Ngentot Dengan Tante Partner Proyek
Cerita Dewasa pengalaman seks dan juga petualangan sex ku bersama para tante girang. Tidak biasanya jam segini perasaan ku tidak enak, karena sudah beebrapa hari ini magku kambuh. Keseringan pulang malam dan telat makan itulah penyebabnya,Untuk hal ini aku juga sering keluar masuh dokter periksakan kesehatan lambung. Jaga-jaga kalau-kalau ada sesuatu. Dalam bebarapa hari akhirnya aku bisa mnyelesaikan semua aktivitasku seperti biasa.
Cerita panas tante ini dimulai setelah saatnya kembali bekerja dengan semangat dan penuh energik. Setelah bangun dari tidur dan beranjak ke sebuah kantor yang tak jauh dati tempat tingglku.kebetukan,Hari itu aku sedang sibuk menyelesaikan salah satu proyekku untuk sebuah perusahaan tekstil. Iseng-iseng untuk refreshing, aku buka e-mailku, dan membalas e-mail yang masuk. Ada beberapa e-mail ucapan terimakasih dari mereka yang telah sukses mengikuti langkahku menggeluti bisnis wiraswasta ini. Ada juga e-mail dari calon pelanggan meminta proposal. Juga ada beberapa e-mail joke dari teman-temanku.
Sedang asyik-asyiknya membaca dan membalas e-mail, tiba-tiba HPku berbunyi..
“Yang.., sedang apa nih? Aku kangen..” suara Monika pacarku terdengar di ujung sana.
“Hai Mon.., biasa sedang nyelesaiin kerjaan nih. Kamu masih kuliah ya?”
“Iya.. Lagi nunggu kelas berikutnya. Nanti malam jadi khan?”
“Pasti donk.. Aku juga kangen banget sama kamu..” jawabku mesra.
“Iya deh.. Udah dulu ya yang.. Dosennya udah datang.. Bye..”
Aku pun kemudian melanjutkan membalas e-mail. Setelah itu, kututup program e-mailku, dan akupun kembali mengerjakan proyekku. Lagi-lagi HP-ku berbunyi. Kulihat di layar, ternyata tante Sonya menelponku.
“Halo Wan.., apa kabar sayang?”
“Baik tante..”
“Kamu kok udah beberapa hari ini nggak main ke sini? Sedang sibuk ya?”
“Iya tante..”
“Sombong ya.. Mentang-mentang banyak proyek lupa sama tante..”
“Nggak tante.. Kan..”
Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, tante Sonya sudah memotong pembicaraanku..
“Wan.. Tante punya teman.. Dia katanya punya proyek buat kamu. Kamu hubungi dia hari ini ya..”
“Baik tante..”
Tante Sonyapun kemudian memberikan nama dan alamat serta nomor telepon temannya.
“Asal jangan lupa kamu harus ke sini besok. Tante sudah kengen..”
“OK tante.. Terimakasih ya. Besok pasti Wawan ke sana. Kangen juga sama tante yang seksi abis..” jawabku bercanda.
“Ih.. Kamu nakal ya.. Awas ya besok..” jawabnya sambil tertawa kecil.
Memang aku sudah ketagihan berhubungan seks dengan tante Sonya. Semenjak bertemu saat membeli mobilnya dulu, seringkali kami tetap bertemu dan saling memuaskan birahi masing-masing. Sebagai lelaki normal, siapa juga yang akan menolak diajak berselingkuh dengan tante secantik itu.
Sambil memegang secarik kertas berisi nama teman tante Sonya, akupun berpikir apakah aku masih punya waktu untuk menerima proyek baru lagi. Sebab setelah proyek untuk perusahaan tekstil ini masih ada dua proyek lagi yang harus aku selesaikan. Tetapi kupikir aku terima saja, nanti kalau tidak bisa mengerjakannya sendiri, aku bisa minta tolong temanku yang dulu mengenalkanku pada bisnis ini untuk membantu. Alternatif lain, aku bisa minta deadline yang agak panjang dari teman tante Sonya ini.
Singkat cerita, sore itu aku segera bergegas menuju alamat sebuah gallery di kawasan Kemang. Setelah mengutarakan maksud kedatanganku pada satpam yang membuka pintu, akupun memasukkan mobilku ke dalam pekarangan gallery yang luas itu.
“Sore.. Saya ingin bertemu dengan ibu Yulia..”
“Oh.. Ya silakan tunggu dulu ya Mas.. Namanya siapa darimana?” jawab resepsionis di gallery itu.
“Wawan.. Saya sudah punya janji kok”
Resepsionis itupun kemudian menelepon, dan setelah itu berujar..
“Mari Mas, saya antar ke dalam”
Kamipun menuju ruang kantor ibu Yulia sambil melewati ruang gallery. Gallery tersebut indah sekali dengan banyaknya lukisan yang bagus-bagus diterpa lampu sorot sehingga menambah keindahannya.
“Permisi Bu.. Ini Mas Wawan” kata si resepsionis setelah kami memasuki ruangan kantor ibu Yulia.
Kuperhatikan ternyata ibu Yulia ini masih muda, mungkin sekitar 30 tahunan. Wajahnya cantik dan berkulit putih mulus. Saat itu dia memakai gaun dengan tali tipis di pundaknya, serta syal yang melingkar indah di lehernya yang jenjang. Gaun itu tampak tak sanggup menahan payudaranya yang membusung padat. Ditambah dengan gaun mininya yang memperlihatkan kakinya yang mulus, menambah darah mudaku bergejolak melihatnya.
“Hai Wawan.. Saya Yulia”
Kurasakan tangannya yang lentik itu halus menjabat tanganku.
“Ayo silakan duduk..” katanya mempersilakanku duduk di sofa dalam ruangan kantornya.
Ibu Yuliapun kemudian duduk di seberangku. Kamipun berbincang basa-basi sebentar. Ternyata dia adalah teman fitness tante Sonya. Tante Sonya telah bercerita banyak tentangku termasuk bisnisku. Dalam hatipun aku bergumam memang tante-tante di tempat fitness seksi-seksi.
Kamipun kemudian berbincang lebih serius mengenai bisnisku. Untuk melihat penjelasanku yang menggunakan notebook, ibu Yuliapun pindah duduk di sebelahku. Tubuhnya menyebarkan wangi parfum yang lembut, menambah bergejolaknya nafsu kelelakianku. Sambil berbincang, sesekali kulihat belahan payudaranya yang putih mulus tersembul dari gaunnya. Ingin rasanya kuremas payudaranya yang menggemaskan itu, tetapi aku tentu harus bersikap professional.
Singkat kata, ibu Yulia tertarik dan menyetujui harga yang kuminta. Iapun memintaku untuk menyiapkan kontrak kerja untuk disetujui bersama.
“Tapi saya minta sedikit kelonggaran waktu ya Bu.. Soalnya saya masih ada beberapa proyek yang harus diselesaikan” kataku.
“Oh.. Begitu ya.. Berapa lama punya saya selesainya?”
“Kira-kira satu bulan ya Bu..”
“Ok deh.. Nggak apa..” katanya
“Oh ya kamu mau minum apa Wan?”
“Apa aja deh..”
Ibu Yulia pun kemudian menelepon pembantunya dan meminta dua orange juice.
“Kamu masih kuliah ya Wan”
“Masih Bu.. Tahap akhir”
“Oh.. Kamu jangan panggil saya Bu.. Saya masih muda lho.. Panggil saja tante”
“Oh iya tante”
Akupun tersenyum dalam hati. Persis pengalamanku dengan tante Sonya dulu yang tidak mau dipanggil ibu. Pembantu tante Yulia kemudian masuk menyajikan minuman.
“Ayo diminum Wan” kata tante Yulia saat si pembantu beranjak pergi.
Tante Yulia lalu bangkit mengikuti pembantunya kemudian menutup pintu ruang kantor dan menguncinya. Kembali tante Yulia duduk di sebelahku sambil meminum orange juicenya. Pahanya yang putih mulus tampak begitu menggoda saat dia menumpangkan kakinya. Akupun tak tahan untuk tidak melihat pemandangan indah itu.
“Sedang lihat apa Wan?” katanya sambil tersenyum manis.
“Oh nggak kok tante..”
“Ayo kamu sedang mikir yang jorok ya..” katanya lagi menggoda.
“Nggak kok tante.. Cuma kagum aja.. Habis tante cantik banget..”
“Ih.. Kamu genit juga ya.. Pinter merayu” godanya lagi.
Tangannya kemudian meraih tanganku dan diletakkannya di atas pahanya.
“Kamu pengin ini kan?” sambil berkata begitu tante Yulia mendekatkan wajahnya dan mencium bibirku.
Tak kuat menahan nafsu yang sedari tadi telah bergolak, kubalas ciuman tante Yulia dengan penuh gairah. Sambil berciuman, kuremas dan kuusap pahanya yang mulus itu, sementara tanganku yang lain mengusap-usap rambutnya.
“Ehh..” erang tante Yulia ketika tanganku menyentuh celana dalamnya yang telah basah.
Erangannya makin menjadi-jadi ketika tanganku menyibakkan celana dalam itu dan menemukan klitorisnya. Kuusap-usap klitoris tante cantik ini, dan cairan vaginanya semakin mengucur deras.
“Ahh.. Enak Wan.. Memang betul kata Sonya kamu hebat.. Terus Wan” erangnya lebih lanjut.
Sementara tanganku masih mengusap-usap vaginanya, akupun menciumi pundak putih tante Yulia. Kemudian kuturunkan tali gaunnya sehingga payudaranya tampak meskipun masih terbungkus BH. Kuturunkan cup BH-nya dan payudaranya yang padat meloncat keluar seperti menantangku untuk menghisapnya. Langsung kuterkam payudara kenyal itu dan kuisap serta kujilati putingnya yang berwarna merah muda.
“Ahh.. Yess.. I like it.. Oh god..” erangan tante Yulia semakin menjadi memenuhi ruangan kantor itu.
Terus kujilati puting yang semakin mengeras itu, dan tanganku yang satu masih terus memberikan kenikmatan pada klitorisnya.
“Oh Wan.. Yes.. Terus wan.. Oh.. God” racau tante Yulia merasakan nikmat yang kuberikan.
Setelah itu aku menghentikan sejenak aktifitasku. Tampak wajah tante menampakkan kekecewaannya
“Wan.. Don’t stop please.. Ayo terusin wan..” pintanya
“Takut ketahuan tante.. Emang nggak ada siapa-siapa nih?” kataku sambil menciumi wajahnya yang cantik.
“Nggak ada.. Cuma pembantu sama satpam aja.. Mereka juga nggak akan tahu.”
“Suami tante?”
“Nggak ada.. Sedang ke luar negeri.. Ayo Wan.. Puasin tante ya sayang..” katanya sambil mendorong kepalaku ke arah payudaranya yang montok itu.
Kuisap dan kukulum puting payudara tante Yulia. Bergantian kuhisap sepasang payudaranya. Tante Yulia kembali mengerang dan badannyapun menggeliat menahan nikmat.
Setelah puas menikmati payudara montok tante Yulia, akupun mengangkat gaunnya sehingga tampak celana dalam mininya yang seksi berenda. Kulepas celana dalam itu, sehingga tampak vaginanya yang bersih tak berbulu sedikitpun. Langsung kujilati dan kuciumi vagina tante Yulia, sehingga tubuhnya agak melonjak dari sofa.
“Ahh.. Wan.. Yes.. Ohh..” erang tante Yulia. Sambil mengerang, tubuhnya tampak sedikit melengkung ke belakang menahan nikmat. Tangannya tampak meremas-remas payudaranya sendiri.
Kubuka lebih lebar paha tante Yulia, dan kujilati dan kadang kugigit perlahan klitorisnya. Sementara tanganku menggantikan tangannya untuk meremas-remas sepasang payudaranya yang kenyal itu. Ruangan semakin dipenuhi oleh erangan tante Yulia, dan juga bunyi sofa karena gerakan tubuhnya yang mengeliat-geliat nikmat.
Tiba-tiba HP tante Yulia berbunyi. Kamipun tak mempedulikannya dan aku terus memberikan kenikmatan oral pada tante yang cantik ini. Tetapi bunyi HP terus berbunyi..
“Shit.!!” maki tante Yulia.
“Sebentar ya Wan.”
Tante Yulia pun bangkit dari sofa dan berjalan ke meja kerjanya. Diraihnya HP dan dijawabnya dengan nada kesal.
“Ya.. Ada apa?”
“Aku baik-baik aja dear.., sedang sibuk untuk pameran minggu depan” jawabnya sambil kembali duduk di sofa.
“Kamu sendiri gimana di Kuala Lumpur?” sambil berkata begitu tangan tante Yulia meraih kepalaku yang masih berjongkok di depan sofa dan mendorong ke arah tubuhnya.
Akupun mengerti kemauannya. Kembali kusibakkan gaunnya dan mulutku kembali menciumi dan menghisapi bibir vaginanya. Kemudian kutelusuri vaginanya dengan lidahku, untuk kemudian kuhisap-hisap kembali klitorisnya.
“Iya dear.. Hmm.. Udah dulu ya.. Aku banyak kerjaan nih.. I love you..” sambil berbicara tangannya mengusap-usap rambutku.
Kulihat tante Yulia menggigit bibirnya sendiri menahan erangannya, agar suaminya di ujung telepon tidak curiga.
“Iya.. Nggak apa.. Aku bisa jaga diri kok.. Ok.. Bye dear..” setelah menutup HP-nya, erangan tante Yulia yang tadi terpaksa ditahannya langsung meledak.
“Oh.. God.. Terus Wan.. Yes..” Semakin cepat kujilati klitoris tante Yulia.
“Ahh.. Wan.. Kamu hebat.. Aku keluar Wan.. Ohh..my godd..”
Tubuh tante Yulia mengelinjang hebat dan cairan vaginanya semakin mengucur banyak. Terus kuhisap dan kuciumi vagina indah tante Yulia yang cantik ini, sampai tubuhnyapun lemas terhempas di atas sofa. Kuraih tisu di atas meja dan kubersihkan mulutku dari cairan nikmat tante Yulia. Kemudian kuhabiskan sisa orange juiceku, dan kuambil dan kuberikan orange juicenya.
“Minum dulu tante” kataku.
“Thank you Wan.., aduh belum pernah tante orgasme kayak tadi.. Kamu benar-benar laki-laki Wan..” Lalu diteguknya orange juicenya sampai habis.
“Sekarang giliran kamu ya..” katanya
Dimintanya aku berdiri di depannya. Tante Yulia yang masih duduk di sofa lalu membuka celana panjangku. Aku pun membuka kemejaku, dan tak lama akupun tinggal bercelana dalam di depannya.
“Kata Sonya punyamu besar ya Wan” katanya sambil tersenyum menggoda.
Tangannya kemudian menanggalkan celana dalamku, dan penisku yang memang lumayan besar itupun mencuat keluar dengan gagahnya sampai hampir mengenai wajahnya yang cantik.
“Oh.. God.., besar banget Wan.., I like it..” katanya sambil mengelus-elus kemaluanku dengan jemari tangannya yang lentik.
Sambil mengocok perlahan penisku, wajah tante Yulia mendekat dan tak lama lidahnya telah menjilati batang penisku.
“Ah.. Tante..” erangku ketika kepala penisku dijilatinya.
Sambil menjilati kepala penisku, tante Yulia meremas-remas buah zakarku sambil matanya menatapku nakal menggoda. Kemudian dibukanya mulut mungilnya dan dikulumnya penisku. Rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuhku ketika tante Yulia menggerakkan kepalanya maju mundur menghisapi penisku. Kuremas-remas kepalanya sambil merasakan kehangatan mulut tante muda yang cantik ini.
Tampak tante Yulia begitu menikmati penisku. Dihisap, dijilati dan diremasnya penisku dengan penuh gairah. Sesekali gumaman nikmat terdengar dari mulutnya saat dia mengulum penisku. Sedangkan erangankupun semakin keras terdengar memenuhi ruangan kantor gallery itu.
“Now.. Please fuck me Wan.. Aku pengin ngerasain barangmu yang gede itu.” katanya sambil bangkit berdiri.
Dia pun kemudian berbalik membelakangiku. Kuciumi lagi pundaknya dan kuremas payudaranya. Kemudian tante Yulia memposisikan dirinya sehingga dia menungging di atas sofa tamu. Kusibakkan gaunnya dan kuarahkan penisku ke liang vaginanya.
“Oh.. God..” erangnya ketika kepala penisku mulai masuk menyesaki liang vaginanya yang sempit. Kudorong tubuhku sehingga peniskupun masuk lebih dalam, dan mulai kupompa vagina tante muda ini.
“Ahh.. Yes.. Fuck me.. Fuck me.. Yes.. Yes..” erang tante Yulia setengah menjerit. Payudaranya tampak bergoyang-goyang menggemaskan karena gerakan tubuhnya. Jepitan vagina sempit tante Yulia terasa begitu nikmat di sepanjang penisku. Sambil memompa tubuhnya, sesekali kuremas payudaranya yang menggantung menggemaskan.
Setelah beberapa menit kami bersetubuh dengan doggy-style, akupun kemudian duduk di sofa. Tante Yulia segera menaiki tubuhku dan kami kembali bersetubuh dengan duduk saling berhadapan. Dengan posisi ini, aku leluasa untuk kembali menikmati payudaranya yang montok itu. Tante Yulia menaik-turunkan tubuhnya di pangkuanku, dan tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat dan padat.
“Wan.. Wan.. Aku hampir keluar lagi wan.. Oh.. God..” erang tante cantik ini.
Aku lalu kembali menghisapi payudaranya sambil tanganku mendekap erat punggungnya. Sambil tanganku yang lain memegang erat pantatnya, aku lalu menggenjot cepat penisku dalam liang vaginanya.
“Ahh.. Ahh.. God.. God.. Ahh..” jerit tante Yulia mendapatkan orgasmenya yang kedua.
