya aku belum mandi.

Tadinya aku takut untuk berterus terang sampai kemudian dia bilang
apakah aku baru making love sama Pram. Aku jawab ya, ternyata mendengar
itu, suamiku jadi sangat terangsang. Lalu dia bilang boleh dia lihat.
Lalu kubuka kimonoku, tampak vaginaku yang memerah dan sperma Pram yang
masih menetes dari vaginaku. Lalu tanpa banyak bicara suamiku jongkok di
hadapanku yang masih berdiri dan mulai menjilati cairan sperma yang
menetes di pahaku, lalu jilatannya mulai beralih ke vaginaku dan
menjilati sperma Pram sampai bersih. Setelah itu dia memintaku
menungging, lalu suamiku menurunkan celananya sampai di mata kaki dan
mulai memasukkan penisnya ke vaginaku yang masih dipenuhi sisa sperma Pram.

Vaginaku kini terasa longgar, karena baru dimasuki penis yang lebih
besar dan masih penuh sisa sperma, namun tampaknya suamiku sudah sangat
bernafsu, mungkin karena fantasinya kini jadi nyata. Sehingga tak lama
dia pun langsung berejakulasi, menyebabkan vaginaku kini terisi oleh
sperma dari dua laki-laki yang berbeda. Lalu dia kembali mengancingkan
celananya, dan bilang untuk ambilkan agendanya. Lalu dia bilang kalau
dia lagi buru-buru karena mau ada rapat di kantornya. Setelah suamiku
pergi, aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan vaginaku. Ketika aku
kembali ke kamar, Pram bertanya siapa yang datang, lalu kujawab tadi
orang yang minta iuran bulanan RT. Lalu aku hampiri Pram, lalu kukulum
penisnya yang masih kecil. Perlahan penisnya mulai menegang kembali dan
kamipun kembali making love sampai aku mengalami dua kali orgasme dan
dia menumpahkan kembali spermanya di vaginaku.

Baik Pram maupun aku sangat terkesan dengan apa yang baru kami lakukan.
Menjadi sangat istimewa karena baru saat inilah aku merasakan memekku
dimasuki kontol selain milik suamiku dan sekaligus orang yang mengisinya
adalah seseorang yang pernah punya kesan khusus di hatiku. Dengan berat
hati aku bilang kalau sekarang dia harus pergi karena aku harus
menjemput anakku. Sebelum pergi, Pram meninggalkan nomor handphone dan
memintaku untuk menghubunginya setiap saat aku membutuhkannya. Aku
kemudian mengantarnya sampai ke pintu depan dan dia meninggalkanku
dengan ciuman lembut di pipi.

Malamnya ketika suamiku pulang, dan anakku sudah tidur suamiku minta aku
menceritakan tentang apa yang aku lakukan dengan Pram tadi siang. Sambil
berbaring berdua aku mulai bercerita. Sambil seksama mendengarkan
tangannya menelusup ke balik rokku dan langsung menuju ke memekku (aku
tidak pakai celana dalam). Lalu di bilang, wah memeknya masih bengkak
nih. Lalu jarinya mulai mengusap itilku. Sambil terus bercerita aku usap
puting susu suamiku sehingga suamiku makin terangsang mendengar
ceritaku. Dia jadi tidak sabar dan membuka celananya lalu memasukkan
kontolnya ke memekku.

Aku baru mulai menikmati gerakan kontolnya di memekku ketika tiba-tiba
suamiku bilang kalau dia sudah mau ejakulasi. Aku bilang tahan dulu
karena aku masih belum mau orgasme, namun apa daya suamiku tak mampu
menahan dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya di dalam memekku. Tak
lama kontolnya mulai layu dan kemudian dia tertidur kecapean. Aku kini
dalam posisi “menggantung” karena aku belum orgasme. Kemudian kucoba
untuk melanjutkan dengan jalan memainkan jariku di memekku. Entah
mengapa meskipun suamiku ada di sisiku, saat bermastrubasi yang justru
aku bayangkan seolah-olah Pram yang kini sedang menyetubuhiku. Sambil
membayangkan kejadian tadi siang aku terus memainkan memekku sampai
kemudian aku orgasme. Namun kuakui rasanya tidak sehebat dengan apa yang
aku rasakan tadi siang.