Butir keringat tampak mengalir membasahi wajahnya yang cantik dan sebagian menetes ke payudaranya yang indah. Akupun terus menggenjot tubuhnya dan tak lama akupun merasa akan segera menyemburkan spermaku dalam liang vaginanya.
“Hmmhh..” erangku tertahan saat orgasme, karena mulutku masih menghisapi payudara tante Yulia.
Banyak sekali spermaku yang menyembur ke dalam vagina tante Yulia. Mungkin karena aku begitu terangsang melihat wajahnya yang cantik serta bodynya yang seksi. Setelah itu akupun melepaskan dekapan eratku di tubuh tante cantik pemilik gallery ini. Tubuhnyapun rubuh lemas di samping tubuhku.
“Tante puas banget Wan.. Belum pernah dapat yang seperti tadi dari suami tante”
“Wawan juga puas banget tante. Tante cantik banget sih”
“Ih.. Kamu bisa aja” jawabnya sambil mencubit tanganku.
Kami pun beristirahat beberapa saat, sebelum aku pamit pulang karena ada janji dengan pacarku. Aku pun berjanji akan mengirim draft surat kontraknya lewat e-mail sesegera mungkin. “Jangan lewat e-mail Wan.. Kamu bawa aja sendiri.. Mumpung suamiku belum pulang.. Aku tunggu ya.” katanya sambil tersenyum manis itulah cerita panas dengan tante-tante kali ini, di lain waktu aku akan bercerita lagi dengan para tante-tante kesepian yang berkeliaran di tempat fitnes.
Pesta Seks Suami dan Mantan Pacar
Aku adalah seorang ibu rumah tangga berusia kurang lebih 30 tahun.
Pernikahan kami telah berjalan kurang lebih 7 tahun dan mempunyai
seorang anak yang sudah sekolah di playgroup. Suamiku adalah seorang
pekerja di perusahaan swasta, karena kesibukan pekerjaannya dia biasa
pergi pagi dan pulang malam. Walau begitu hubungan kami berjalan dengan
baik.
Kami biasa terbuka dalam berbagai hal, termasuk masalah sex. Sayangnya
karena pekerjaannya, staminanya di ranjang kurang bisa memuaskan
keinginanku. Aku inginnya berhubungan sex tiap hari, sementara suamiku
paling sanggup tiga hari sekali. Itupun setelah ejakulasi, dia tidak
sanggup untuk menambah ronde. Satu hal yang dia suka bilang adalah
keinginannya untuk melihatku berhubungan sex dengan laki-laki lain. Dan
bahkan dia bilang kalau dia enggak perlu melihat langsung, asal setiap
aku sudah berhubungan sex dengan laki-laki lain aku harus menceritakan
detailnya dan dilakukan dengan sepengetahuan suamiku. Syarat lainnya
adalah, bahwa aku menyukai laki-laki tsb, ganteng dan yang penting aku
bisa menikmati hubungan sex-ku dengan laki-laki tersebut.
Perlu aku ceritakan, bahwa sebelum menikah dengan suamiku sekarang ini,
aku hanya pernah mempunyai pacar sekali. Itupun kami hanya sebatas
berpacaran, jangankan berhubungan sex, bahkan berciuman pun belum
pernah. Meskipun pernah pacarku dulu itu memintaku untuk menciumku namun
dengan halus aku menolaknya. Jadi bagiku suamiku adalah laki-laki
pertama yang berhubungan sex denganku. Awalnya keinginan suamiku ini
cuma sekedar ‘pillow-talk’ atau fantasi ketika kami melakukan pemanasan
sebelum melakukan hubungan sex dengan suamiku. Sampai pada suatu hari.
Awalnya suatu pagi, seperti biasa setelah suamiku pergi ke kantor
sekaligus mengantarku anakku pergi ke playgroup, aku pergi mandi. Karena
biasanya pagi hari sebelum suami dan anakku pergi, aku menyelesaikan
pekerjaan rutin rumah tangga dan menyiapkan sarapan. Ketika baru saja
aku selesai mandi, dan masih mengenakan kimono handuk, tiba-tiba bel
berbunyi. Dalam keadaan tubuh telanjang dan hanya ditutupi kimono, aku
pergi untuk membuka pintu. Betapa kagetnya aku, ketika ternyata yang
datang adalah Pram, mantan pacarku dulu.
Dalam keadaan gugup, bercampur senang aku tidak mampu berkata kecuali
mempersilakan dia masuk dan lalu mengunci pintu. Aku bahkan lupa kalau
aku cuma pake kimono. Tampangnya masih seperti dulu, kecuali bahwa kini
dia tampak sedikit lebih gemuk dan lebih dewasa. Meski aku akui bahwa
aku sangat menyayangi suamiku, kadang-kadang aku masih suka merindukan
mantan pacarku ini. Dalam keadaan masih gugup, tiba-tiba Pram
menggenggam tanganku dan bertanya tentang kabarku, aku hanya bisa
menjawab lirih. Namun aku tidak bisa menyembunyikan binar mataku,
melepas rinduku padanya. Tiba-tiba dia mendaratkan ciumannya ke pipiku
dengan lembut, dia bilang dia sangat merindukanku. Sambil kemudian
tangannya memelukku, dia bilang kalau dia tunggu dari pagi diatas
mobilnya, dan begitu tahu kalau suamiku sudah pergi dia lalu pergi
memencet bel rumahku.
Dalam pelukannya yang makin erat dia bilang, aku ingin menciummu.
Sesuatu yang dari dulu ingin dia lakukan namun belum terlaksana. Dalam
keadaan seperti itu aku hanya bisa memejamkan mataku dan bersiap
menerima ciumannya. Lalu kurasakan bibir Pram dengan kumis tipisnya
mulai menyentuh bibirku, dan aku lalu menyambut ciumannya dengan membuka
mulutku. Masih dalam keadaan mata terpejam lidah Pram mulai menjelajahi
mulutku dan aku membalasnya dengan penuh gairah kerinduan. Lalu perlahan
kurasakan tangannya yang tadi mendekapku mulai mengelus bagian pantatku
dari luar kimono.
Awalnya cuma remasan ringan namun kemudian dia mulai meremas dengan
penuh berahi. Mendapat perlakuan demikian, nafasku makin tersengal dan
ciumanku makin hot. Lalu tangan Pram mulai menelusup ke balik kimonoku
dan meremas pantatku dengan mesranya. Aku makin terhanyut, dan sangat
menikmati permainannya ketika akhirnya bibirnya mulai menjelajahi
leherku lalu kemudian turun ke arah payudaraku. Perlahan tangan Pram
mulai membuka kimonoku sampai akhirnya kimonoku terjatuh di lantai dan
aku kini telanjang bulat. Ya, baru pertama kalinya kini tubuh
telanjangku disaksikan oleh laki-laki lain selain suamiku. Namun
birahiku sudah makin meninggi, sehingga tanganku pun mulai membuka
kemeja Pram dan kuusap dadanya dan kadang kuelus puting Pram. Bibir Pram
kini mulai mengisap payudaraku bergantian dan jari tangannya mulai
memainkan vaginaku.
Aku kini sudah benar-benar enggak tahan dan meminta dia untuk memasukkan
penisnya ke vaginaku yang kini sudah sangat basah. Lalu dia menggendong
tubuh telanjangku ke kamar tidur, dimana aku biasa tidur dengan suamiku.
Setelah meletakanku di ranjang Pram lalu membuka celananya sehingga kini
dia pun telanjang. Aku agak sedikit kaget, ternya ukuran penis Pram
lebih besar dari ukuran suamiku. Meskipun badannya lebih kecil dari
suamiku. Pram lalu menghampiriku mencium bibirku lagi dan perlahan
mencium seluruh badanku sampai akhirnya bibirnya mulai menyentuh vaginaku.
Betapa lembutnya, lidahnya mulai menjilati klitorisku dan terkadang
dimasukannya ke lubang vaginaku. Vaginaku makin basah, tanganku pun
mulai meraih penisnya, yang ternyata benar benar lebih besar dari milik
suamiku. Sampai aku tidak tahan lagi dan memohon Pram untuk segera
memasukkan penisnya ke vaginaku. Setelah membasahi kepala penisnya, Pram
mulai mengarahkan penisnya ke arah vaginaku yang kini benar benar
menginginkan untuk dimasuki penisnya yang besar itu. Agak susah awalnya,
namun secara perlahan dan lembut penisnya kini masuk seluruhnya di
vaginaku. Tak dapat kugambarkan betapa kini aku sangat terhanyut,
vaginaku terasa penuh oleh penisnya dan gairah yang didorong
kerinduanku. Sehingga tak lama aku merasakan orgasmeku makin dekat dan
aku meminta Pram untuk menggerakkan penisnya dengan cepat. Sampai
kemudian aku benar benar mencapai puncak dan memeluknya dengan erat.
Melepaskan segala rindu dan hasrat.
Setelah orgasmeku mulai menurun Pram masih memelukku dengan erat, lalu
mulai menggerakkan penisnya lagi dengan perlahan. Kira-kira lima belas
menit berlalu namun ternyata Pram masih belum ejakulasi. Padahal
biasanya suamiku paling tahan sekitar lima menitan. Lalu kemudian Pram
membalikkan badanku, sehingga kini aku yang di atas dan dia di bawah.
Aku lalu mengambil inisiatif dengan setengah berjongkok dan menggerakkan
pantatku merasakan penisnya keluar masuk di vaginaku. Aku hampir
mencapai orgasmeku yang kedua ketika tiba-tiba Pram bilang kalau dia
hampir ejakulasi, dia lalu tanya apakah dia harus ejakulasi di luar, aku
bilang di dalam saja karena toh aku sudah pasang KB. Lalu kemudian dia
benar benar berejakulasi. Kurasakan spermanya menyemprot dengan keras.
Sampai 5 kali dia menyemprotkan spermanya yang hangat di vaginaku lalu
akhirnya diapun terkulai lemas. Aku hanya bisa memeluknya, merasakan
kehangatan spermanya dan menikmati sisa sisa kekerasan penisnya yang
mulai mengecil di vaginaku.
Tiba tiba aku dengar pintu garasi terbuka. Lalu cepat kusambar kimonoku.
Aku pikir pasti suamiku yang datang, karena biasanya dia masuk melalui
pintu garasi. Ternyata benar, suamiku yang datang. Dalam keadaan rambut
acak-acakan dan sperma Pram yang menetes sampai ke pahaku, aku tanya
kenapa dia pulang. Rupanya dia ketinggalan agenda kerjanya dan bermaksud
mengambil kedalam. Tapi aku larang, dia bilang kenapa, lalu aku
ceritakan singkat kalau di dalam ada Pram. Terus dia tanya kenapa
rambutku acak-acakan, dipikirnya aku belum mandi.
Tadinya aku takut untuk berterus terang sampai kemudian dia bilang
apakah aku baru making love sama Pram. Aku jawab ya, ternyata mendengar
itu, suamiku jadi sangat terangsang. Lalu dia bilang boleh dia lihat.
Lalu kubuka kimonoku, tampak vaginaku yang memerah dan sperma Pram yang
masih menetes dari vaginaku. Lalu tanpa banyak bicara suamiku jongkok di
hadapanku yang masih berdiri dan mulai menjilati cairan sperma yang
menetes di pahaku, lalu jilatannya mulai beralih ke vaginaku dan
menjilati sperma Pram sampai bersih. Setelah itu dia memintaku
menungging, lalu suamiku menurunkan celananya sampai di mata kaki dan
mulai memasukkan penisnya ke vaginaku yang masih dipenuhi sisa sperma Pram.
Vaginaku kini terasa longgar, karena baru dimasuki penis yang lebih
besar dan masih penuh sisa sperma, namun tampaknya suamiku sudah sangat
bernafsu, mungkin karena fantasinya kini jadi nyata. Sehingga tak lama
dia pun langsung berejakulasi, menyebabkan vaginaku kini terisi oleh
sperma dari dua laki-laki yang berbeda. Lalu dia kembali mengancingkan
celananya, dan bilang untuk ambilkan agendanya. Lalu dia bilang kalau
dia lagi buru-buru karena mau ada rapat di kantornya. Setelah suamiku
pergi, aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan vaginaku. Ketika aku
kembali ke kamar, Pram bertanya siapa yang datang, lalu kujawab tadi
orang yang minta iuran bulanan RT. Lalu aku hampiri Pram, lalu kukulum
penisnya yang masih kecil. Perlahan penisnya mulai menegang kembali dan
kamipun kembali making love sampai aku mengalami dua kali orgasme dan
dia menumpahkan kembali spermanya di vaginaku.
Baik Pram maupun aku sangat terkesan dengan apa yang baru kami lakukan.
Menjadi sangat istimewa karena baru saat inilah aku merasakan memekku
dimasuki kontol selain milik suamiku dan sekaligus orang yang mengisinya
adalah seseorang yang pernah punya kesan khusus di hatiku. Dengan berat
hati aku bilang kalau sekarang dia harus pergi karena aku harus
menjemput anakku. Sebelum pergi, Pram meninggalkan nomor handphone dan
memintaku untuk menghubunginya setiap saat aku membutuhkannya. Aku
kemudian mengantarnya sampai ke pintu depan dan dia meninggalkanku
dengan ciuman lembut di pipi.
Malamnya ketika suamiku pulang, dan anakku sudah tidur suamiku minta aku
menceritakan tentang apa yang aku lakukan dengan Pram tadi siang. Sambil
berbaring berdua aku mulai bercerita. Sambil seksama mendengarkan
tangannya menelusup ke balik rokku dan langsung menuju ke memekku (aku
tidak pakai celana dalam). Lalu di bilang, wah memeknya masih bengkak
nih. Lalu jarinya mulai mengusap itilku. Sambil terus bercerita aku usap
puting susu suamiku sehingga suamiku makin terangsang mendengar
ceritaku. Dia jadi tidak sabar dan membuka celananya lalu memasukkan
kontolnya ke memekku.
Aku baru mulai menikmati gerakan kontolnya di memekku ketika tiba-tiba
suamiku bilang kalau dia sudah mau ejakulasi. Aku bilang tahan dulu
karena aku masih belum mau orgasme, namun apa daya suamiku tak mampu
menahan dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya di dalam memekku. Tak
lama kontolnya mulai layu dan kemudian dia tertidur kecapean. Aku kini
dalam posisi “menggantung” karena aku belum orgasme. Kemudian kucoba
untuk melanjutkan dengan jalan memainkan jariku di memekku. Entah
mengapa meskipun suamiku ada di sisiku, saat bermastrubasi yang justru
aku bayangkan seolah-olah Pram yang kini sedang menyetubuhiku. Sambil
membayangkan kejadian tadi siang aku terus memainkan memekku sampai
kemudian aku orgasme. Namun kuakui rasanya tidak sehebat dengan apa yang
aku rasakan tadi siang.
Besoknya perasaan menggantung itu masih ada. Dan seperti rutinitas
biasa, setelah suami dan anakku pergi, aku kembali sendiri di rumah.
Tiba-tiba keinginan untuk mengulangi apa yang kulakukan kemarin dengan
Pram muncul dengan kuat. Aku hubungi nomor HP-nya dan menanyakan apakah
ia bisa datang sekarang. Sayangnya dia bilang tidak bisa, karena ada
yang harus dia kerjakan pagi ini. Lalu aku tanya gimana kalau malam. Dia
balik tanya bagaimana dengan suamiku. Aku bilang kalau suamiku
sebernarnya tahu apa yang kita lakukan kemarin dan dia menyetujuinya.
Jadi aku pikir malam ini pun tidak apa-apa kalau dia datang. Tapi dia
jawab dia masih merasa sungkan untuk ketemu dengan suamiku.
Akhirnya aku usulkan gimana kalau kita keluar sekalian makan malam, tapi
aku mau bilang suamiku dulu. Dia bilang setuju karena malam ini dia
punya banyak waktu. Katanya hari ini adalah hari terakhir dia berada di
kotaku untuk pekerjaannya sebelum besok di kembali ke kotanya. Aku
kemudian menelepon suamiku dan menceritakan rencanaku, suamiku bilang
oke. Aku begitu bersemangat dan ingin mempersiapkan sesuatunya dengan
baik. Aku lalu pergi ke kamar mandi, mencukur bulu memekku dan memakai
lulur wangi sehingga nanti malam Pram benar-benar terkesan dengan
penampilanku.
Malam hari jam delapan suamiku pulang. Anakku sudah tertidur setengah
jam yang lalu karena siangnya dia bermain sehingga tidak tidur siang.
Suamiku mendapatiku sudah berdandan rapi dan wangi. Dia kemudian ajak
aku makan malam, namun aku bilang kalau aku mau makan malam diluar
dengan Pram. Akhirnya dia makan malam sendiri. Aku lalu telepon Pram
untuk datang menjemputku. Sebelum Pram datang suamiku memeluk dan
menciumku, tangannya lalu merambah memekku, dia merasakan memekku yang
licin karena pagi tadi baru dicukur. Sambil tersenyum dia bilang, wah
persiapannya hebat sekali, katanya lagi dia jamin Pram pasti tidak akan
merasa cukup menyetubuhiku cuma sekali. Sebelum aku pergi dengan Pram
suamiku penasaran ingin menjilat memekku yang licin, lalu dia
menyingkapkan rokku, membuka celana dalamku dan mulai menjilati memekku.
Aku sedang menikmati jilatan lidahnya di memekku ketika kudengar suara
klakson di depan. Kulihat melalui jendela, ternyata Pram yang datang.
Lantas aku pamit sama suamiku, suamiku bilang celana dalamnya enggak
usah dipake toh aku tidak akan membutuhkannya. Aku cuma tersipu
mendengar ucapannya.