Besoknya perasaan menggantung itu masih ada. Dan seperti rutinitas
biasa, setelah suami dan anakku pergi, aku kembali sendiri di rumah.
Tiba-tiba keinginan untuk mengulangi apa yang kulakukan kemarin dengan
Pram muncul dengan kuat. Aku hubungi nomor HP-nya dan menanyakan apakah
ia bisa datang sekarang. Sayangnya dia bilang tidak bisa, karena ada
yang harus dia kerjakan pagi ini. Lalu aku tanya gimana kalau malam. Dia
balik tanya bagaimana dengan suamiku. Aku bilang kalau suamiku
sebernarnya tahu apa yang kita lakukan kemarin dan dia menyetujuinya.
Jadi aku pikir malam ini pun tidak apa-apa kalau dia datang. Tapi dia
jawab dia masih merasa sungkan untuk ketemu dengan suamiku.

Akhirnya aku usulkan gimana kalau kita keluar sekalian makan malam, tapi
aku mau bilang suamiku dulu. Dia bilang setuju karena malam ini dia
punya banyak waktu. Katanya hari ini adalah hari terakhir dia berada di
kotaku untuk pekerjaannya sebelum besok di kembali ke kotanya. Aku
kemudian menelepon suamiku dan menceritakan rencanaku, suamiku bilang
oke. Aku begitu bersemangat dan ingin mempersiapkan sesuatunya dengan
baik. Aku lalu pergi ke kamar mandi, mencukur bulu memekku dan memakai
lulur wangi sehingga nanti malam Pram benar-benar terkesan dengan
penampilanku.

Malam hari jam delapan suamiku pulang. Anakku sudah tertidur setengah
jam yang lalu karena siangnya dia bermain sehingga tidak tidur siang.
Suamiku mendapatiku sudah berdandan rapi dan wangi. Dia kemudian ajak
aku makan malam, namun aku bilang kalau aku mau makan malam diluar
dengan Pram. Akhirnya dia makan malam sendiri. Aku lalu telepon Pram
untuk datang menjemputku. Sebelum Pram datang suamiku memeluk dan
menciumku, tangannya lalu merambah memekku, dia merasakan memekku yang
licin karena pagi tadi baru dicukur. Sambil tersenyum dia bilang, wah
persiapannya hebat sekali, katanya lagi dia jamin Pram pasti tidak akan
merasa cukup menyetubuhiku cuma sekali. Sebelum aku pergi dengan Pram
suamiku penasaran ingin menjilat memekku yang licin, lalu dia
menyingkapkan rokku, membuka celana dalamku dan mulai menjilati memekku.
Aku sedang menikmati jilatan lidahnya di memekku ketika kudengar suara
klakson di depan. Kulihat melalui jendela, ternyata Pram yang datang.
Lantas aku pamit sama suamiku, suamiku bilang celana dalamnya enggak
usah dipake toh aku tidak akan membutuhkannya. Aku cuma tersipu
mendengar ucapannya.

Aku keluar dan langsung menuju Pram yang masih dimobilnya. Sampai di
dalam mobil Pram menyambutku dengan ciuman kecil di pipiku. Lalu dia
tanya sekarang mau kemana. Aku cuma bilang terserah dia. Lantas Pram
mengarahkan mobilnya ke sebuah restoran. Turun dari mobil, Pram memeluk
pinggangku sambil berjalan menuju restoran, serasa masa berpacaran kami
dulu. Makan malam berlangsung dengan romantis, diselilngi dengan saling
bercerita tentang masa kami berpacaran dulu. Dia bilang dia sangat
berbahagia karena kini telah merasakan apa yang dulu sangat ingin
rasakan namun belum pernah terlaksana. Dia menambahkan kalau sampai
sekarang dia masih belum menikah. Dia bilang meskipun kini dia sudah
punya tunangan, dia masih sering mengingatku dan karenanya benar-benar
menikmati kebersamaan ini.

Selesai makan malam, Pram mengarahkan mobilnya ke luar kota. Menjelang
di luar kota, di daerah yang sejuk kami lalu berbelok memasuki sebuah
motel. Sebuah motel yang cukup luas dan asri. Mobil langsung menuju
garasi yang terletak persis di bawah kamar motel. Seorang pelayan
membukakan pintu garasi dan langsung menyodorkan formulir check-in.
Setelah menandatangani formulir serta membayar tagihan awal, si pelayan
kemudian menutup pintu garasi. Pram lalu mengajakku menaiki tangga
menuju kamar motel di atas.

Kamar motel itu cukup luas, ada sebuah ranjang ukuran kingbed,
seperangkat sofa dan TV set, serta kamar mandi yang dilengkapi bathtub.
Pram rupanya sudah tidak sabar lagi, tanpa berkata dia langsung
menarikku dan mencium bibirku dengan penuh gairah. Kusambut ciumannya
dengan penuh gairah pula. Sambil menciumku tangan Pram dengan
semangatnya meremas susuku. Aku kemudian membuka celana yang dia kenakan
dan tak sabar aku dorong Pram ke arah ranjang. Dalam keadaan Pram yang
terlentang kumasukkan kontol Pram ke mulutku dan mulai mengulumnya
dengan semangat. Kumainkan kontolnya yang besar itu keluar masuk
mulutku. Pram hanya bisa memejamkan matanya menikmati hisapanku. Tak
lama Pram bilang kalau dia ingin menjilati memekku. Pram lantas mencopot
seluruh pakaianku dan pakaiannya sendiri, sampai kami berdua kini
telanjang bulat. Lalu dia kembali berbaring dan memintaku meletakkan
pantatku di atas mukanya.

Maka dengan posisi 69 aku kembali mengulum kontol Pram sementara dia
menjilat memek dan itilku. Kira kira setengah jam kami dalam posisi itu
ketika kurasakan orgasmeku telah mendekat, sampai kemudian aku mencapai
orgasme. Dengan mulut masih mengisap kontol Pram, kutekankan memekku
dengan kuat ke muka Pram. Dia sendiri dengan kuat mengisap itilku sampai
aku benar benar melayang. Beberapa saat setelah orgasmeku memudar, Pram
lalu membaringkanku di ranjang, mulutnya kini mengisap puting susuku
bergantian. Setelah puas mengisap dan mengulum susuku, kemudian dia naik
ke atasku dan mengarahkan kontolnya di memekku. Dengan lembut dia
mengusapkan kepala kontolnya di memekku. Memekku kini sudah sangat basah
dan menginginkan kontolnya untuk segera dimasukkan ke memekku. Perlahan
Pram menekan kontolnya ke lubang memekku. Meski memekku sudah basah,
Pram agak kesulitan untuk memasukkan kontolnya. Dengan jariku, kubuka
bibir memekku lebar-lebar, sampai kemudian seluruh kontolnya masuk di
memekku. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk memekku.

Setelah kira-kira 10 menit Pram mengentotku, tiba tiba aku merasakan
kalau aku ingin pipis. Aku bilang kalau aku mau pipis dulu, Pram
mencabut kontolnya dan lalu menuntunku ke kamar mandi. Di kamar mandi,
Pram minta aku kencing sambil berdiri, lalu mulutnya kembali menjilati
memekku. Dorongan untuk pipis sudah sangat mendesak dan aku sudah tidak
tahan lagi. Dan air kencingku kini menyembur dengan deras. Tapi Pram
malah terus menjilati memekku sehingga air kencingku mengenai wajahnya
bertubi-tubi. Setelah selesai, Pram menyalakan shower dan mengajakku
mandi bareng. Tangannya membalurkan sabun ke seluruh tubuhku, dan ketika
giliranku menyabuninya ketika sampai di bagian kontolnya kukocok
kontolnya sampai sambil tertawa dia bilang “sudah nanti aku keburu
nyampe di luar”. Sambil terus bercanda Pram bilang sini aku sabuni
bagian dalam memekku. Aku bilang gimana caranya? Lalu dia memintaku
sedikit menungging, sambil masih berdiri dan kontolnya penuh sabun, dia
lalu memasukkan kontolnya ke memekku. Dia bilang begini caranya
menyabuni bagian dalam memekmu.