Aku keluar dan langsung menuju Pram yang masih dimobilnya. Sampai di
dalam mobil Pram menyambutku dengan ciuman kecil di pipiku. Lalu dia
tanya sekarang mau kemana. Aku cuma bilang terserah dia. Lantas Pram
mengarahkan mobilnya ke sebuah restoran. Turun dari mobil, Pram memeluk
pinggangku sambil berjalan menuju restoran, serasa masa berpacaran kami
dulu. Makan malam berlangsung dengan romantis, diselilngi dengan saling
bercerita tentang masa kami berpacaran dulu. Dia bilang dia sangat
berbahagia karena kini telah merasakan apa yang dulu sangat ingin
rasakan namun belum pernah terlaksana. Dia menambahkan kalau sampai
sekarang dia masih belum menikah. Dia bilang meskipun kini dia sudah
punya tunangan, dia masih sering mengingatku dan karenanya benar-benar
menikmati kebersamaan ini.
Selesai makan malam, Pram mengarahkan mobilnya ke luar kota. Menjelang
di luar kota, di daerah yang sejuk kami lalu berbelok memasuki sebuah
motel. Sebuah motel yang cukup luas dan asri. Mobil langsung menuju
garasi yang terletak persis di bawah kamar motel. Seorang pelayan
membukakan pintu garasi dan langsung menyodorkan formulir check-in.
Setelah menandatangani formulir serta membayar tagihan awal, si pelayan
kemudian menutup pintu garasi. Pram lalu mengajakku menaiki tangga
menuju kamar motel di atas.
Kamar motel itu cukup luas, ada sebuah ranjang ukuran kingbed,
seperangkat sofa dan TV set, serta kamar mandi yang dilengkapi bathtub.
Pram rupanya sudah tidak sabar lagi, tanpa berkata dia langsung
menarikku dan mencium bibirku dengan penuh gairah. Kusambut ciumannya
dengan penuh gairah pula. Sambil menciumku tangan Pram dengan
semangatnya meremas susuku. Aku kemudian membuka celana yang dia kenakan
dan tak sabar aku dorong Pram ke arah ranjang. Dalam keadaan Pram yang
terlentang kumasukkan kontol Pram ke mulutku dan mulai mengulumnya
dengan semangat. Kumainkan kontolnya yang besar itu keluar masuk
mulutku. Pram hanya bisa memejamkan matanya menikmati hisapanku. Tak
lama Pram bilang kalau dia ingin menjilati memekku. Pram lantas mencopot
seluruh pakaianku dan pakaiannya sendiri, sampai kami berdua kini
telanjang bulat. Lalu dia kembali berbaring dan memintaku meletakkan
pantatku di atas mukanya.
Maka dengan posisi 69 aku kembali mengulum kontol Pram sementara dia
menjilat memek dan itilku. Kira kira setengah jam kami dalam posisi itu
ketika kurasakan orgasmeku telah mendekat, sampai kemudian aku mencapai
orgasme. Dengan mulut masih mengisap kontol Pram, kutekankan memekku
dengan kuat ke muka Pram. Dia sendiri dengan kuat mengisap itilku sampai
aku benar benar melayang. Beberapa saat setelah orgasmeku memudar, Pram
lalu membaringkanku di ranjang, mulutnya kini mengisap puting susuku
bergantian. Setelah puas mengisap dan mengulum susuku, kemudian dia naik
ke atasku dan mengarahkan kontolnya di memekku. Dengan lembut dia
mengusapkan kepala kontolnya di memekku. Memekku kini sudah sangat basah
dan menginginkan kontolnya untuk segera dimasukkan ke memekku. Perlahan
Pram menekan kontolnya ke lubang memekku. Meski memekku sudah basah,
Pram agak kesulitan untuk memasukkan kontolnya. Dengan jariku, kubuka
bibir memekku lebar-lebar, sampai kemudian seluruh kontolnya masuk di
memekku. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk memekku.
Setelah kira-kira 10 menit Pram mengentotku, tiba tiba aku merasakan
kalau aku ingin pipis. Aku bilang kalau aku mau pipis dulu, Pram
mencabut kontolnya dan lalu menuntunku ke kamar mandi. Di kamar mandi,
Pram minta aku kencing sambil berdiri, lalu mulutnya kembali menjilati
memekku. Dorongan untuk pipis sudah sangat mendesak dan aku sudah tidak
tahan lagi. Dan air kencingku kini menyembur dengan deras. Tapi Pram
malah terus menjilati memekku sehingga air kencingku mengenai wajahnya
bertubi-tubi. Setelah selesai, Pram menyalakan shower dan mengajakku
mandi bareng. Tangannya membalurkan sabun ke seluruh tubuhku, dan ketika
giliranku menyabuninya ketika sampai di bagian kontolnya kukocok
kontolnya sampai sambil tertawa dia bilang “sudah nanti aku keburu
nyampe di luar”. Sambil terus bercanda Pram bilang sini aku sabuni
bagian dalam memekku. Aku bilang gimana caranya? Lalu dia memintaku
sedikit menungging, sambil masih berdiri dan kontolnya penuh sabun, dia
lalu memasukkan kontolnya ke memekku. Dia bilang begini caranya
menyabuni bagian dalam memekmu.
Lantas, dia mengisi bathtub lalu mengajak untuk meneruskan permainan
cinta kami di bathtub. Pram lalu berbaring dan minta aku memasukkan
kontolnya dengan posisiku di atas. Aku menggerakkan pantatku naik turun
sampai air di bathtub bergelombang karena gerakan kami. Setelah kurang
lebih setengah jam Pram lalu memintaku menungging di bathtub dan
memasukkan kontolnya dari belakang. Dengan gerakan yang makin lama makin
cepat aku kemudian mencapai orgasmeku yang kedua yang tak lama kemudian
Pram pun mencapai ejakulasi. Pram menyemprotkan spermanya yang hangat di
memekku.
Setelah mengeringkan badan, lalu kami berdua pergi ke ranjang dan sambil
saling berpelukan kami tertidur bagaikan sepasang pengantin baru. Ketika
terbangun kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Pram lalu
kubangunkan karena aku harus pulang. Namun dia bilang dia masih mau
menyetubuhiku sekali lagi sebelum pulang. Lalu dengan romantis Pram
kembali mencumbuku untuk kemudian memasukkan kontolnya kembali di
memekku. Akhirnya kami berdua mencapai orgasme, aku sengaja tidak
membersihkan memekku karena aku tahu suamiku suka melihat memekku masih
basah oleh sperma laki-laki lain yang baru bersetubuh denganku.
Kami sampai di rumah pukul setengah lima. Dan Pram meninggalkanku di
pintu depan. Dia bilang dia akan mengusahakan untuk datang ke kotaku
sesering mungkin. Ketika aku masuk kudapati suamiku masih lelap
tertidur. Perlahan aku naik ke ranjang dan kudekatkan memekku di muka
suamiku. Dari memekku, sperma Pram menetes keluar membasahi wajah
suamiku, suamiku terbangun dan tersenyum melihatku. Lalu tanpa banyak
omong dia langsung menjilati memekku yang sangat basah oleh sperma Pram.
Setelah bersih, aku lalu memasukkan kontolnya ke memekku. Sambil
bercinta, suamiku minta aku menceritakan kejadian tadi malam. Suamiku
bilang gimana kalau kapan-kapan ajak Pram untuk bermain bertiga. Aku
bilang nanti aku coba hubungi dia. Akhirnya suamiku pun kembali mencapai
ejakulasinya dan menambah sperma di dalam memekku dengan miliknya,
tercampur dengan sperma Pram.
Atas permintaan suamiku aku menghubungi Pram melalui telepon,
mengundangnya untuk datang ke rumah kami. Awalnya Pram agak segan untuk
bertemu suamiku, namun aku berusaha meyakinkan bahwa suamiku sudah
mengetahui semua yang kita lakukan dan dia malah menyetujuinya.
Kutambahkan bahwa dengan demikian maka kesempatan kita untuk bertemu
semakin besar karena bisa dilakukan kapan saja jika waktu dan kesempatan
memungkinkan. Akhirnya Pram setuju dan akan meneleponku terlebih dahulu
sebelum datang.
Selang beberapa minggu kemudian barulah aku menerima telepon dari Pram
mengabarkan bahwa dia akan datang pada akhir minggu ini, bertepatan
dengan long weekend (hari libur nasional yang berdempetan dengan hari
minggu). Saat itu juga aku langsung menelepon suamiku yang masih di
kantor tentang rencana Pram yang akan datang berkunjung. Suamiku lantas
mengusulkan bagaimana jika kita sekalian berlibur keluar kota bersama,
mumpung long weekend. Aku bilang aku sih setuju saja, asalkan Pram juga
setuju. Suamiku bilang kalau dia akan booking kamar dari sekarang,
soalnya kalau tidak, susah dapat hotel di saat long weekend.
Akhirnya, hari Sabtu yang ditunggu tiba. Pram datang sekitar jam 11
siang. Saat itu anakku masih di sekolahnya dan baru akan pulang sekitar
jam 12-an, sementara suamiku masih di kantor. Aku langsung menyambut
Pram dengan pelukan kangen dan Pram balas memelukku, lalu lantas mencium
bibirku. Namun meskipun hasratku begitu menggebu untuk segera making
love dengan Pram, aku harus menahan diri karena sebentar lagi anakku
segera datang. Pram lalu kemudian pamit untuk pergi ke kamar mandi untuk
membersihkan badannya selepas perjalanan jauh dari kotanya.
Aku sendiri kemudian menyiapkan makan siang untuk Pram dan keluargaku.
Sekitar jam 12 anakku sampai di rumah. Aku lalu perkenalkan Pram sebagai
teman ayahnya. Pram cepat akrab dengan anakku. Setengah jam kemudian
suamiku datang dari kantor dan aku langsung mengajaknya ketemu Pram.
Sebenarnya suamiku sempat mengenal Pram, itu dulu ketika aku masih
pacaran sama Pram aku sebenarnya sudah mengenal suamiku sekarang ini,
tapi saat itu hanya sebatas teman. Dan dalam satu kesempatan aku sempat
mengenalkan Pram sebagai pacarku kepada suamiku. Tapi saat itu mereka
hanya saling bertegur sapa dan tidak berkenalan lebih jauh.
Suamiku lantas menyapa Pram, yang kelihatan agak canggung. Namun
kemudian aku mengajak mereka untuk bersama makan siang. Di meja makan
suamiku aktif memulai pembicaraan, namun umumnya yang dibahas sekitar
masalah bisnis dan politik secara umum. Setelah makan selesai, terlihat
kekakuan sudah mulai mencair. Sementara aku membereskan meja makan,
mereka berdua lalu melanjutkan obrolan mereka sambil merokok di beranda
rumah. Kelihatannya mereka berdua sudah mulai akrab, kerena sesekali
tawa lepas mereka terdengar. Belakangan aku tahu bahwa mereka
membicarakan aku, tentang betapa hot-nya aku di ranjang.
Selepas pukul tujuh malam setelah kami selesai berkemas, kami berempat
(termasuk anakku) dengan menggunakan sebuah mobil kijang pergi menuju ke
sebuah tempat di luar kota, ke hotel yang telah kami book sebelumnya.
Sengaja kami memilih waktu agak malam untuk menghindari macet yang
biasanya terjadi di sore hari. Suamiku yang menyetir mobil, dan Pram di
kursi depan. Aku dan anakku duduk di jok tengah. Setelah satu jam
perjalanan anakku mulai tertidur mungkin karena siangnya dia tidak tidur
maka dengan cepat ia terlelap.
Sementara itu obrolan diantara kami sudah mulai terhenti, mungkin karena
kehabisan topik. Suamiku dengan penuh konsentrasi mengemudikan
kendaraannya, dan Pram menatap lurus ke arah depan. Sementara itu aku
mulai merasakan memekku gatal, karena menahan hasrat dari siang. Aku
lalu berinisiatif mengulurkan tanganku ke depan dan memeluk Pram dari
belakang. Pram awalnya merasa enggak enak dan melihat ke arah suamiku,
seolah minta persetujuan. Suamiku tersenyum dan memberikan isyarat bahwa
dia setuju. Pram lalu sedikit merebahkan kursinya dan aku lantas mencium
bibirnya dari arah belakang. Dengan kepala tersandar aku mulai melumat
bibir Pram dan dibalas Pram dengan mengulum lidahku.
Kedua tanganku menelusup ke balik kemeja Pram dan mulai mengusap kedua
putingnya. Sementara itu Pram lantas melingkarkan kedua tangannya
kebelakang dan meremas pantatku dengan erat. Tak lama tangan Pram
menelusup ke balik rok dan mengelus pahaku dengan lembut. Perlahan
tangannya bergerak semakin ke atas, kurasakan jari-jarinya menyibakkan
tepian celana dalamku dan mulai menyentuh bibir memekku. Jarinya lalu
memainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang memekku
yang sudah basah. Tanpa melepaskan ciuman, Pram terus memainkan
jari-jarinya di memekku sampai satu saat aku merasakan kalau orgasmeku
tak terbendung lagi. Sambil menahan suaraku, aku melumat bibir Pram
sekeras mungkin dan mendekapkan kedua pahaku seolah tangannya jangan
sampai terlepas dari memekku. Dan ketika orgasmeku mulai pudar nafasku
sungguh tak beraturan. Ketika aku melirik ke arah suamiku, dia hanya
tersenyum.
Beberapa saat kemudian masih dari arah belakang, aku membuka ikat
pinggang Pram dan menelesupkan tanganku ke balik celananya. Kurasakan
kontol Pram yang memang lebih besar dari punya suamiku menegang dengan
keras sekali. Lalu dengan sedikit berjongkok dari arah belakang aku lalu
mendekatkan bibirku ke arah kontol Pram. Aku lantas mulai mengulum
kontol Pram. Sementara itu suamiku hanya bisa menyaksikan dari sudut
matanya, karena ia harus mencurahkan konsentrasinya ke jalan. Setelah
beberapa lama mengulum kontolnya dan menggerakannya keluar masuk
mulutku, Pram berbisik kalau dia udah mau nyampe alias ejakulasi.
Aku lalu mempercepat gerakan kontolnya keluar masuk bibirku, lalu tak
lama Pram mulai melenguh dan memuncratkan sperma-nya yang hangat di
mulutku. Saking banyaknya, sebagian dari sperma Pram menetes membasahi
pinggiran bibirku. Aku kemudian menelan sperma Pram. Suamiku tersenyum
kepada kami berdua dan hanya bisa bilang wow. Aku lalu mencium bibir
suamiku (dengan sisa-sisa sperma Pram yang masih menempel di bibirku)
sambil berbisik aku bilang terima kasih.
Tak lama kami tiba di hotel tujuan kami. Rupanya suamiku memesan dua
kamar yang dilengkapi connecting door, bersebelahan untuk memudahkan
akses dari satu kamar ke yang lainnya. Sementara suamiku membereskan
administrasi hotel aku dengan menggendong anakku yang masih tertidur
naik ke lantai 3 bareng dengan Pram. Lalu aku masuk ke kamarku dan Pram
ke kamar sebelahnya. Setelah menidurkan anakku di ranjang dan
membereskan barang bawaan kami, aku lalu pergi ke kamar mandi dan mulai
mengisi bathtub. Kemudian sambil berendam aku memainkan memekku.
Meskipun di mobil aku sempat orgasme, rasanya memekku masih ingin
merasakan dimasuki kontol.
Tak lama suamiku mengetok pintu kamar dan dengan hanya melilitkan
handuk, aku membuka pintu. Rupanya suamiku sudah tidak tahan menyaksikan
adegan yang tadi aku lakukan di mobil dengan Pram. Maka dengan bernafsu
ia langsung mencium bibirku dan membuka bajunya. Lalu kami pergi ke
bathtub. Suamiku berbaring di bathtub dan aku langsung menaiki badannya.
Baik aku dan suamiku sudah sama-sama terangsang, sehingga tanpa
pemanasan aku langsung memasukkan kontol suamiku ke memekku. Namun hanya
beberapa goyangan pantatku suamiku langsung memuntahkan spermanya di
dalam memekku. Aku sendiri merasakan orgasmeku makin jauh. Namun aku
bisa memahami kondisi suamiku. Suamiku kemudian terkulai lemas di
bathtub dan setelah membersihkan memekku aku bilang kalau aku mau ke
kamar sebelah. Suamiku hanya menggangguk setuju.
Setelah mengeringkan badanku dengan handuk, aku kemudian memakai celana
dalam tipis berenda berbentuk kupu-kupu yang memperlihatkan memekku
secara berbayang, setelah itu aku mengenakan baju tidur satinku yang
juga tipis dan memperlihatkan lekuk tubuhku tanpa bra. Kemudian melalui
connecting door aku masuk ke kamar Pram. Kulihat Pram dengan hanya
menggenakan celana pendek tanpa baju sedang berbaring di ranjang
menonton televisi. Aku kemudian berdiri di depan televisi, menghalangi
pandangan Pram ke televisi.
Pram tersenyum dengan mata yang tak berkedip menatap seluruh liku
tubuhku. Dengan masih dalam posisi berdiri, aku pejamkan mataku dan
mulai mengusap payudaraku dari luar pakaianku. Lalu tanganku bergerak
keseluruh tubuhku, menelusuri halusnya kain satin yang aku kenakan.
Perlahan tanganku mulai menyentuh memekku yang masih terbungkus pakaian.
Lalu kemudian kurasakan tangan Pram memeluk tubuhku. Ketika kubuka
mataku, kulihat Pram sudah duduk dipinggir ranjang dan mulai meremas
kedua bongkahan pantatku. Lalu kemudian Pram menyenderkan kepalanya ke
arah perutku. Perlahan tangannya bergerak ke atas dan membuka dasterku.
Akhirnya dasterku terlepas meluncur ke bawah dan aku kini hanya
mengenakan celana dalam kupu-kupuku.
Kedua tangan Pram kini meremas kedua payudaraku sementara mulutnya
mencium perut dan pusarku. Sungguh sangat membuatku makin terangsang.
Lalu Pram mulai mengulum puting payudaraku dan mengisapnya bergantian.