Lantas, dia mengisi bathtub lalu mengajak untuk meneruskan permainan
cinta kami di bathtub. Pram lalu berbaring dan minta aku memasukkan
kontolnya dengan posisiku di atas. Aku menggerakkan pantatku naik turun
sampai air di bathtub bergelombang karena gerakan kami. Setelah kurang
lebih setengah jam Pram lalu memintaku menungging di bathtub dan
memasukkan kontolnya dari belakang. Dengan gerakan yang makin lama makin
cepat aku kemudian mencapai orgasmeku yang kedua yang tak lama kemudian
Pram pun mencapai ejakulasi. Pram menyemprotkan spermanya yang hangat di
memekku.

Setelah mengeringkan badan, lalu kami berdua pergi ke ranjang dan sambil
saling berpelukan kami tertidur bagaikan sepasang pengantin baru. Ketika
terbangun kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Pram lalu
kubangunkan karena aku harus pulang. Namun dia bilang dia masih mau
menyetubuhiku sekali lagi sebelum pulang. Lalu dengan romantis Pram
kembali mencumbuku untuk kemudian memasukkan kontolnya kembali di
memekku. Akhirnya kami berdua mencapai orgasme, aku sengaja tidak
membersihkan memekku karena aku tahu suamiku suka melihat memekku masih
basah oleh sperma laki-laki lain yang baru bersetubuh denganku.

Kami sampai di rumah pukul setengah lima. Dan Pram meninggalkanku di
pintu depan. Dia bilang dia akan mengusahakan untuk datang ke kotaku
sesering mungkin. Ketika aku masuk kudapati suamiku masih lelap
tertidur. Perlahan aku naik ke ranjang dan kudekatkan memekku di muka
suamiku. Dari memekku, sperma Pram menetes keluar membasahi wajah
suamiku, suamiku terbangun dan tersenyum melihatku. Lalu tanpa banyak
omong dia langsung menjilati memekku yang sangat basah oleh sperma Pram.
Setelah bersih, aku lalu memasukkan kontolnya ke memekku. Sambil
bercinta, suamiku minta aku menceritakan kejadian tadi malam. Suamiku
bilang gimana kalau kapan-kapan ajak Pram untuk bermain bertiga. Aku
bilang nanti aku coba hubungi dia. Akhirnya suamiku pun kembali mencapai
ejakulasinya dan menambah sperma di dalam memekku dengan miliknya,
tercampur dengan sperma Pram.

Atas permintaan suamiku aku menghubungi Pram melalui telepon,
mengundangnya untuk datang ke rumah kami. Awalnya Pram agak segan untuk
bertemu suamiku, namun aku berusaha meyakinkan bahwa suamiku sudah
mengetahui semua yang kita lakukan dan dia malah menyetujuinya.
Kutambahkan bahwa dengan demikian maka kesempatan kita untuk bertemu
semakin besar karena bisa dilakukan kapan saja jika waktu dan kesempatan
memungkinkan. Akhirnya Pram setuju dan akan meneleponku terlebih dahulu
sebelum datang.

Selang beberapa minggu kemudian barulah aku menerima telepon dari Pram
mengabarkan bahwa dia akan datang pada akhir minggu ini, bertepatan
dengan long weekend (hari libur nasional yang berdempetan dengan hari
minggu). Saat itu juga aku langsung menelepon suamiku yang masih di
kantor tentang rencana Pram yang akan datang berkunjung. Suamiku lantas
mengusulkan bagaimana jika kita sekalian berlibur keluar kota bersama,
mumpung long weekend. Aku bilang aku sih setuju saja, asalkan Pram juga
setuju. Suamiku bilang kalau dia akan booking kamar dari sekarang,
soalnya kalau tidak, susah dapat hotel di saat long weekend.