Setelah beberapa lama dan memekku sudah terasa sangat basah, Pram lalu
menurunkan ciumannya dari payudaraku, perlahan bergerak ke bawah, kearah
perutku lalu ke arah selangkanganku dan menjilat bagian pinggir celana
dalamku. Masih dalam posisi berdiri aku merasasemakin tidak tahan dan
mulai meremas rambut Pram dengan gemas. Pram lalu menarik tubuhku,
menelentangkanku di atas ranjang. Lalu kemudian perlahan dia membuka
celana dalamku dan mulai menjilat klitoris dan memekku.
Kali ini aku tidak menahan suaraku lagi seperti waktu di mobil, dan
tanparagu-ragu mulai mengeluarkan erangan seiring dengan kenikmatan yang
makin kurasakan. Dan ketika kurasakan orgasmeku hampir mendekat aku
tarik Pram sambil minta untuk memasukkan kontolnya sekarang juga. Lalu
Pram membuka celananya dan lalu naik ke atas ranjang. Kini kontolnya
yang besar sudah tegak mengacung, aku sungguh tak tahan untuk tidak
mengulumnya walau sebentar. Setelah itu Pram mulai mengarahkan kontolnya
ke memekku dan menggesekkan bibir luar memekku, dan dengan satu gerakan
keras Pram langsung membenamkan seluruh kontolnya ke dalam memekku.
Karena memekku sudah sangat basah dan baru saja dimasuki kontol suamiku
maka seketika kontol Pram langsung masuk. Sungguh suatu kenikmatan yang
tak terhingga. Lalu dengan keras dan cepat Pram memompa menggerakkan
kontolnya keluar masuk memekku. Dalam kenikmatan yang makin memuncak aku
terus berkata, ayo Pram gerakin yang cepet, aku udah mau nyampe…
Akhirnya orgasmeku tiba dan kulingkarkan kakiku ke pinggang Pram dan
menguncinya dengan erat. Pram mengimbanginya dengan membenamkan
kontolnya sedalam mungkin ke memekku. Lalu aku terkulai lemas dan mulai
menata nafasku.
Pram ternyata belum sampai. Pram lalu mencabut kontolnya dari memekku
dan memintaku berbaring telungkup. Aku lalu telungkup sambill memeluk
bantal di kepalaku. Lalu Pram mencium rambutku, kemudian turun ke arah
punggungku. Lidahnya bergerak menjilati punggungku yang basah oleh
keringat. Lalu ketika tiba di kedua bongkahan pantatku, Pram dengan
lembut menggigit dan mengisap buah pantatku dan meninggalkan bekas merah
setelahnya. Lalu kemudian lidahnya turun ke sela pantatku, dan mulai
menjilat anusku. Sesekali memasukkan ujung lidahnya ke dalam lubang
anusku. Lalu kemudian menjilat garis memekku dari arah anus sampai
klitorisku. Demikian berulang naik turun sampai kemudian gairahku
menggebu lagu. Pram lalu memintaku menungging dan perlahan memasukkan
kontolnya dari belakang.
Terus terang ini adalah gaya favoritku karena gesekan kontol bisa lebih
terasa sampai menyentuh mulut rahimku. Biasanya suamiku tidak bisa tahan
lama dengan gaya ini. Namun Pram sungguh lain, sebab sudah lebih
setengah jam dia masih kuat menahan ejakulasinya. Sampai akhirnya dia
bilang kalau dia udah mau sampai. Aku bilang ayo Pram gerakin yang
cepet, dan minta supaya ejakulasi di dalam memekku. Aku sendiri tidak
khawatir hamil karena aku ikut KB. Lalu Pram kemudian menggerakkan
kontolnya makin cepat dan kemudian kurasakan semprotan spermanya yang
hangat di memekku. Aku sendiri kemudian mencapai orgasmeku yang kedua
pada saat yang hampir berbarengan. Setelah itu dengan mendekapku dari
belakang dan dalam keadaan telanjang kami berdua tertidur.
Pagi hari antara sadar dan tidak kurasakan sesuatu yang geli di memekku,
ketika kulihat ternyata Pram sedang menjilati memekku. Sekilas kulihat
jam di meja sudah menunjukkan jam setengah lima pagi. Sambil tersenyum
aku kembali memejamkan mataku dan mulai menikmati jilatan lidah Pram di
memekku. Tanganku meremas kedua payudaraku mengimbangi kenikmatan di
memekku. Lantas Pram bergerak ke atasku, melumat bibirku dan mulai
memasukkan kontolnya kembali. Kali ini kami menikmati persetubuhan
dengan pelan dan dengan bibir yang terus saling berciuman, suasana
terasa lebih romantis. Justru karena suasana itu baik Pram maupun aku
tak bisa menahan orgasme terlalu lama, sehingga kemudian Pram kembali
menumpahkan spermanya di dalam memekku.
Setelah itu aku tak mau anakku terbangun dan mendapati ibunya tidur di
kamar lain. Jadi aku cepat-cepat memakai dasterku tanpa mengenakan
celana dalam aku kembali ke kamarku dan suamiku. Bunyi pintu rupanya
membangunkan suamiku, ketika dia melihatku datang dia memberi isyarat
untuk mendekat kepadanya. Lalu tanpa berkata apa-apa dia langsung
menyibakan dasterku dan memintaku untuk duduk di atas wajahnya yang
terlentang di kasur. Lalu kemudian dia mulai menjilati memekku yang
masih basah oleh sperma Pram. Dengan bernafsu dia menjilati cairan
memekku yang telah bercampur dengan sperma Pram yang menetes keluar dari
memekku.
Setelah puas suamiku mengajakku ke kamar mandi dan memintaku menungging
di wastafel. Lalu dia memasukkan kontolnya ke dalam memekku dan tak lama
ikut mengisi memekku dengan spermanya tercampur dengan sperma Pram.
Setelah suamiku kembali ke kasur, aku kemudian membersihkan memekku lalu
menyusul suamiku di ranjang.
Pernikahan kami telah berjalan kurang lebih 7 tahun dan mempunyai
seorang anak yang sudah sekolah di playgroup. Suamiku adalah seorang
pekerja di perusahaan swasta, karena kesibukan pekerjaannya dia biasa
pergi pagi dan pulang malam. Walau begitu hubungan kami berjalan dengan
baik.
Kami biasa terbuka dalam berbagai hal, termasuk masalah sex. Sayangnya
karena pekerjaannya, staminanya di ranjang kurang bisa memuaskan
keinginanku. Aku inginnya berhubungan sex tiap hari, sementara suamiku
paling sanggup tiga hari sekali. Itupun setelah ejakulasi, dia tidak
sanggup untuk menambah ronde. Satu hal yang dia suka bilang adalah
keinginannya untuk melihatku berhubungan sex dengan laki-laki lain. Dan
bahkan dia bilang kalau dia enggak perlu melihat langsung, asal setiap
aku sudah berhubungan sex dengan laki-laki lain aku harus menceritakan
detailnya dan dilakukan dengan sepengetahuan suamiku. Syarat lainnya
adalah, bahwa aku menyukai laki-laki tsb, ganteng dan yang penting aku
bisa menikmati hubungan sex-ku dengan laki-laki tersebut.
Perlu aku ceritakan, bahwa sebelum menikah dengan suamiku sekarang ini,
aku hanya pernah mempunyai pacar sekali. Itupun kami hanya sebatas
berpacaran, jangankan berhubungan sex, bahkan berciuman pun belum
pernah. Meskipun pernah pacarku dulu itu memintaku untuk menciumku namun
dengan halus aku menolaknya. Jadi bagiku suamiku adalah laki-laki
pertama yang berhubungan sex denganku. Awalnya keinginan suamiku ini
cuma sekedar ‘pillow-talk’ atau fantasi ketika kami melakukan pemanasan
sebelum melakukan hubungan sex dengan suamiku. Sampai pada suatu hari.
Awalnya suatu pagi, seperti biasa setelah suamiku pergi ke kantor
sekaligus mengantarku anakku pergi ke playgroup, aku pergi mandi. Karena
biasanya pagi hari sebelum suami dan anakku pergi, aku menyelesaikan
pekerjaan rutin rumah tangga dan menyiapkan sarapan. Ketika baru saja
aku selesai mandi, dan masih mengenakan kimono handuk, tiba-tiba bel
berbunyi. Dalam keadaan tubuh telanjang dan hanya ditutupi kimono, aku
pergi untuk membuka pintu. Betapa kagetnya aku, ketika ternyata yang
datang adalah Pram, mantan pacarku dulu.
Dalam keadaan gugup, bercampur senang aku tidak mampu berkata kecuali
mempersilakan dia masuk dan lalu mengunci pintu. Aku bahkan lupa kalau
aku cuma pake kimono. Tampangnya masih seperti dulu, kecuali bahwa kini
dia tampak sedikit lebih gemuk dan lebih dewasa. Meski aku akui bahwa
aku sangat menyayangi suamiku, kadang-kadang aku masih suka merindukan
mantan pacarku ini. Dalam keadaan masih gugup, tiba-tiba Pram
menggenggam tanganku dan bertanya tentang kabarku, aku hanya bisa
menjawab lirih. Namun aku tidak bisa menyembunyikan binar mataku,
melepas rinduku padanya. Tiba-tiba dia mendaratkan ciumannya ke pipiku
dengan lembut, dia bilang dia sangat merindukanku. Sambil kemudian
tangannya memelukku, dia bilang kalau dia tunggu dari pagi diatas
mobilnya, dan begitu tahu kalau suamiku sudah pergi dia lalu pergi
memencet bel rumahku.
Dalam pelukannya yang makin erat dia bilang, aku ingin menciummu.
Sesuatu yang dari dulu ingin dia lakukan namun belum terlaksana. Dalam
keadaan seperti itu aku hanya bisa memejamkan mataku dan bersiap
menerima ciumannya. Lalu kurasakan bibir Pram dengan kumis tipisnya
mulai menyentuh bibirku, dan aku lalu menyambut ciumannya dengan membuka
mulutku. Masih dalam keadaan mata terpejam lidah Pram mulai menjelajahi
mulutku dan aku membalasnya dengan penuh gairah kerinduan. Lalu perlahan
kurasakan tangannya yang tadi mendekapku mulai mengelus bagian pantatku
dari luar kimono.
Awalnya cuma remasan ringan namun kemudian dia mulai meremas dengan
penuh berahi. Mendapat perlakuan demikian, nafasku makin tersengal dan
ciumanku makin hot. Lalu tangan Pram mulai menelusup ke balik kimonoku
dan meremas pantatku dengan mesranya. Aku makin terhanyut, dan sangat
menikmati permainannya ketika akhirnya bibirnya mulai menjelajahi
leherku lalu kemudian turun ke arah payudaraku. Perlahan tangan Pram
mulai membuka kimonoku sampai akhirnya kimonoku terjatuh di lantai dan
aku kini telanjang bulat. Ya, baru pertama kalinya kini tubuh
telanjangku disaksikan oleh laki-laki lain selain suamiku. Namun
birahiku sudah makin meninggi, sehingga tanganku pun mulai membuka
kemeja Pram dan kuusap dadanya dan kadang kuelus puting Pram. Bibir Pram
kini mulai mengisap payudaraku bergantian dan jari tangannya mulai
memainkan vaginaku.
Aku kini sudah benar-benar enggak tahan dan meminta dia untuk memasukkan
penisnya ke vaginaku yang kini sudah sangat basah. Lalu dia menggendong
tubuh telanjangku ke kamar tidur, dimana aku biasa tidur dengan suamiku.
Setelah meletakanku di ranjang Pram lalu membuka celananya sehingga kini
dia pun telanjang. Aku agak sedikit kaget, ternya ukuran penis Pram
lebih besar dari ukuran suamiku. Meskipun badannya lebih kecil dari
suamiku. Pram lalu menghampiriku mencium bibirku lagi dan perlahan
mencium seluruh badanku sampai akhirnya bibirnya mulai menyentuh vaginaku.
Betapa lembutnya, lidahnya mulai menjilati klitorisku dan terkadang
dimasukannya ke lubang vaginaku. Vaginaku makin basah, tanganku pun
mulai meraih penisnya, yang ternyata benar benar lebih besar dari milik
suamiku. Sampai aku tidak tahan lagi dan memohon Pram untuk segera
memasukkan penisnya ke vaginaku. Setelah membasahi kepala penisnya, Pram
mulai mengarahkan penisnya ke arah vaginaku yang kini benar benar
menginginkan untuk dimasuki penisnya yang besar itu. Agak susah awalnya,
namun secara perlahan dan lembut penisnya kini masuk seluruhnya di
vaginaku. Tak dapat kugambarkan betapa kini aku sangat terhanyut,
vaginaku terasa penuh oleh penisnya dan gairah yang didorong
kerinduanku. Sehingga tak lama aku merasakan orgasmeku makin dekat dan
aku meminta Pram untuk menggerakkan penisnya dengan cepat. Sampai
kemudian aku benar benar mencapai puncak dan memeluknya dengan erat.
Melepaskan segala rindu dan hasrat.
Setelah orgasmeku mulai menurun Pram masih memelukku dengan erat, lalu
mulai menggerakkan penisnya lagi dengan perlahan. Kira-kira lima belas
menit berlalu namun ternyata Pram masih belum ejakulasi. Padahal
biasanya suamiku paling tahan sekitar lima menitan. Lalu kemudian Pram
membalikkan badanku, sehingga kini aku yang di atas dan dia di bawah.
Aku lalu mengambil inisiatif dengan setengah berjongkok dan menggerakkan
pantatku merasakan penisnya keluar masuk di vaginaku. Aku hampir
mencapai orgasmeku yang kedua ketika tiba-tiba Pram bilang kalau dia
hampir ejakulasi, dia lalu tanya apakah dia harus ejakulasi di luar, aku
bilang di dalam saja karena toh aku sudah pasang KB. Lalu kemudian dia
benar benar berejakulasi. Kurasakan spermanya menyemprot dengan keras.
Sampai 5 kali dia menyemprotkan spermanya yang hangat di vaginaku lalu
akhirnya diapun terkulai lemas. Aku hanya bisa memeluknya, merasakan
kehangatan spermanya dan menikmati sisa sisa kekerasan penisnya yang
mulai mengecil di vaginaku.
Tiba tiba aku dengar pintu garasi terbuka. Lalu cepat kusambar kimonoku.
Aku pikir pasti suamiku yang datang, karena biasanya dia masuk melalui
pintu garasi. Ternyata benar, suamiku yang datang. Dalam keadaan rambut
acak-acakan dan sperma Pram yang menetes sampai ke pahaku, aku tanya
kenapa dia pulang. Rupanya dia ketinggalan agenda kerjanya dan bermaksud
mengambil kedalam. Tapi aku larang, dia bilang kenapa, lalu aku
ceritakan singkat kalau di dalam ada Pram. Terus dia tanya kenapa
rambutku acak-acakan, dipikirnya aku belum mandi.
Tadinya aku takut untuk berterus terang sampai kemudian dia bilang
apakah aku baru making love sama Pram. Aku jawab ya, ternyata mendengar
itu, suamiku jadi sangat terangsang. Lalu dia bilang boleh dia lihat.
Lalu kubuka kimonoku, tampak vaginaku yang memerah dan sperma Pram yang
masih menetes dari vaginaku. Lalu tanpa banyak bicara suamiku jongkok di
hadapanku yang masih berdiri dan mulai menjilati cairan sperma yang
menetes di pahaku, lalu jilatannya mulai beralih ke vaginaku dan
menjilati sperma Pram sampai bersih. Setelah itu dia memintaku
menungging, lalu suamiku menurunkan celananya sampai di mata kaki dan
mulai memasukkan penisnya ke vaginaku yang masih dipenuhi sisa sperma Pram.
Vaginaku kini terasa longgar, karena baru dimasuki penis yang lebih
besar dan masih penuh sisa sperma, namun tampaknya suamiku sudah sangat
bernafsu, mungkin karena fantasinya kini jadi nyata. Sehingga tak lama
dia pun langsung berejakulasi, menyebabkan vaginaku kini terisi oleh
sperma dari dua laki-laki yang berbeda. Lalu dia kembali mengancingkan
celananya, dan bilang untuk ambilkan agendanya. Lalu dia bilang kalau
dia lagi buru-buru karena mau ada rapat di kantornya. Setelah suamiku
pergi, aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan vaginaku. Ketika aku
kembali ke kamar, Pram bertanya siapa yang datang, lalu kujawab tadi
orang yang minta iuran bulanan RT. Lalu aku hampiri Pram, lalu kukulum
penisnya yang masih kecil. Perlahan penisnya mulai menegang kembali dan
kamipun kembali making love sampai aku mengalami dua kali orgasme dan
dia menumpahkan kembali spermanya di vaginaku.
Baik Pram maupun aku sangat terkesan dengan apa yang baru kami lakukan.
Menjadi sangat istimewa karena baru saat inilah aku merasakan memekku
dimasuki kontol selain milik suamiku dan sekaligus orang yang mengisinya
adalah seseorang yang pernah punya kesan khusus di hatiku. Dengan berat
hati aku bilang kalau sekarang dia harus pergi karena aku harus
menjemput anakku. Sebelum pergi, Pram meninggalkan nomor handphone dan
memintaku untuk menghubunginya setiap saat aku membutuhkannya. Aku
kemudian mengantarnya sampai ke pintu depan dan dia meninggalkanku
dengan ciuman lembut di pipi.
Malamnya ketika suamiku pulang, dan anakku sudah tidur suamiku minta aku
menceritakan tentang apa yang aku lakukan dengan Pram tadi siang. Sambil
berbaring berdua aku mulai bercerita. Sambil seksama mendengarkan
tangannya menelusup ke balik rokku dan langsung menuju ke memekku (aku
tidak pakai celana dalam). Lalu di bilang, wah memeknya masih bengkak
nih. Lalu jarinya mulai mengusap itilku. Sambil terus bercerita aku usap
puting susu suamiku sehingga suamiku makin terangsang mendengar
ceritaku. Dia jadi tidak sabar dan membuka celananya lalu memasukkan
kontolnya ke memekku.
Aku baru mulai menikmati gerakan kontolnya di memekku ketika tiba-tiba
suamiku bilang kalau dia sudah mau ejakulasi. Aku bilang tahan dulu
karena aku masih belum mau orgasme, namun apa daya suamiku tak mampu
menahan dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya di dalam memekku. Tak
lama kontolnya mulai layu dan kemudian dia tertidur kecapean. Aku kini
dalam posisi “menggantung” karena aku belum orgasme. Kemudian kucoba
untuk melanjutkan dengan jalan memainkan jariku di memekku. Entah
mengapa meskipun suamiku ada di sisiku, saat bermastrubasi yang justru
aku bayangkan seolah-olah Pram yang kini sedang menyetubuhiku. Sambil
membayangkan kejadian tadi siang aku terus memainkan memekku sampai
kemudian aku orgasme. Namun kuakui rasanya tidak sehebat dengan apa yang
aku rasakan tadi siang.
Besoknya perasaan menggantung itu masih ada. Dan seperti rutinitas
biasa, setelah suami dan anakku pergi, aku kembali sendiri di rumah.
Tiba-tiba keinginan untuk mengulangi apa yang kulakukan kemarin dengan
Pram muncul dengan kuat. Aku hubungi nomor HP-nya dan menanyakan apakah
ia bisa datang sekarang. Sayangnya dia bilang tidak bisa, karena ada
yang harus dia kerjakan pagi ini. Lalu aku tanya gimana kalau malam. Dia
balik tanya bagaimana dengan suamiku. Aku bilang kalau suamiku
sebernarnya tahu apa yang kita lakukan kemarin dan dia menyetujuinya.
Jadi aku pikir malam ini pun tidak apa-apa kalau dia datang. Tapi dia
jawab dia masih merasa sungkan untuk ketemu dengan suamiku.
Akhirnya aku usulkan gimana kalau kita keluar sekalian makan malam, tapi
aku mau bilang suamiku dulu. Dia bilang setuju karena malam ini dia
punya banyak waktu. Katanya hari ini adalah hari terakhir dia berada di
kotaku untuk pekerjaannya sebelum besok di kembali ke kotanya. Aku
kemudian menelepon suamiku dan menceritakan rencanaku, suamiku bilang
oke. Aku begitu bersemangat dan ingin mempersiapkan sesuatunya dengan
baik. Aku lalu pergi ke kamar mandi, mencukur bulu memekku dan memakai
lulur wangi sehingga nanti malam Pram benar-benar terkesan dengan
penampilanku.
Malam hari jam delapan suamiku pulang. Anakku sudah tertidur setengah
jam yang lalu karena siangnya dia bermain sehingga tidak tidur siang.
Suamiku mendapatiku sudah berdandan rapi dan wangi. Dia kemudian ajak
aku makan malam, namun aku bilang kalau aku mau makan malam diluar
dengan Pram. Akhirnya dia makan malam sendiri. Aku lalu telepon Pram
untuk datang menjemputku. Sebelum Pram datang suamiku memeluk dan
menciumku, tangannya lalu merambah memekku, dia merasakan memekku yang
licin karena pagi tadi baru dicukur. Sambil tersenyum dia bilang, wah
persiapannya hebat sekali, katanya lagi dia jamin Pram pasti tidak akan
merasa cukup menyetubuhiku cuma sekali. Sebelum aku pergi dengan Pram
suamiku penasaran ingin menjilat memekku yang licin, lalu dia
menyingkapkan rokku, membuka celana dalamku dan mulai menjilati memekku.
Aku sedang menikmati jilatan lidahnya di memekku ketika kudengar suara
klakson di depan. Kulihat melalui jendela, ternyata Pram yang datang.
Lantas aku pamit sama suamiku, suamiku bilang celana dalamnya enggak
usah dipake toh aku tidak akan membutuhkannya. Aku cuma tersipu
mendengar ucapannya.
Aku keluar dan langsung menuju Pram yang masih dimobilnya. Sampai di
dalam mobil Pram menyambutku dengan ciuman kecil di pipiku. Lalu dia
tanya sekarang mau kemana. Aku cuma bilang terserah dia. Lantas Pram
mengarahkan mobilnya ke sebuah restoran. Turun dari mobil, Pram memeluk
pinggangku sambil berjalan menuju restoran, serasa masa berpacaran kami
dulu. Makan malam berlangsung dengan romantis, diselilngi dengan saling
bercerita tentang masa kami berpacaran dulu. Dia bilang dia sangat
berbahagia karena kini telah merasakan apa yang dulu sangat ingin
rasakan namun belum pernah terlaksana. Dia menambahkan kalau sampai
sekarang dia masih belum menikah. Dia bilang meskipun kini dia sudah
punya tunangan, dia masih sering mengingatku dan karenanya benar-benar
menikmati kebersamaan ini.
Selesai makan malam, Pram mengarahkan mobilnya ke luar kota. Menjelang
di luar kota, di daerah yang sejuk kami lalu berbelok memasuki sebuah
motel. Sebuah motel yang cukup luas dan asri. Mobil langsung menuju
garasi yang terletak persis di bawah kamar motel. Seorang pelayan
membukakan pintu garasi dan langsung menyodorkan formulir check-in.
Setelah menandatangani formulir serta membayar tagihan awal, si pelayan
kemudian menutup pintu garasi. Pram lalu mengajakku menaiki tangga
menuju kamar motel di atas.
Kamar motel itu cukup luas, ada sebuah ranjang ukuran kingbed,
seperangkat sofa dan TV set, serta kamar mandi yang dilengkapi bathtub.
Pram rupanya sudah tidak sabar lagi, tanpa berkata dia langsung
menarikku dan mencium bibirku dengan penuh gairah. Kusambut ciumannya
dengan penuh gairah pula. Sambil menciumku tangan Pram dengan
semangatnya meremas susuku. Aku kemudian membuka celana yang dia kenakan
dan tak sabar aku dorong Pram ke arah ranjang. Dalam keadaan Pram yang
terlentang kumasukkan kontol Pram ke mulutku dan mulai mengulumnya
dengan semangat. Kumainkan kontolnya yang besar itu keluar masuk
mulutku. Pram hanya bisa memejamkan matanya menikmati hisapanku. Tak
lama Pram bilang kalau dia ingin menjilati memekku. Pram lantas mencopot
seluruh pakaianku dan pakaiannya sendiri, sampai kami berdua kini
telanjang bulat. Lalu dia kembali berbaring dan memintaku meletakkan
pantatku di atas mukanya.
Maka dengan posisi 69 aku kembali mengulum kontol Pram sementara dia
menjilat memek dan itilku. Kira kira setengah jam kami dalam posisi itu
ketika kurasakan orgasmeku telah mendekat, sampai kemudian aku mencapai
orgasme. Dengan mulut masih mengisap kontol Pram, kutekankan memekku
dengan kuat ke muka Pram. Dia sendiri dengan kuat mengisap itilku sampai
aku benar benar melayang. Beberapa saat setelah orgasmeku memudar, Pram
lalu membaringkanku di ranjang, mulutnya kini mengisap puting susuku
bergantian. Setelah puas mengisap dan mengulum susuku, kemudian dia naik
ke atasku dan mengarahkan kontolnya di memekku. Dengan lembut dia
mengusapkan kepala kontolnya di memekku. Memekku kini sudah sangat basah
dan menginginkan kontolnya untuk segera dimasukkan ke memekku. Perlahan
Pram menekan kontolnya ke lubang memekku. Meski memekku sudah basah,
Pram agak kesulitan untuk memasukkan kontolnya. Dengan jariku, kubuka
bibir memekku lebar-lebar, sampai kemudian seluruh kontolnya masuk di
memekku. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk memekku.
Setelah kira-kira 10 menit Pram mengentotku, tiba tiba aku merasakan
kalau aku ingin pipis. Aku bilang kalau aku mau pipis dulu, Pram
mencabut kontolnya dan lalu menuntunku ke kamar mandi. Di kamar mandi,
Pram minta aku kencing sambil berdiri, lalu mulutnya kembali menjilati
memekku. Dorongan untuk pipis sudah sangat mendesak dan aku sudah tidak
tahan lagi. Dan air kencingku kini menyembur dengan deras. Tapi Pram
malah terus menjilati memekku sehingga air kencingku mengenai wajahnya
bertubi-tubi. Setelah selesai, Pram menyalakan shower dan mengajakku
mandi bareng. Tangannya membalurkan sabun ke seluruh tubuhku, dan ketika
giliranku menyabuninya ketika sampai di bagian kontolnya kukocok
kontolnya sampai sambil tertawa dia bilang “sudah nanti aku keburu
nyampe di luar”. Sambil terus bercanda Pram bilang sini aku sabuni
bagian dalam memekku. Aku bilang gimana caranya? Lalu dia memintaku
sedikit menungging, sambil masih berdiri dan kontolnya penuh sabun, dia
lalu memasukkan kontolnya ke memekku. Dia bilang begini caranya
menyabuni bagian dalam memekmu.
Lantas, dia mengisi bathtub lalu mengajak untuk meneruskan permainan
cinta kami di bathtub. Pram lalu berbaring dan minta aku memasukkan
kontolnya dengan posisiku di atas. Aku menggerakkan pantatku naik turun
sampai air di bathtub bergelombang karena gerakan kami. Setelah kurang
lebih setengah jam Pram lalu memintaku menungging di bathtub dan
memasukkan kontolnya dari belakang. Dengan gerakan yang makin lama makin
cepat aku kemudian mencapai orgasmeku yang kedua yang tak lama kemudian
Pram pun mencapai ejakulasi. Pram menyemprotkan spermanya yang hangat di
memekku.
Setelah mengeringkan badan, lalu kami berdua pergi ke ranjang dan sambil
saling berpelukan kami tertidur bagaikan sepasang pengantin baru. Ketika
terbangun kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Pram lalu
kubangunkan karena aku harus pulang. Namun dia bilang dia masih mau
menyetubuhiku sekali lagi sebelum pulang. Lalu dengan romantis Pram
kembali mencumbuku untuk kemudian memasukkan kontolnya kembali di
memekku. Akhirnya kami berdua mencapai orgasme, aku sengaja tidak
membersihkan memekku karena aku tahu suamiku suka melihat memekku masih
basah oleh sperma laki-laki lain yang baru bersetubuh denganku.
Kami sampai di rumah pukul setengah lima. Dan Pram meninggalkanku di
pintu depan. Dia bilang dia akan mengusahakan untuk datang ke kotaku
sesering mungkin. Ketika aku masuk kudapati suamiku masih lelap
tertidur. Perlahan aku naik ke ranjang dan kudekatkan memekku di muka
suamiku. Dari memekku, sperma Pram menetes keluar membasahi wajah
suamiku, suamiku terbangun dan tersenyum melihatku. Lalu tanpa banyak
omong dia langsung menjilati memekku yang sangat basah oleh sperma Pram.
Setelah bersih, aku lalu memasukkan kontolnya ke memekku. Sambil
bercinta, suamiku minta aku menceritakan kejadian tadi malam. Suamiku
bilang gimana kalau kapan-kapan ajak Pram untuk bermain bertiga. Aku
bilang nanti aku coba hubungi dia. Akhirnya suamiku pun kembali mencapai
ejakulasinya dan menambah sperma di dalam memekku dengan miliknya,
tercampur dengan sperma Pram.
Atas permintaan suamiku aku menghubungi Pram melalui telepon,
mengundangnya untuk datang ke rumah kami. Awalnya Pram agak segan untuk
bertemu suamiku, namun aku berusaha meyakinkan bahwa suamiku sudah
mengetahui semua yang kita lakukan dan dia malah menyetujuinya.
Kutambahkan bahwa dengan demikian maka kesempatan kita untuk bertemu
semakin besar karena bisa dilakukan kapan saja jika waktu dan kesempatan
memungkinkan. Akhirnya Pram setuju dan akan meneleponku terlebih dahulu
sebelum datang.
Selang beberapa minggu kemudian barulah aku menerima telepon dari Pram
mengabarkan bahwa dia akan datang pada akhir minggu ini, bertepatan
dengan long weekend (hari libur nasional yang berdempetan dengan hari
minggu). Saat itu juga aku langsung menelepon suamiku yang masih di
kantor tentang rencana Pram yang akan datang berkunjung. Suamiku lantas
mengusulkan bagaimana jika kita sekalian berlibur keluar kota bersama,
mumpung long weekend. Aku bilang aku sih setuju saja, asalkan Pram juga
setuju. Suamiku bilang kalau dia akan booking kamar dari sekarang,
soalnya kalau tidak, susah dapat hotel di saat long weekend.
Akhirnya, hari Sabtu yang ditunggu tiba. Pram datang sekitar jam 11
siang. Saat itu anakku masih di sekolahnya dan baru akan pulang sekitar
jam 12-an, sementara suamiku masih di kantor. Aku langsung menyambut
Pram dengan pelukan kangen dan Pram balas memelukku, lalu lantas mencium
bibirku. Namun meskipun hasratku begitu menggebu untuk segera making
love dengan Pram, aku harus menahan diri karena sebentar lagi anakku
segera datang. Pram lalu kemudian pamit untuk pergi ke kamar mandi untuk
membersihkan badannya selepas perjalanan jauh dari kotanya.
Aku sendiri kemudian menyiapkan makan siang untuk Pram dan keluargaku.
Sekitar jam 12 anakku sampai di rumah. Aku lalu perkenalkan Pram sebagai
teman ayahnya. Pram cepat akrab dengan anakku. Setengah jam kemudian
suamiku datang dari kantor dan aku langsung mengajaknya ketemu Pram.
Sebenarnya suamiku sempat mengenal Pram, itu dulu ketika aku masih
pacaran sama Pram aku sebenarnya sudah mengenal suamiku sekarang ini,
tapi saat itu hanya sebatas teman. Dan dalam satu kesempatan aku sempat
mengenalkan Pram sebagai pacarku kepada suamiku. Tapi saat itu mereka
hanya saling bertegur sapa dan tidak berkenalan lebih jauh.
Suamiku lantas menyapa Pram, yang kelihatan agak canggung. Namun
kemudian aku mengajak mereka untuk bersama makan siang. Di meja makan
suamiku aktif memulai pembicaraan, namun umumnya yang dibahas sekitar
masalah bisnis dan politik secara umum. Setelah makan selesai, terlihat
kekakuan sudah mulai mencair. Sementara aku membereskan meja makan,
mereka berdua lalu melanjutkan obrolan mereka sambil merokok di beranda
rumah. Kelihatannya mereka berdua sudah mulai akrab, kerena sesekali
tawa lepas mereka terdengar. Belakangan aku tahu bahwa mereka
membicarakan aku, tentang betapa hot-nya aku di ranjang.
Selepas pukul tujuh malam setelah kami selesai berkemas, kami berempat
(termasuk anakku) dengan menggunakan sebuah mobil kijang pergi menuju ke
sebuah tempat di luar kota, ke hotel yang telah kami book sebelumnya.
Sengaja kami memilih waktu agak malam untuk menghindari macet yang
biasanya terjadi di sore hari. Suamiku yang menyetir mobil, dan Pram di
kursi depan. Aku dan anakku duduk di jok tengah. Setelah satu jam
perjalanan anakku mulai tertidur mungkin karena siangnya dia tidak tidur
maka dengan cepat ia terlelap.
Sementara itu obrolan diantara kami sudah mulai terhenti, mungkin karena
kehabisan topik. Suamiku dengan penuh konsentrasi mengemudikan
kendaraannya, dan Pram menatap lurus ke arah depan. Sementara itu aku
mulai merasakan memekku gatal, karena menahan hasrat dari siang. Aku
lalu berinisiatif mengulurkan tanganku ke depan dan memeluk Pram dari
belakang. Pram awalnya merasa enggak enak dan melihat ke arah suamiku,
seolah minta persetujuan. Suamiku tersenyum dan memberikan isyarat bahwa
dia setuju. Pram lalu sedikit merebahkan kursinya dan aku lantas mencium
bibirnya dari arah belakang. Dengan kepala tersandar aku mulai melumat
bibir Pram dan dibalas Pram dengan mengulum lidahku.
Kedua tanganku menelusup ke balik kemeja Pram dan mulai mengusap kedua
putingnya. Sementara itu Pram lantas melingkarkan kedua tangannya
kebelakang dan meremas pantatku dengan erat. Tak lama tangan Pram
menelusup ke balik rok dan mengelus pahaku dengan lembut. Perlahan
tangannya bergerak semakin ke atas, kurasakan jari-jarinya menyibakkan
tepian celana dalamku dan mulai menyentuh bibir memekku. Jarinya lalu
memainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang memekku
yang sudah basah. Tanpa melepaskan ciuman, Pram terus memainkan
jari-jarinya di memekku sampai satu saat aku merasakan kalau orgasmeku
tak terbendung lagi. Sambil menahan suaraku, aku melumat bibir Pram
sekeras mungkin dan mendekapkan kedua pahaku seolah tangannya jangan
sampai terlepas dari memekku. Dan ketika orgasmeku mulai pudar nafasku
sungguh tak beraturan. Ketika aku melirik ke arah suamiku, dia hanya
tersenyum.
Beberapa saat kemudian masih dari arah belakang, aku membuka ikat
pinggang Pram dan menelesupkan tanganku ke balik celananya. Kurasakan
kontol Pram yang memang lebih besar dari punya suamiku menegang dengan
keras sekali. Lalu dengan sedikit berjongkok dari arah belakang aku lalu
mendekatkan bibirku ke arah kontol Pram. Aku lantas mulai mengulum
kontol Pram. Sementara itu suamiku hanya bisa menyaksikan dari sudut
matanya, karena ia harus mencurahkan konsentrasinya ke jalan. Setelah
beberapa lama mengulum kontolnya dan menggerakannya keluar masuk
mulutku, Pram berbisik kalau dia udah mau nyampe alias ejakulasi.