Akhirnya, hari Sabtu yang ditunggu tiba. Pram datang sekitar jam 11
siang. Saat itu anakku masih di sekolahnya dan baru akan pulang sekitar
jam 12-an, sementara suamiku masih di kantor. Aku langsung menyambut
Pram dengan pelukan kangen dan Pram balas memelukku, lalu lantas mencium
bibirku. Namun meskipun hasratku begitu menggebu untuk segera making
love dengan Pram, aku harus menahan diri karena sebentar lagi anakku
segera datang. Pram lalu kemudian pamit untuk pergi ke kamar mandi untuk
membersihkan badannya selepas perjalanan jauh dari kotanya.

Aku sendiri kemudian menyiapkan makan siang untuk Pram dan keluargaku.
Sekitar jam 12 anakku sampai di rumah. Aku lalu perkenalkan Pram sebagai
teman ayahnya. Pram cepat akrab dengan anakku. Setengah jam kemudian
suamiku datang dari kantor dan aku langsung mengajaknya ketemu Pram.
Sebenarnya suamiku sempat mengenal Pram, itu dulu ketika aku masih
pacaran sama Pram aku sebenarnya sudah mengenal suamiku sekarang ini,
tapi saat itu hanya sebatas teman. Dan dalam satu kesempatan aku sempat
mengenalkan Pram sebagai pacarku kepada suamiku. Tapi saat itu mereka
hanya saling bertegur sapa dan tidak berkenalan lebih jauh.

Suamiku lantas menyapa Pram, yang kelihatan agak canggung. Namun
kemudian aku mengajak mereka untuk bersama makan siang. Di meja makan
suamiku aktif memulai pembicaraan, namun umumnya yang dibahas sekitar
masalah bisnis dan politik secara umum. Setelah makan selesai, terlihat
kekakuan sudah mulai mencair. Sementara aku membereskan meja makan,
mereka berdua lalu melanjutkan obrolan mereka sambil merokok di beranda
rumah. Kelihatannya mereka berdua sudah mulai akrab, kerena sesekali
tawa lepas mereka terdengar. Belakangan aku tahu bahwa mereka
membicarakan aku, tentang betapa hot-nya aku di ranjang.

Selepas pukul tujuh malam setelah kami selesai berkemas, kami berempat
(termasuk anakku) dengan menggunakan sebuah mobil kijang pergi menuju ke
sebuah tempat di luar kota, ke hotel yang telah kami book sebelumnya.
Sengaja kami memilih waktu agak malam untuk menghindari macet yang
biasanya terjadi di sore hari. Suamiku yang menyetir mobil, dan Pram di
kursi depan. Aku dan anakku duduk di jok tengah. Setelah satu jam
perjalanan anakku mulai tertidur mungkin karena siangnya dia tidak tidur
maka dengan cepat ia terlelap.

Sementara itu obrolan diantara kami sudah mulai terhenti, mungkin karena
kehabisan topik. Suamiku dengan penuh konsentrasi mengemudikan
kendaraannya, dan Pram menatap lurus ke arah depan. Sementara itu aku
mulai merasakan memekku gatal, karena menahan hasrat dari siang. Aku
lalu berinisiatif mengulurkan tanganku ke depan dan memeluk Pram dari
belakang. Pram awalnya merasa enggak enak dan melihat ke arah suamiku,
seolah minta persetujuan. Suamiku tersenyum dan memberikan isyarat bahwa
dia setuju. Pram lalu sedikit merebahkan kursinya dan aku lantas mencium
bibirnya dari arah belakang. Dengan kepala tersandar aku mulai melumat
bibir Pram dan dibalas Pram dengan mengulum lidahku.