Aku lalu mempercepat gerakan kontolnya keluar masuk bibirku, lalu tak
lama Pram mulai melenguh dan memuncratkan sperma-nya yang hangat di
mulutku. Saking banyaknya, sebagian dari sperma Pram menetes membasahi
pinggiran bibirku. Aku kemudian menelan sperma Pram. Suamiku tersenyum
kepada kami berdua dan hanya bisa bilang wow. Aku lalu mencium bibir
suamiku (dengan sisa-sisa sperma Pram yang masih menempel di bibirku)
sambil berbisik aku bilang terima kasih.
Tak lama kami tiba di hotel tujuan kami. Rupanya suamiku memesan dua
kamar yang dilengkapi connecting door, bersebelahan untuk memudahkan
akses dari satu kamar ke yang lainnya. Sementara suamiku membereskan
administrasi hotel aku dengan menggendong anakku yang masih tertidur
naik ke lantai 3 bareng dengan Pram. Lalu aku masuk ke kamarku dan Pram
ke kamar sebelahnya. Setelah menidurkan anakku di ranjang dan
membereskan barang bawaan kami, aku lalu pergi ke kamar mandi dan mulai
mengisi bathtub. Kemudian sambil berendam aku memainkan memekku.
Meskipun di mobil aku sempat orgasme, rasanya memekku masih ingin
merasakan dimasuki kontol.
Tak lama suamiku mengetok pintu kamar dan dengan hanya melilitkan
handuk, aku membuka pintu. Rupanya suamiku sudah tidak tahan menyaksikan
adegan yang tadi aku lakukan di mobil dengan Pram. Maka dengan bernafsu
ia langsung mencium bibirku dan membuka bajunya. Lalu kami pergi ke
bathtub. Suamiku berbaring di bathtub dan aku langsung menaiki badannya.
Baik aku dan suamiku sudah sama-sama terangsang, sehingga tanpa
pemanasan aku langsung memasukkan kontol suamiku ke memekku. Namun hanya
beberapa goyangan pantatku suamiku langsung memuntahkan spermanya di
dalam memekku. Aku sendiri merasakan orgasmeku makin jauh. Namun aku
bisa memahami kondisi suamiku. Suamiku kemudian terkulai lemas di
bathtub dan setelah membersihkan memekku aku bilang kalau aku mau ke
kamar sebelah. Suamiku hanya menggangguk setuju.
Setelah mengeringkan badanku dengan handuk, aku kemudian memakai celana
dalam tipis berenda berbentuk kupu-kupu yang memperlihatkan memekku
secara berbayang, setelah itu aku mengenakan baju tidur satinku yang
juga tipis dan memperlihatkan lekuk tubuhku tanpa bra. Kemudian melalui
connecting door aku masuk ke kamar Pram. Kulihat Pram dengan hanya
menggenakan celana pendek tanpa baju sedang berbaring di ranjang
menonton televisi. Aku kemudian berdiri di depan televisi, menghalangi
pandangan Pram ke televisi.
Pram tersenyum dengan mata yang tak berkedip menatap seluruh liku
tubuhku. Dengan masih dalam posisi berdiri, aku pejamkan mataku dan
mulai mengusap payudaraku dari luar pakaianku. Lalu tanganku bergerak
keseluruh tubuhku, menelusuri halusnya kain satin yang aku kenakan.
Perlahan tanganku mulai menyentuh memekku yang masih terbungkus pakaian.
Lalu kemudian kurasakan tangan Pram memeluk tubuhku. Ketika kubuka
mataku, kulihat Pram sudah duduk dipinggir ranjang dan mulai meremas
kedua bongkahan pantatku. Lalu kemudian Pram menyenderkan kepalanya ke
arah perutku. Perlahan tangannya bergerak ke atas dan membuka dasterku.
Akhirnya dasterku terlepas meluncur ke bawah dan aku kini hanya
mengenakan celana dalam kupu-kupuku.
Kedua tangan Pram kini meremas kedua payudaraku sementara mulutnya
mencium perut dan pusarku. Sungguh sangat membuatku makin terangsang.
Lalu Pram mulai mengulum puting payudaraku dan mengisapnya bergantian.
Setelah beberapa lama dan memekku sudah terasa sangat basah, Pram lalu
menurunkan ciumannya dari payudaraku, perlahan bergerak ke bawah, kearah
perutku lalu ke arah selangkanganku dan menjilat bagian pinggir celana
dalamku. Masih dalam posisi berdiri aku merasasemakin tidak tahan dan
mulai meremas rambut Pram dengan gemas. Pram lalu menarik tubuhku,
menelentangkanku di atas ranjang. Lalu kemudian perlahan dia membuka
celana dalamku dan mulai menjilat klitoris dan memekku.
Kali ini aku tidak menahan suaraku lagi seperti waktu di mobil, dan
tanparagu-ragu mulai mengeluarkan erangan seiring dengan kenikmatan yang
makin kurasakan. Dan ketika kurasakan orgasmeku hampir mendekat aku
tarik Pram sambil minta untuk memasukkan kontolnya sekarang juga. Lalu
Pram membuka celananya dan lalu naik ke atas ranjang. Kini kontolnya
yang besar sudah tegak mengacung, aku sungguh tak tahan untuk tidak
mengulumnya walau sebentar. Setelah itu Pram mulai mengarahkan kontolnya
ke memekku dan menggesekkan bibir luar memekku, dan dengan satu gerakan
keras Pram langsung membenamkan seluruh kontolnya ke dalam memekku.
Karena memekku sudah sangat basah dan baru saja dimasuki kontol suamiku
maka seketika kontol Pram langsung masuk. Sungguh suatu kenikmatan yang
tak terhingga. Lalu dengan keras dan cepat Pram memompa menggerakkan
kontolnya keluar masuk memekku. Dalam kenikmatan yang makin memuncak aku
terus berkata, ayo Pram gerakin yang cepet, aku udah mau nyampe…
Akhirnya orgasmeku tiba dan kulingkarkan kakiku ke pinggang Pram dan
menguncinya dengan erat. Pram mengimbanginya dengan membenamkan
kontolnya sedalam mungkin ke memekku. Lalu aku terkulai lemas dan mulai
menata nafasku.
Pram ternyata belum sampai. Pram lalu mencabut kontolnya dari memekku
dan memintaku berbaring telungkup. Aku lalu telungkup sambill memeluk
bantal di kepalaku. Lalu Pram mencium rambutku, kemudian turun ke arah
punggungku. Lidahnya bergerak menjilati punggungku yang basah oleh
keringat. Lalu ketika tiba di kedua bongkahan pantatku, Pram dengan
lembut menggigit dan mengisap buah pantatku dan meninggalkan bekas merah
setelahnya. Lalu kemudian lidahnya turun ke sela pantatku, dan mulai
menjilat anusku. Sesekali memasukkan ujung lidahnya ke dalam lubang
anusku. Lalu kemudian menjilat garis memekku dari arah anus sampai
klitorisku. Demikian berulang naik turun sampai kemudian gairahku
menggebu lagu. Pram lalu memintaku menungging dan perlahan memasukkan
kontolnya dari belakang.
Terus terang ini adalah gaya favoritku karena gesekan kontol bisa lebih
terasa sampai menyentuh mulut rahimku. Biasanya suamiku tidak bisa tahan
lama dengan gaya ini. Namun Pram sungguh lain, sebab sudah lebih
setengah jam dia masih kuat menahan ejakulasinya. Sampai akhirnya dia
bilang kalau dia udah mau sampai. Aku bilang ayo Pram gerakin yang
cepet, dan minta supaya ejakulasi di dalam memekku. Aku sendiri tidak
khawatir hamil karena aku ikut KB. Lalu Pram kemudian menggerakkan
kontolnya makin cepat dan kemudian kurasakan semprotan spermanya yang
hangat di memekku. Aku sendiri kemudian mencapai orgasmeku yang kedua
pada saat yang hampir berbarengan. Setelah itu dengan mendekapku dari
belakang dan dalam keadaan telanjang kami berdua tertidur.
Pagi hari antara sadar dan tidak kurasakan sesuatu yang geli di memekku,
ketika kulihat ternyata Pram sedang menjilati memekku. Sekilas kulihat
jam di meja sudah menunjukkan jam setengah lima pagi. Sambil tersenyum
aku kembali memejamkan mataku dan mulai menikmati jilatan lidah Pram di
memekku. Tanganku meremas kedua payudaraku mengimbangi kenikmatan di
memekku. Lantas Pram bergerak ke atasku, melumat bibirku dan mulai
memasukkan kontolnya kembali. Kali ini kami menikmati persetubuhan
dengan pelan dan dengan bibir yang terus saling berciuman, suasana
terasa lebih romantis. Justru karena suasana itu baik Pram maupun aku
tak bisa menahan orgasme terlalu lama, sehingga kemudian Pram kembali
menumpahkan spermanya di dalam memekku.
Setelah itu aku tak mau anakku terbangun dan mendapati ibunya tidur di
kamar lain. Jadi aku cepat-cepat memakai dasterku tanpa mengenakan
celana dalam aku kembali ke kamarku dan suamiku. Bunyi pintu rupanya
membangunkan suamiku, ketika dia melihatku datang dia memberi isyarat
untuk mendekat kepadanya. Lalu tanpa berkata apa-apa dia langsung
menyibakan dasterku dan memintaku untuk duduk di atas wajahnya yang
terlentang di kasur. Lalu kemudian dia mulai menjilati memekku yang
masih basah oleh sperma Pram. Dengan bernafsu dia menjilati cairan
memekku yang telah bercampur dengan sperma Pram yang menetes keluar dari
memekku.
Setelah puas suamiku mengajakku ke kamar mandi dan memintaku menungging
di wastafel. Lalu dia memasukkan kontolnya ke dalam memekku dan tak lama
ikut mengisi memekku dengan spermanya tercampur dengan sperma Pram.
Setelah suamiku kembali ke kasur, aku kemudian membersihkan memekku lalu
menyusul suamiku di ranjang.
Cerita Dewasa Ngentot Suster
Surabaya….Hari pertama Suatu siang di jalan Dharma Wangsa ke arah campus Airlangga sedang terjadi keributan, ngga’ jelas siapa lawan siapa… saat itu aku melintas dengan BMW M50ku sendirian dan sedang asyik dengerin radio Suara Surabaya… cuek saja saat melintasi perkelahian itu sambil sedikit menoleh ke arah seorang laki-laki yang sedang dikeroyok 4 orang lawannya…
dia dikejar habis-habisan dan mencoba menerobos kerumunan penonton untuk mencari selamat. Terbelalak mataku bengitu sadar siapa lelaki yang sedang dikerjar tersebut… ternyata dia Kakak temanku… namanya Anton. Yang ngga’ jelas kenapa dia ada di sana dan dikeroyok orang segala, tapi aku sudah tidak sempat berpikir lebih jauh…
segera saja aku pinggirkan kendaraanku dan aku turun untuk membantunya. Aku tarik dua orang yang sedang memukulnya karena Anton sudah jatuh terduduk dan dihajar berempat… sekarang Anton mengurus dua orang dan aku dua orang… memang masih tidak seiimbang… dalam perkelahianku aku berhasil menangkap satu dari lawanku dan aku jepit kepalanya dengan lengan kiriku sedang lengan kananku aku gunakan untuk menghajarnya… sementara aku berusaha menggunakan kakiku untuk melawna yang satunya lagi… aku tak sempat lihat apa yang dilakukan Anton… waktu seakan sudah tidak dapat dihitung lagi demikian cepatnya sampai hal terakhir yang masih aku ingat adalah aku merasakan perih di pinggang kanan belakangku… dan saat kutengok ternyata aku ditusuk dengan sebilah belati dari belakang oleh entah siapa… sambil menahan sakit aku merenggangkan jepitanku pada korbanku dan berusaha melakukan tendangan memutar… sasaranku adalah lawan yang di depanku. Namun pada saat melakukan tendangan memutar sambil melayang… tiba-tiba aku melihat ayunan stcik soft ball ke arah kakiku yang terjulur…
ngga’ ampun lagi aku jatuh terjerembab dan gagal melancarkan tentangan mautku… sesampainya aku di tanah dengan agak tertelungkup aku merasakan pukulan bertubi-tubi… mungkin lebih dari 3 orang yang menghajarku. Terakir kali kuingat aku merasakan beberapa kali tusukan sampai akhirnya aku sadar sudah berada di rumah sakit. Aku tidak jelas berada di rumah sakit mana yang pasti berisik sekali dan ruangannya panas… dalam ruangan tersebut ada beberapa ranjang… pada saat aku berusaha untuk melihat bagian bawahku yang terluka aku masih merasakan nyeri pada bagian perutku dan kaki kananku serasa gatal dan sedikit kebal ( mati rasa )… aku coba untuk geser kakiku ternyata berat sekali dan kaku. Kemudian aku paksakan untuk tidur… Sore itu aku dijenguk oleh Dian adik Anton… Dian ini teman kuliahku… dia datang bersama dengan Mita adiknya yang di SMA… katanya habis jenguk Anton dan Anton ada di ruang sebelah… ” Makasih ya Joss…
kalo ngga’ ada kamu kali Anton sudah… ” katanya sambil menitikkan air mata… ” Sudahlah… semua ini sudah berlalu… tapi kalo boleh aku tau kenapa Anton sampe dikeroyok gitu ?” tanyaku penasaran. ” Biasa gawa-gara cewek… mereka goda cewek Airlangga dan cowoknya marah makanya dikeroyok… emang sich bukan semua yang ngeroyok itu anak Airlangga sebagian kebetulan musuh Anton dari SMA, sialnya Anton saja ketemu lagi dan suasananya kaya’ gitu… jadi dech di dihajar rame-rame” jawab Mita. “Kak Jossy yang luka apanya saja ?” tanya Mita. “Tau nih… rasanya ngga’ keruan ” jawabku… ” Lihat aja sendiri… soalnya aku ngga’ bisa gerak banyak…
kamu angkat selimutnya sekalian aku juga mo tau ” lanjutku pada Mita. “Permisi ya Kak” kata Mita langsung sambil membuka selimutku ( hanya diangkat saja ). Sesaat dia pandangi luka-lukaku dan mungkin karena banyak luka sehingga dia sampe bengong gitu… dan pas aku lihat pinggangku dibalut sampe pinggul dan masih tembus oleh darah… di bawahnya lagi aku melihat…. ya ampun pantes ni anak singkong bengong… meriamku tidak terbungkus apa-apa dan yang seremnya kepalanya yang gede kelihatan menarik sekali… seperti perkedel. Sesaat kemudian aku masih sempat melihat kaki kananku digips… mungkin patah kena stick soft ball. Mita menutup kembali selimut tadi dan Dian tidak sempat melhat lukaku karena dia sibuk nangis… hatinya memang lemah… sepertinya dia melankolis sejati. “Mita sini aku mo bilangin kamu ” kataku…
Mitapun menunduk mendekatkan telinganya ke mulutku. “Jangan bilang sama Dian soal apa yang kamu lihat barusan… kamu suka ngga’ ?” kataku berbisik. “Serem ” bisiknya bales. ” Dian… kamu jangan lihat lukaku… nanti kamu makin ngga’ kuat lagi nahan nangis… ” kataku. ” Tapi paling tidak aku mo tau… boleh aku raba ? ” tanyanya… ” Silahkan… pelan-pelan ya… masih belum kering lukanya. ” jawabku. Dian pun memasukkan tangannya ke balik selimut… dan mulai meraba dari dada… ke perut… di situ dia merasakan ada balutan… digesernya ke kanan kiri… terus ke bawahan dikit… ” Kok perbannya sampe gini… lukanya kaya’ apa ? ” ”
Wah aku sendiri belum jelas… ” aku jawab pertanyaan Dian. Turun lagi tangannya ke pinggul kanan… kena kulitku… terus ke tengah… kena meriamku… dia raba setengah menggenggam… untuk meyakinkan apa yang tersentuh tangannya… tersentak dan dia menarik tangannya sedikit sambil melepas pengangannya pada meriamku… “Sorry… ngga’ tau…. ” ” Ngga’ apa-apa kok… malah enak kalo sekalian dipijitin… soalnya badanku sakit semua… ” kataku nakal. “Nah…. Kak Dian pegang anunya Kak Joss ya ? ” goda Mita… Merah wajah Dian ditembak gitu. Dian terus saja meraba sampe pada kaki kananku dan dia menemukan gips…
” Lho… kok digips ?” ” Iya patah tulangnya kali ” jawabku asal untuk menenangkan pikirannya… Dian selesai merabaiku… tapi tampak sekali dia masih kepikiran soal sentuhan pada meriam tadi… dan sesekali matanya masih melirik ke sekitar meriamku… sedang aku juga sedang menikmati dan membayangkan ulang kejadian barusan… Flash back lah. Tanpa sadar tiba-tiba meriamku meradang dan mulai bangun sehingga tampak pada selimut tipis kalo ada sesuatu perkembangan di sana. “Kak Joss… anunya bangun ” bisik Dian padaku sambil dia ambil selimut lain untuk menutupnya… tapi tangannya berhenti dan diam di atasnya… ” “Supaya Mita ngga’ ngelihat ” bisiknya lagi. Aku cuman bisa mengangguk… aku sadar ujung penisku masih dapat menggapai telapaknya… aku coba kejang-kejangkan penisku dan Dian seperti merasa dicolek-coleh tangannya.