Kedua tanganku menelusup ke balik kemeja Pram dan mulai mengusap kedua
putingnya. Sementara itu Pram lantas melingkarkan kedua tangannya
kebelakang dan meremas pantatku dengan erat. Tak lama tangan Pram
menelusup ke balik rok dan mengelus pahaku dengan lembut. Perlahan
tangannya bergerak semakin ke atas, kurasakan jari-jarinya menyibakkan
tepian celana dalamku dan mulai menyentuh bibir memekku. Jarinya lalu
memainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang memekku
yang sudah basah. Tanpa melepaskan ciuman, Pram terus memainkan
jari-jarinya di memekku sampai satu saat aku merasakan kalau orgasmeku
tak terbendung lagi. Sambil menahan suaraku, aku melumat bibir Pram
sekeras mungkin dan mendekapkan kedua pahaku seolah tangannya jangan
sampai terlepas dari memekku. Dan ketika orgasmeku mulai pudar nafasku
sungguh tak beraturan. Ketika aku melirik ke arah suamiku, dia hanya
tersenyum.

Beberapa saat kemudian masih dari arah belakang, aku membuka ikat
pinggang Pram dan menelesupkan tanganku ke balik celananya. Kurasakan
kontol Pram yang memang lebih besar dari punya suamiku menegang dengan
keras sekali. Lalu dengan sedikit berjongkok dari arah belakang aku lalu
mendekatkan bibirku ke arah kontol Pram. Aku lantas mulai mengulum
kontol Pram. Sementara itu suamiku hanya bisa menyaksikan dari sudut
matanya, karena ia harus mencurahkan konsentrasinya ke jalan. Setelah
beberapa lama mengulum kontolnya dan menggerakannya keluar masuk
mulutku, Pram berbisik kalau dia udah mau nyampe alias ejakulasi.

Aku lalu mempercepat gerakan kontolnya keluar masuk bibirku, lalu tak
lama Pram mulai melenguh dan memuncratkan sperma-nya yang hangat di
mulutku. Saking banyaknya, sebagian dari sperma Pram menetes membasahi
pinggiran bibirku. Aku kemudian menelan sperma Pram. Suamiku tersenyum
kepada kami berdua dan hanya bisa bilang wow. Aku lalu mencium bibir
suamiku (dengan sisa-sisa sperma Pram yang masih menempel di bibirku)
sambil berbisik aku bilang terima kasih.

Tak lama kami tiba di hotel tujuan kami. Rupanya suamiku memesan dua
kamar yang dilengkapi connecting door, bersebelahan untuk memudahkan
akses dari satu kamar ke yang lainnya. Sementara suamiku membereskan
administrasi hotel aku dengan menggendong anakku yang masih tertidur
naik ke lantai 3 bareng dengan Pram. Lalu aku masuk ke kamarku dan Pram
ke kamar sebelahnya. Setelah menidurkan anakku di ranjang dan
membereskan barang bawaan kami, aku lalu pergi ke kamar mandi dan mulai
mengisi bathtub. Kemudian sambil berendam aku memainkan memekku.
Meskipun di mobil aku sempat orgasme, rasanya memekku masih ingin
merasakan dimasuki kontol.

Tak lama suamiku mengetok pintu kamar dan dengan hanya melilitkan
handuk, aku membuka pintu. Rupanya suamiku sudah tidak tahan menyaksikan
adegan yang tadi aku lakukan di mobil dengan Pram. Maka dengan bernafsu
ia langsung mencium bibirku dan membuka bajunya. Lalu kami pergi ke
bathtub. Suamiku berbaring di bathtub dan aku langsung menaiki badannya.
Baik aku dan suamiku sudah sama-sama terangsang, sehingga tanpa
pemanasan aku langsung memasukkan kontol suamiku ke memekku. Namun hanya
beberapa goyangan pantatku suamiku langsung memuntahkan spermanya di
dalam memekku. Aku sendiri merasakan orgasmeku makin jauh. Namun aku
bisa memahami kondisi suamiku. Suamiku kemudian terkulai lemas di
bathtub dan setelah membersihkan memekku aku bilang kalau aku mau ke
kamar sebelah. Suamiku hanya menggangguk setuju.