“Mit… kamu pamit sama Mas Anton dech… kita bentar lagi pulang dan biar mereka istirahat… ” kata Dian… dan Mitapun melangkah keluar ruangan… ” “Kak Joss…. nakal sekali anunya ya ” bisik Dian… aku balas dengan ciuman di pipinya. “Dian… tolongin donk… diurut-urut itunya… biar lupa sakitnya… ” pintaku… “Iya dech… ” jawab Dian langsung mengurut meriamku… dari luar selimut… biar ngga’ nyolok dengan pasien lain… walaupun antara ranjang ada penyekatnya… “Ian… dari dalem aja langsung… biar cepetan…. ” pintaku karena merasa tanggung dan waktunya mepet sekali dia mo pulang., Dian menuruti permintaanku dengan memeriksa sekitar lebih dulu… terus tangannya dimasukkan dalam selimutku langsung meremas meriamku… dielusnya batangku dan sesekali bijinya… dikocoknya… lembut sekali… wah gila rasanya… lama juga Dian memainkan meriamku… sampe aku ngga’ tahan lagi dan crrooottt….. crot…. ccrrroooo..tttt…. beberapa kali keluar… Tiba-tiba Mita datang dan buru-buru Dian tarik tangannya dari balik selimut… sedikt kena spermaku telapak tangan Dian… dia goserkan pada sisi ranjang untuk mengelapnya…
” Sudah Kak Joss… aku sama Mita mo pulang…. ” pamit Dian… ” Sudah keluar khan… ” bisiknya pada telingaku… cup… pipiku diciumnya… ” Cepet sembuhnya… besok aku tengok lagi ” Dia sengaja menciumku untuk menyamarkan bisikannya yang terakhir. “Eh… kalo bisa bilangin susternya aku minta pindah kelas satu donk… di sini gerah ” pintaku pada mereka. Merekapun keluar kamar dan melambaikan tangan… satu jam kemudian aku dipindahkan ke tempat yang lebih bagus… ada ACnya dan ranjangnya ada dua. Tapi ranjang sebelah kosong. Posisi kamarku agak jauh dari pos jaga suster perawat… itu aku tau saat aku didorong dengan ranjang beroda. “Habis gini mandi ya ” kata suster perawat sehabis mendorongku… Tidak lama kemudian dia sudah balik dengan ember dan lap handuk… dia taruh ember itu di meja kecil samping ranjangku dan mulai menyingkap selimutku serta melipatnya dekat kakiku. terbuka sudah seluruh tubuhku… pas dia lihat sekita meriamku terkejut dia… ada dua hal yang mengagetkannya… Yang pertama adalah ukuran meriam serta kepalanya yang di luar normal… besar sekali… Dan yang kedua ada hasil kerjaan Dian… spermaku masih berantakan tanpa sempat dibersihkan… walaupun sebagian menempel di selimut… tapi bekasnya yang mengering di badanku masih jelas terlihat. “Kok… kayaknya habis orgasme ya ? ” tanyanya. Lalu tanpa tunggu aju jawab dia ambil wash lap dan sabun… “Sus… jangan pake wash lap… geli… saya ngga’ biasa ” kataku. Suster itu mulai dengan tanganku… dibasuh dan disabunnya… usapannya lembut sekali… sambil dimandiin aku pandangi wajahnya… dadanya… cukup gede kalo aku lihat… orangnya agak putih… tangannya lembut. Selesai dengan yang kiri sekarang ganti tangan kananku… dan seterusnya ke leher dan dadaku… terus diusapnya… sapuan telapak tangannya lembut aku rasakan dan akupun memejamkan mata untuk lebih menikmati sentuhannya. Sampe juga akhirnya pada meriamku… dipegangnya dengan lembut…. ditambah sabun… digosok batangnya… bijinya… kembali ke batangnya… dan aku ngga’ kuat untuk menahan supaya tetap lemas… akhirnya berdiri juga… pertama setengah tiang lama-lama juga akhirnya penuh… keras…. dia bersihkan juga sekitar kepala meriamku sambil berkata lirih “Ini kepalanya besar sekali… baru kali ini saya lihat kaya’ gini besarnya” “Sus… enak dimandiin gini… ” kataku memancing. Dia diam saja tapi yang jelas dia mulai mengocok dan memainkan batangku… kaya’nya dia suka dengan ukurannya yang menakjubkan… “Enak Mas… kalo diginikan ? ” tanyanya dengan lirikan nakal.
“Ssshh… iya terusin ya Sus… sampe keluar… ” kataku sambil menahan rasa nikmat yang ngga’ ketulungan… tangan kirinnya mengambil air dan membilas meriamku… kemudian disekanya dengan tangan kanannya… kenapa kok diseka pikirku… tapi aku diam saja… mengikuti apa yang mau dia lakukan… pokoknya jangan berhenti sampe sini aja… pusing nanti… Dia dekatkan kepalanya… dan dijulurkan lidahnya… kepala meriamku dijilatnya perlahan… dan lidahnya mengitari kepala meriamku… sejuta rasanya… wow… enak sekali… lalu dikulumnya meriamku… aku lihat mulutnya sampe penuh rasanya dan belum seluruhnya tenggelam dalam mulutnya yang mungil… bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur. Lama juga aku diisep suster jaga ini… sampe akhirnya aku ngga’ tahan lagi dan crooott…. crooott… nikmat sekali. Spermaku tumpah dalam rongga mulutnya dan ditelannya habis… sisa pada ujung meriamkupun dijilat serta dihisapnya habis… “Sudah sekarang dilanjutkan mandinya ya… ” kata suster itu dan dia melanjutkan
memandikan kaki kiriku setelah sebelumnya mencuci bersih meriamku… badanku dibaliknya… dan dimandikan pula sisi belakang badanku. Selesai acara mandi…. “Nanti malam saya ke sini lagi nanti saya temenin… ” katanya sambil membereskan barang-barangnya. terakhir sebelum keluar kamar dia sempat menciumku… pas di bibir… hangat sekali… “Nanti malam saya kasih yang lebih hebat ” begitu katanya. Akupun berusaha untuk tidur… nikmat sekali sore ini dua kali keluar… dibantu dua cewek yang berbeda… ini mungkin ganjaran dari menolong teman… gitu hiburku dalam hati… sambil memikirkan apa yang akan kudapat malam nanti akupun tertidur lelap sekali. Tiba-tiba aku dibangunkan oleh suster yang tadi lagi… tapi aku belum sempat menyanyakan namanya… baru setelah dia mo keluar kamar selesai meletakkan makananku dan membangunkanku… namanya Anna. Cara dia membangunkanku cukup aneh… rasanya suster di manapun tidak akan melakukan dengan cara ini… dia remas-remas meriamku… sambil digosoknya lembut sampe aku bangun dari tidurku. Langsung aku selesaikan makanku dengan susah payah… akhirnya selesai juga… lalu aku tekan bel… dan tak lama kemudian datang suster yang lain…
aku minta dia nyalakan TV di atas dan mengakat makananku. Aku nonton acara-acara TV yang membosankan dan juga semua berita yang ditayangkan… tanpa konsentrasi sedikitpun. Sekitar jam 9 malam suster Wiwik datang untuk mengobati lukaku dan mengganti perban… pada saat dia melihat meriamkupun dia takjub… “Ngga’ salah apa yang diomongkan temen-temen di ruang jaga ” demikian komentarnya. “Kenapa Sus ? ” tanyaku ngga’ jelas. “Oo… itu tadi teman-teman bilang kalo pasien yang dirawat di kamar 26 itu kepalanya besar sekali. ” jawabnya. Setelah selesai dengan mengobati lukaku dan dia akan tinggalkan ruangan… sebelum membetulkan selimutku dia sempatkan mengelus kepala meriamku…
” Hmmm… gimana ya rasanya ? ” gumamnya tanya meminta jawaban. Dan akupun hanya senyum saja. Wah suster di sini gila semua ya pikirku… soalnya aku baru kenal dua orang dan dua-duanya suka sama meriamku… minimal tertarik… dan lagian ada promosi gratis di ruang jaga suster kalo ada pasien dengan kepala meriam super besar… promosi yang menguntungkan… semoga ada yang terjerat ingin mencoba… selama aku masih dirawat di sini. Jam 10an kira-kira aku mulai tertidur… aku mimpi indah sekali dalam tidurku… karena sebelum tidur tadi otakku sempat berpikir jorok. Aku merasakan hangat sekali pada bagian selangkanganku… tepatnya pada bagian meriamku… sampe aku terbangun ternyata… suster Anna sedang menghisap meriamku… kali ini entah jam berapa ? Dengan bermalas-malasan aku nikmat terus hisapannya… dan aku mulai ikut aktif dengan meraba dadanya… suatu lokasi yang aku anggap paling dekat dengan jangkauanku. Aku buka kanding atasnya dua kancing… aku rogoh dadanya di balik BH putihnya… aku dapati segumpal daging hangat yang kenyal… kuselusuri… sambil meremas-remas kecil.. sampe juga pada putingnya… aku pilin putingnya… dan Sus Annapun mendesah… entah berapa lama aku dihisap dan aku merabai Sus Anna… sampe dia minta “Mas… masih sakit ngga’ badannya ? ”
” Kenapa Sus ? ” tanyaku bingung. “Enggak kok… sudah lumayan enakan… ” dan tanpa menjawab diapun meloloskan CDnya… dimasukkan dalam saku baju dinasnya. Lalu dia permisi padaku dan mulai mengangkangkan kakinya di atas meriamku… dan bless… dia masukkan batangku pada lobangnya yang hangat dan sudah basah sekali… diapun mulai menggoyang perlahan… pertama dengan gerakan naik turun…lalu disusul dengan gerakan memutar… wah… suster ini rupanya sudah prof banget… lobangnya aku rasakan masih sangat sempit… makanya dia juga hanya berani gerak perlahan… mungkin juga karena aku masih sakit… dan punya banyak luka baru. Lama sekali permainan itu dan memang dia ngga’ ganti posisi… karena posisi yang memungkinkan hanya satu posisi… aku tidur di bawah dan dia di atasku. Sampe saat itu belum ada tanda-tanda aku akan keluar… tapi kalo tidak salah dia sempat mengejang sekali tadi dipertengahan dan lemas sebentar lalu mulai menggoyang lagi…
sampe tiba-tiba pintu kamarku dibuka dari luar… dan seorang suster masuk dengan tiba-tiba… Kaget sekali kami berdua… karena tidak ada alasan lain… jelas sekali kita sedang main… mana posisinya… mana baju dinas Suster Anna terbuka sampe perutnya dan BHnya juga sudah kelepas dan tergeletak di lantai. Ternyata yang masuk suster Wiwik… dia langsung menghampiri dan bilang “Teruskan saja An… aku cuman mau ikutan… mumpung sepi ” Suster Wiwikpun mengelus dadaku… dia ciumin aku dengan lembut… aku membalasnya dengan meremas dadanya… dia diam saja… aku buka kancingnya… terus langsung aku loloskan pakaian dinasnya… aku buka sekalian BHnya yang berenda… tipis dan merangsang… membal sekali tampak pada saat BH itu lepas dari badannya… dada itu berguncang dikit… kelihatan kalo masih sangat kencang… tinggal CD minim yang digunakannya. Suster Anna masih saja dengan aksinya naik turun dan kadang berputar… aku lhat saja dadanya yang terguncang akibat gerakannya yang mulai liar… lidah suster Wiwik mulai memasuki rongga mulutku dan kuhisap ujung lidahnya yang menjulur itu… tangan kiriku mulai merabai sekitar selangkangan suster Wiwik dari luar… basah sudah CDnya…
pelan aku kuak ke samping… dan kudapat permukaan bulu halus menyelimuti liang kenikmatannya… kuelus perlahan… baru kemudian sedikit kutekan… ketemu sudah aku pada clitsnya… agak ke belakang aku rasakan makin menghangat. Tersentuh olehku kemudian liang nikmat tersebut… kuelus dua tiga kali sebelum akhirnya aku masukkan jariku ke dalamnya. Kucoba memasukkan sedalam mungkin jari telunjukku… kemudian disusul oleh jari tengahku… aku putar jari-jariku di dalamnya… baru kukocok keluar masuk… sambil jempolku memainkan clitsnya. Dia mendesar ringan… sementara suster Anna rebahan karena lelah di dadaku dengan pinggulnya tiada hentinya menggoyang kanan dan kiri… suster Wiwik menyibak rambut panjang suster Anna dan mulai menciumi punggung terbuka itu… suster Anna makin mengerang… mengerang…. dan mengerang…. sampai pada erangan panjang yang menandakan dia akan orgasme… dan makin keras goyangan pinggulnya… sementara aku mencoba mengimbangi dengan gerakan yang lebih keras dari sebelumnya…
karena dari tadi aku tidak dapat terlalu bergoyang… takut lukaku sakit. Suster Anna mengerang…. panjang sekali seperti orang sedang kesakitan… tapi juga mirip orang kepedasan… mendesis di antara erangannya… dia sudah sampe… rupanya… dan… dia tahan dulu sementara… baru dicabutnya perlahan… sekarang giliran suster Wiwik… dilapnya dulu… meriamku dikeringkan… baru dia mulai menaikiku… batin… kurang ajar suster-suster ini aku digilirnya… dan nanti aku juga mesti masih membayar biaya rawat… gila… enak di dia… tapi….. enak juga dia aku kok… demikian pikiranku… ach… masa bodo…. POKOKNYA PUAS !!! Demikian kata iklan. Ketika suster Wiwik telah menempati posisinya… kulihat suster Anna mengelap liang kenikmatannya dengan tissue yang diambilnya dari meja kecil di sampingku. Suster Wiwik seakan menunggang kuda… dia goyang maju mundur… perlahan tapi penuh kepastian… makin lama makin cepat iramanya… sementara tanganku keduanya asyik meremas-remas dadanya yang mengembung indah… kenyal sekali rasanya… cukup besar ukurannya dan lebih besar dari suster Anna punya… yang ini ngga’ kurang dari 36…
kemungkinan cup C… karena mantap dan tanganku seakan ngga’ cukup menggenggamnya. Sesekali kumainkan putingnya yang mulai mengeras… dia mendesis… hanya itu jawaban yang keluar dari mulutnya… desisan itu sungguh manja kurasakan… sementara suster Anna telah selesai dengan membersihkan liang hangatnya… kemudian dia mulai lagi mengelus-elus badan telanjang suster Wiwik dan tuga memainkan rambutku… mengusapnya… Kemudian karena sudah cukup pemanasannya… dia mulai menaiki ranjang lagi… dikangkangkannya kakinya yang jenjang di atas kepalaku… setengah berjongkok gayanya saat itu dengan menghadap tembok di atas kepalaku… dan kedua tangannya berpegangan pada bagian kepala ranjangku. Mulai disorongkannya liangnya yang telah kering ke mulutku… dengan cepat aku julurkan lidahku…. aku colek sekali dulu dan aku tarik nafas…. hhhmmmm…… harus khas liang senggama…. kujilat liangnya dengan lidahku yang memang terkenal panjang… kumainkan lidahku… mereka berdua mengerang berbarengan kadang bersahutan… Aku ingin tau sekarang ini jam berapa ? Jangan sampe erangan mereka mengganggu pasien lain… karena aku mendengarnya cukup keras… aku tengok ke dinding…
kosong ngga’ ada jam dinding… aku lihat keluar… kearah pintu… mataku terbelalak… terkejut… shock… benar-benar kaget aku… lamat-lamat aku perhatikan… di antara pintu aku melihat seberkas sinar mengkilap… sambil terus menggoyang suster Wiwik… meninggalkan jilatan pada suster Anna… aku konsentrasi sejenak pada apa yang ada di belakang pintu… ternyata… pintupun terbuka… makin gila aku makin kaget… dan deg… jantungku tersentak sesaat… lalu lega… tapi… yang dateng ini dua temen suster yang sedang kupuaskan ini… kaya’nya kalo marah sich ngga’ bakalan.. mereka sepertinya telah cukup lama melihat adegan kami bertiga… jadi maksud kedatangannya hanya dua kemungkinan… mo nonton dari dekat atau ikutan… ternyata…. “Wah… wah… wah… rajin sekali kalian bekerja… sampe malem gini masih sibuk ngurus pasien… ” demikian kata salah seorang dari mereka… “Mari kami bantu ” demikian sahut yang lainnya yang berbadan kecil kurus dan berdada super… Jelas ini jawabannya adalah pilihan kedua. Merekapun langsung melepas pakaian dinas masing-masing… satu mengambil posisi di kanan ranjang dan satu ngambil posisi di kiri ranjang…
secara hampir bersamaan mereka menciumi dada… leher… telinga dan semua daerah rangsanganku… akupun mulai lagi konsentrasi pada liang suster Anna… sementara kedua tanganku ambil bagian masing-masing… sekarang semua bagian tubuhku yang menonjol panjang telah habis digunakan untuk memuaskann 4 suster gatel…… malam ini… tidak ada sisa rupanya…. terus bagaimana kalo sampe ada satu lagi yang ikutan ?
Jari-jariku baik dari tangan kanan maupun kiri telah amblas dalam liang hangat suster-suster gatel tersebut… untuk menggaruknya kali… aku kocok-kocokkan keluar masuk ya lidahku… ya jariku… ya meriamku… rusak sudah konsentrasiku… Ini permainan Four Whell Drive ( 4 WD )atau bisa juga disebut Four Wheel Steering ( 4 WS )… empat-empatnya jalan semua… kaya’nya kau makin piawai dalam permainan 4DW / 4 WS ini karena ini kali dua aku mencoba mempraktekkannya. Lama sekali permainannya… sampe tiba-tiba suster Wiwik mengerang…. kesar dan panjang serta mengejang… Setelah suster Wiwik selesai… dan mencabut meriamku… suster Anna berbalik posisi dengan posisi 69… kami saling menghisap dan permainan berlanjut… sekali aku minta rotasi… yang di kananku untuk naik… yang di atas ( suster Anna ) aku minta ke kiri dan suster yang di kiri aku minta pindah posisi kanan.