Setelah mengeringkan badanku dengan handuk, aku kemudian memakai celana
dalam tipis berenda berbentuk kupu-kupu yang memperlihatkan memekku
secara berbayang, setelah itu aku mengenakan baju tidur satinku yang
juga tipis dan memperlihatkan lekuk tubuhku tanpa bra. Kemudian melalui
connecting door aku masuk ke kamar Pram. Kulihat Pram dengan hanya
menggenakan celana pendek tanpa baju sedang berbaring di ranjang
menonton televisi. Aku kemudian berdiri di depan televisi, menghalangi
pandangan Pram ke televisi.

Pram tersenyum dengan mata yang tak berkedip menatap seluruh liku
tubuhku. Dengan masih dalam posisi berdiri, aku pejamkan mataku dan
mulai mengusap payudaraku dari luar pakaianku. Lalu tanganku bergerak
keseluruh tubuhku, menelusuri halusnya kain satin yang aku kenakan.
Perlahan tanganku mulai menyentuh memekku yang masih terbungkus pakaian.
Lalu kemudian kurasakan tangan Pram memeluk tubuhku. Ketika kubuka
mataku, kulihat Pram sudah duduk dipinggir ranjang dan mulai meremas
kedua bongkahan pantatku. Lalu kemudian Pram menyenderkan kepalanya ke
arah perutku. Perlahan tangannya bergerak ke atas dan membuka dasterku.
Akhirnya dasterku terlepas meluncur ke bawah dan aku kini hanya
mengenakan celana dalam kupu-kupuku.

Kedua tangan Pram kini meremas kedua payudaraku sementara mulutnya
mencium perut dan pusarku. Sungguh sangat membuatku makin terangsang.
Lalu Pram mulai mengulum puting payudaraku dan mengisapnya bergantian.
Setelah beberapa lama dan memekku sudah terasa sangat basah, Pram lalu
menurunkan ciumannya dari payudaraku, perlahan bergerak ke bawah, kearah
perutku lalu ke arah selangkanganku dan menjilat bagian pinggir celana
dalamku. Masih dalam posisi berdiri aku merasasemakin tidak tahan dan
mulai meremas rambut Pram dengan gemas. Pram lalu menarik tubuhku,
menelentangkanku di atas ranjang. Lalu kemudian perlahan dia membuka
celana dalamku dan mulai menjilat klitoris dan memekku.

Kali ini aku tidak menahan suaraku lagi seperti waktu di mobil, dan
tanparagu-ragu mulai mengeluarkan erangan seiring dengan kenikmatan yang
makin kurasakan. Dan ketika kurasakan orgasmeku hampir mendekat aku
tarik Pram sambil minta untuk memasukkan kontolnya sekarang juga. Lalu
Pram membuka celananya dan lalu naik ke atas ranjang. Kini kontolnya
yang besar sudah tegak mengacung, aku sungguh tak tahan untuk tidak
mengulumnya walau sebentar. Setelah itu Pram mulai mengarahkan kontolnya
ke memekku dan menggesekkan bibir luar memekku, dan dengan satu gerakan
keras Pram langsung membenamkan seluruh kontolnya ke dalam memekku.

Karena memekku sudah sangat basah dan baru saja dimasuki kontol suamiku
maka seketika kontol Pram langsung masuk. Sungguh suatu kenikmatan yang
tak terhingga. Lalu dengan keras dan cepat Pram memompa menggerakkan
kontolnya keluar masuk memekku. Dalam kenikmatan yang makin memuncak aku
terus berkata, ayo Pram gerakin yang cepet, aku udah mau nyampe…
Akhirnya orgasmeku tiba dan kulingkarkan kakiku ke pinggang Pram dan
menguncinya dengan erat. Pram mengimbanginya dengan membenamkan
kontolnya sedalam mungkin ke memekku. Lalu aku terkulai lemas dan mulai
menata nafasku.

Pram ternyata belum sampai. Pram lalu mencabut kontolnya dari memekku
dan memintaku berbaring telungkup. Aku lalu telungkup sambill memeluk
bantal di kepalaku. Lalu Pram mencium rambutku, kemudian turun ke arah
punggungku. Lidahnya bergerak menjilati punggungku yang basah oleh
keringat. Lalu ketika tiba di kedua bongkahan pantatku, Pram dengan
lembut menggigit dan mengisap buah pantatku dan meninggalkan bekas merah
setelahnya. Lalu kemudian lidahnya turun ke sela pantatku, dan mulai
menjilat anusku. Sesekali memasukkan ujung lidahnya ke dalam lubang
anusku. Lalu kemudian menjilat garis memekku dari arah anus sampai
klitorisku. Demikian berulang naik turun sampai kemudian gairahku
menggebu lagu. Pram lalu memintaku menungging dan perlahan memasukkan
kontolnya dari belakang.

Terus terang ini adalah gaya favoritku karena gesekan kontol bisa lebih
terasa sampai menyentuh mulut rahimku. Biasanya suamiku tidak bisa tahan
lama dengan gaya ini. Namun Pram sungguh lain, sebab sudah lebih
setengah jam dia masih kuat menahan ejakulasinya. Sampai akhirnya dia
bilang kalau dia udah mau sampai. Aku bilang ayo Pram gerakin yang
cepet, dan minta supaya ejakulasi di dalam memekku. Aku sendiri tidak
khawatir hamil karena aku ikut KB. Lalu Pram kemudian menggerakkan
kontolnya makin cepat dan kemudian kurasakan semprotan spermanya yang
hangat di memekku. Aku sendiri kemudian mencapai orgasmeku yang kedua
pada saat yang hampir berbarengan. Setelah itu dengan mendekapku dari
belakang dan dalam keadaan telanjang kami berdua tertidur.

Pagi hari antara sadar dan tidak kurasakan sesuatu yang geli di memekku,
ketika kulihat ternyata Pram sedang menjilati memekku. Sekilas kulihat
jam di meja sudah menunjukkan jam setengah lima pagi. Sambil tersenyum
aku kembali memejamkan mataku dan mulai menikmati jilatan lidah Pram di
memekku. Tanganku meremas kedua payudaraku mengimbangi kenikmatan di
memekku. Lantas Pram bergerak ke atasku, melumat bibirku dan mulai
memasukkan kontolnya kembali. Kali ini kami menikmati persetubuhan
dengan pelan dan dengan bibir yang terus saling berciuman, suasana
terasa lebih romantis. Justru karena suasana itu baik Pram maupun aku
tak bisa menahan orgasme terlalu lama, sehingga kemudian Pram kembali
menumpahkan spermanya di dalam memekku.

Setelah itu aku tak mau anakku terbangun dan mendapati ibunya tidur di
kamar lain. Jadi aku cepat-cepat memakai dasterku tanpa mengenakan
celana dalam aku kembali ke kamarku dan suamiku. Bunyi pintu rupanya
membangunkan suamiku, ketika dia melihatku datang dia memberi isyarat
untuk mendekat kepadanya. Lalu tanpa berkata apa-apa dia langsung
menyibakan dasterku dan memintaku untuk duduk di atas wajahnya yang
terlentang di kasur. Lalu kemudian dia mulai menjilati memekku yang
masih basah oleh sperma Pram. Dengan bernafsu dia menjilati cairan
memekku yang telah bercampur dengan sperma Pram yang menetes keluar dari
memekku.

Setelah puas suamiku mengajakku ke kamar mandi dan memintaku menungging
di wastafel. Lalu dia memasukkan kontolnya ke dalam memekku dan tak lama
ikut mengisi memekku dengan spermanya tercampur dengan sperma Pram.
Setelah suamiku kembali ke kasur, aku kemudian membersihkan memekku lalu
menyusul suamiku di ranjang.