Tawaran ini tidak disia-siakan oleh suster yang berkulit agak gelap dari semua temannya… dia langsung menancapkan meriamku dengan gerakan yang menakjubkan… tanpa dipegang…. diambilnya meriamku yang masih tegang dengan liangnya dan langsung dimasukkan… amblas sudah meriamku dari pandangan. Diapun langsung menggoyang keras… rupanya sudah ngga’ tahan… Benar juga sekitar 5 menit dia bergoyang sudah mengejang keras dan mengerang…. mengerang…. panjang serta lemas. Sementara tingal dua korban yang belum selesai… aku minta bantuan suster yang masih ada di sana untuk membantu aku balik badan… tengkurap… kemudian aku suruh suster yang pendek dan berdada besar tadi untuk masuk ke bawah tubuhku…. sedangkan suster Anna aku suruh duduk di samping bantal yang digunakan suster kecil tadi. Perlahan aku mulai memasukkan meriam raksasaku pada liang suster yang bertubuh kecil ini… sulit sekali… dan diapun membantu dengan bimbingan test…. Setelah tertancap… tapi sayangnya tidak dapat habis terbenam… rasanya mentok sekali… dengan bibir rahimnya… akupun mulai menggoyang suster kecil dan menjilati suster Anna. Mereka berdua kembali mendesah…. mengerang…. mendesah dan kadang mendesis… kaya’ ular. Aku sulit sekali sebenarnya untuk mengayun pinggulku maju mundur….
jadi yang bisa aku lakukan cuman tetap menancapkan meriamku pada liang kenikmatan suster mungil ini sambil memutar pinggulku seakan meng-obok-obok liangnya… sedangkan dadanya yang aku bilang super itu terasa sekali mengganjal dadaku yang bidang… kenikmatan tiada tara sedang dinikmati si mungil di bawahku ini… dia mendesis tak keruan… sedang lidahku tetap menghajar liang kenikmatan suster Anna… sesekali aku jilatkan pada clitsnya… dia menggelinjang setiap kali lidahku menyentuh clitsnya… mendengar desisan mereka berdua aku jadi ngga’ tahan… maka dengan nekat aku keraskan goyangan pinggulku dan hisapanku pada suster Anna… dia mulai mengejang… mengerang dan kemudian disusul dengan suster yang sedang kutindih…. suster Anna sudah lemas… dan beranjak turun dari posisinya….
Aku tekan lebih keras suster mungil ini…. sambil dadanya yang menggairahkan ini aku remas-remas semauku… aku sudah merasakan hampir sampe juga… sedang suster mungil masih mengerang…. terus dan terus… kaya’nya dia dapat multi orgasme dan panjang sekali orgasme yang didapatnya…. aku coba mengjar orgasmenya… dan…. dan…. berhasil juga akuhirnya… aku sodok dan benamkan meriamku sekuat-kuatnya… sampe dia melotot… aku didekapnya erat sekali… dan “Adu…..uh enak sekali… ” demikian salah satu katanya yang dapat aku dengar. Akupun ambruk diatas dada besar yang menggemaskan itu… lunglai sudah tubuh ini rasanya… menghabisi 4 suster sekaligus… suatu rekord yang gila… permainan Four Wheel Drive kedua dalam hidupku…
pada saat mencabutnyapun aku terpaksa diantu suster yang lain… “Kasihan pasien ini nanti sembuhnya jadi lama… soalnya ngga’ sempet istirahat” kata suster yang hitam. “Iya dan kaya’nya kita akan setiap malam rajin minta giliran kaya’ malem ini ” sahut suster Wiwik. “Kalo itu dibuat system arisan saja ” kata suster Anna sadis sekali kedengarannya. Emangnya aku meriam bergilir apa ? Malam itu aku tidur lelaap sekali dan aku sempat minta untuk suster mungil menemaniku tidur, aku berjanji tiap malam mereka dapat giliran menemaniku tidur… tapi setelah mendapat jatah batin tentunya. Suster mungil ini bernama Ratih dan malam itu kami tidur berdekapan mesra sekali seperti pengantin baru dan sama-sama polos… sampe jam 4 pagi… dia minta jatah tambahan… dan kamipun bermain one on one ( satu lawan satu, ngga’ keroyokan kaya’ semalem ). Hot sekali dia pagi itu… karena kami lebih bebas… tapi yang kacau adalah udahannya… aku merasa sakit karena lukaku berdarah lagi… jadi terpaksa ketahuan dech sama yang lain kalo ada sesi tambahan…
dan merekapun rame-rame mengobati lukaku…. sambil masih pengen lihat meriam dasyat yang meluluh lantakkan tubuh mereka semaleman. Abis gitu sekitar jam 5 aku kembali tidur sampe pagi jam 7.20 aku dibangunkan untuk mandi pagi. Mandi pagi dibantu oleh suster Dewi dan sempat diisep sampe keluar dalam mulutnya… nah suster Dewi ini yang kulitnya hitaman semalam. Nama mereka sering aku dapat setelah tubuh mereka aku dapat. Hari kedua Pagi jam 10 aku dibesuk oleh Dian dan Mita… mereka membawakan buah jeruk dan apel… aslinya sich aku ngga demen makan buah… setengah jam kami ngobrol bertiga. sampe suatu saat aku bilang pada Dian “Aku mo minta tolong Ian… kepalaku pusing… soalnya aku dari semaleman ngga’ dapet keluar… dan aku ngga’ bisa self service ” demikian kataku membuka acara… dan akupun bercerita sedikit kebiasaanku pada Dian dengan bumbu tentunya. Aku cerita kalo biasa setiap kali mandi pagi aku suka onani kalo semalemnya ngga’ dapet cewek buat nemenin tidur… dan sorenya juga suka main lagi… Dian bisa maklum karena aku dulu sempat samen leven dengan Nana temannya yang hyper sex selama 8 bulan lebih…
dia juga tahu kehidupanku tidak pernah sepi cewek. Dengan dalih dia mo bantu aku karena hal ini dianggap sebagai bales jasa menyelamatkan jiwa kakaknya… yang aku selamatkan dari keroyokan kemarin… sampe akhirnya aku sendiri masuk rumah sakit. Dia minta Mita adiknya keluar dulu karena malu, tapi Mita tau apa yang akan dilakukan Dian padaku… karena pembicaraan tadi di depan Mita. Sekeluarnya Mita dari kamar… Dian langsung memasukkan tangannya dalam selimutku dan mulailah dia meremas dan mengelus meriamku yang sedang tidur… sampe bangun dan keras sekali… setelah dikocoknya dengan segala macam cara masih belum keluar juga sedang waktu sudah menunjukkan pukul 10.45 berarti jam besuk tinggal 15 menit lagi maka aku minta Dian menghisap meriamku. Mulanya dia malu… tapi dikerjakannya juga… demi bales jasa kaya’ya… atau dia mulai suka ? Akhirnya keluar juga spermaku dan kali ini tidak diselimut lagi tapi dalam mulut Dian dan ini pertama kali Dian meneguk spermaku… juga pertama kali teman kuliahku ini ngisep punyaku… kaya’nya dia juga belum mahir betul… itu ketahuan dari beberapa kali aku meringis kesakitan karena kena giginya. Spermaku ditelannya habis… sesuai permintaanku dan aku bilang kalo sperma itu steril dan baik buat kulit… benernya sich aku ngga’ tau jelas…
asal ngomong aja dan dia percaya… setelah menelan spermaku dia ambil air di gelas dan meminumnya… belum biasa kali. Aku tengok ke jendela luar saat Dian ambil minum tadi… ternyata aku melihat jendela depan yang menghadap taman tidak tertutup rapat dan aku sempat lihat kalo Mita tadi ngintip kakaknya ngisep aku… Jam 11.05 mereka berdua pamit pulang… selanjutnya aku aku makan siang dan tidur sampe bangun sekitar jam 3 siang. Dan aku minta suster jaga untuk memindahkanku ke kursi roda… sebelum dipindahkan aku diobati dulu dan diberi pakeaian seperti rok panjang terusan agak gombor. dengan kancing banyak sekali di belakangnya. Pada saat mengenakan pakaian tersebut dikerjakan oleh dua suster shift pagi… suster Atty dan suster Fatima, pada saat mereka berdua sempat melihat meriamku… mereka saling berpandangan dan tersenyum terus melirik nakal padaku… aku cuek saja… pada saat aku mo dipindahkan ke kurasi roda aku diminta untuk memeluk suster Fatima… orangnya masih muda sekitar 23 tahunan kira-kira… rambutnya pendek…
tubuhnya sekitar 159 Cm… dadanya sekitar 34 B… pada saat memeluk aku sedikit kencangkan sambil pura-pura ngga’ kuat berdiri… aku dekap dia dari pinggang ke pundak ( seperti merengkuh ) dengan demikian aku telah menguncinya sehingga dia tidak dapat mengambil jarak lagi dan dadanya pas sekali dipundakku… greeng… meriamku setengah bangun dapat sentuhan tersebut. “Agak tegak berdirinya Mas… berat soalnya badan Masnya ” kata suster Fatima. Akupun mengikut perintahnya dengan memindahkan tangan kananku seakan merangkulnya dengan demikian aku makin mendekatkan wajahnya ke leherku dan aku dorong sekalian kepalaku sehingga dia secara ngga’ sadar bibirnya kena di leherku… sementara suster Atty membetulkan letak kursi roda… aku lihat pinggulnya dari berlakang… wah… bagus juga ya… Suster Fatima bantu aku duduk di kursi roda dan suster Atty pegang kursi roda dari belakang…pada saat mo duduk pas mukaku dekat sekali dengan dada suster Fatima… aku sempetin aja desak dan gigit dengan bibir berlapis gigi ke dada tersebut… karena beberapa terhenti aku dapat merasakan gigitan itu sekitar 2 detikan dech… dia diam saja…
dan saat aku sudah duduk…. dan suster Atty keluar kamar… “Awas ya… nakal sekali ” kata suster Fatima sambil mendelik. Aku tau dia ngga’ marah cuman pura-pura marah aja “Satunya belum Sus,” kataku menggoda… “Enak aja… geli tau ?” jawabnya sewot. “Nanti saya cubit baru tau ” lanjutnya sambil langsung mencubit meriamku… dan terus dia ngeloyor keluar kamar dengan muka merah… karena meriamku saat itu sudah full standing karena abis nge-gigit toket… jadi terangsang… “Sus… tolong donk saya di dorong keluar kamar” kataku sebelum sempat suster Fatima keluar jauh. Diapun kembali dan mendorongku ke teras kamar… menghadap taman. Aku bengong di teras… sambil menghisap rokokku… di pangkuanku ada novel tapi rasanya males mo baca novel itu… jadinya aku bengong saja sore itu di teras sambil ngelamun aku mikirin rencana lain untuk malam ini… mo pake gaya apa ya ? Tiba-tiba aku dikejutkan dengan telapak tangan yang menutup mataku… “Siapa ini ? Kok tangannya halus… dingin dan kecil… Siapa ni ? ” kataku… Terus dilepasnya tangan tersebut dan dia ke arah depanku… baru kutau dia Mita adik Dian. Kok sendirian ?
“Mana Mita ?” tanyaku… “Lagi ketempat dosennya mo ngurus skripsi” jawab Mita. “Jadi ngga’ kesini donk ? ” tanyaku penasaran. “Ya ngga’ lah… ini saya bawain bubur buatan Mama” katanya sambil mendorongku masuk kamar… dia letakkan bubur itu di atas meja kecil samping ranjang. Terus kami ngobrol… sekitar 10 menit sampe aku bilang “Mit… ach ngga’ jadi dech… ” kataku bingung gimana mo mulainya… maksudku mo jailin dia untuk ngeluarin aku seperti yang dilakukan kakaknya tadi pagi… bukankah dia juga udah ngintip… kali aja dia pengen kaya’ kakaknya… mumpung lagi cuman berduaan… “Kenapa Kak ?” aku tak menjawab hanya mengernyitkan dahi saja… “Pusing ya ?” tanyanya lagi. “Iya ni… penyakit biasa” kataku makin berani… kali bisa… ” Kak… gimana ya ? Tadi khan udah ? ” katanya mulai ngerti maksudku… tapi kaya’nya dia bingung dan malu… merah wajahnya tampak sekali. “Mit… sorry ya… kalo kamu ngga’ keberatan tolongin Kakak donk… ntar malem Kakak ngga’ bisa tidur… kalo… ” kataku mengarah dan sengaja tidak menyelesaikan kata-kataku supaya terkesan gimana gitu…. “Iya Mita tau Kak…
dan kasihan sekali… tapi gimana Mita ngga’ bisa… Mita malu Kak… ” “Ya udah kalo kamu keberatan… aku ngga’ mo maksa… lagian kamu masih kecil…” “Kak… Mita ciumin aja ya… supaya Kakak terhibur… jangan susah Kak… kalo Mita sudah besar dan sudah bisa juga mau kok bantuin Kak Jossy kaya tadi pagi ” kata dia sambil mencium pipiku. “Iya dech… sini Kak cium kamu ” kataku dan diapun pindah kehadapanku. Dia membungkuk sehingga ada kelihatan dadanya yang membusung… aduh…. gila… usaha harus jalan terus ni… gimana caranya masa bodo… harus dapet… aku udah pusing berat. Dan Mitapun memelukku sambil membungkuk… aku cium pipinya, dagunya… belakang telinganya kadang aku gigit lembut telinganya… pokoknya semua daerah rangsangan… aku coba merangsangnya… ciuman kami lama juga sampe nafasnya terasa sekali di telingaku. Tangaku mencoba meremas dadanya… diapun mundur… mo menghidar… “Mit… gini dech… aku sentuh kamu saja… ngga’ ngapain kok… supaya aku lebih tenang nanti malem ” “Maaf Kak… tadi Mita kaget… Mita ngerti kok…
Kak Joss gini juga gara-gara Mas Anton ” jawabnya penuh pengertian… atau dia udah kepancing ? Diapun kembali… mendekat dan kuraih dadanya… aku remas…dan dia kembali menciumku… dari tadi tidak ada ciuman bibir hanya pipi dan telinga… saling berbalasan… sampe remasanku makin liar dan mencoba menyusup pada bajunya… melalui celah kancing atasnya. Tangan Mita mulai turun dari dadaku ke meriamku… dan meremasnya dari luar… “Aduh… enak sekali Mit… terusin ya… sampe keluar… biar aku ngga’ pusing nanti ” kataku nafsu menyambut kemajuannya. Lama remasan kami berlangsung… sampe akhirnya Mita melorot dan berjongkok di depanku dan menyingkap pakaianku… dia mulai mo mencium meriamku… dengan mata redup penuh nafsu dia mulai mencium sayang pada meriamku. ” Masukin saja Mit… ” kataku. Mitapun memasukkan meriamku dalam mulut mungilnya… sulit sekali tampaknya… dan penuh sekali kelihatan dari luar… dia mulai menghisap dan aku bilang jangan sampe kena gigi… Tak perlu aku ceritakan proses isep-isepan itu… yang pasti saat aku ngga’ tahan lagi… aku tekan palanya supaya tetap nancep… dan aku keluarkan dalam mulut mungil Mita… terbelalak mata Mita kena semprot spermaku.
” Telen aja Mit… ngga’ papa kok ” kataku… Diapun menelan spermaku… lalu dicabutnya dari mulut mungil itu… sisa spermaku yang meleleh di meriamku dan bibir mungilnya dilap pake tissue… dan dia lari ke kamar mandi…. sedang aku merapikan kembali pakaianku yang tersibak tadi. Ada orang datang… kelihatan dari balik kaca jendela… ” Sorry Joss… aku baru bisa dateng sekarang… ngga’ dapet pesawat soalnya ” kata Bang Johnny yang datang bersama dengan kak Wenda dan Winny… “Iya ini juga langsung dari airport ” kata Kak Wenda. “Kamu kenapa si… ceritanya gimana kok bisa sampe kaya’ gini ?” tanya Winny… “Lha kalian tau aku di sini dari mana ?” tanyaku bingung. “Tadi malem kami telpon ke rumah ngga’ ada yang jawab sampe tadi pagi kami telpon terus masih kosong” kata Kak Wenda. “Aku telpon ke rumahnya Donna yang di Kertajaya kamu ngga’ di sana… aku telpon rumahnya yang di Grand Family juga kamu ngga’ ada, malah ketemu sammy di sana” kata Winny. “Sammy bilang mo bantu cari kamu… terus siang tadi Donna telpon katanya dia abis nelpon Dian dan katanya kamu dirawat di sini dan dia cerita panjang sampe kamu masuk rumah sakit ” kata Winny lagi. Mereka tuh semua dari Jakarta karena ada saudara Kak Wenda yang menikah… dan rencananya pulangnya kemarin sore… pantes Kak Wenda telpon aku kemarin mungkin mo bilangin kalo pulangnya ditunda. Malah dapet berita kaya’ gini. Mita keluar dari kamar mandi yang ada dalam kamarku itu kaget juga tau banyak orang ada di sana dan dia kaya’nya kikuk juga… Setelah aku perkenalkan kalo ini Mita adiknya Dian dan kemudian Mita pamit mo jenguk kakaknya diruang lain.
Kamipun ngobrol seperginya Mita dari hadapan kami. Winny memandangku dengan sedih… mungkin kasihan tapi juga bisa dia cemburu sama Mita… ngapain ada dalam kamar mandi dan sebelumnya cuman berduaan aja sama aku di sini. Selanjutnya tidak ada cerita menarik untuk diceritakan pada kalian semua… yang pasti mereka ngobrol sampe jam 5.20 karena minta perpanjangan waktu dan jam 5 tadi Mita datang lagi cuman pamit langsung pulang. Malamnya seperti biasa… kejadiannya sama seperti hari pertama… mandi sore diisep lagi… kali ini sustenya lain… dia suster Fatima yang sempet aku gigit toketnya tadi siang. Dan malemnya aku main lagi… dan tidur dengan suster Wiwik… suster Anna off hari itu… jadi waktu main cuman suster Wiwik, suster Ratih dan suster Dewi… TAMAT
Sumber :http://www.matacerita.com/2013/09/cerita-sex-dewasa-ngentot-suster.html